Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

P t-1 = harga asetsaham pada saat t-1 D t = pembayaran deviden pada saat t

2.1.5 Estimate of Volatility

Volatilitas return ditunjukan dengan varian atau standar deviasi return. Volatilitas adalah pengukuran statistik variasi harga suatu instrumen Butler, 1999. Dengan kata lain, volatilitas adalah kecepatan naik turunnya return. Semakin tinggi volatilitasnya, maka kepastian return suatu saham semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Dalam melakukan forecasting, volatilitas umumnya diasumsikan konstan dari waktu ke waktu, walaupun kenyataannya tidak. Menurut Watsham 1997, volatilitas yang konstan dari waktu ke waktu disebut homoskedastic, sedangkan volatilitas yang tidak konstan disebut heteroskedastic . Volatilitas Konstan Constant Volatility dapat diukur menggunakan Standar Deviasi Standard Deviation, rata-rata bergerak sederhana Simple Moving Average dan Historical Simulation. Standar deviasi dapat digunakan untuk mengukur volatilitas data yang memiliki distribusi normal. Standar deviasi mengukur penyebaran atau distribusi yang merupakan jarak rata-rata perubahan harga terhadap mean sebagai puncak. Asumsi volatilitas dan korelasi biasanya konstan, tetapi kenyataannya volatilitas dan korelasi pada data keuangan adalah tidak konstan, kadang menunjukan ketidakteraturan. Bisa saja pada suatu periode volatilitasnya rendah namun berikutnya diikuti dengan volatilitas tinggi. Hal ini disebut dengan volatility clustering . Volatilitas tidak konstan Non-Constant Volatility dapat diukur menggunakan metode Generalized Autoregresive Conditional Heteroskedastic GARCH.

2.1.6 Permanent Component dan Transitory Component Volatility

Setiap data runtun waktu time series dapat didekomposisi menjadi dua komponen additive, yaitu sebuah series yang stasioner dan sebuah random walk . Bagian yang stasioner disebut sebagai komponen cyclical, didefinisikan sebagai momentum yang dapat diproyeksikan di setiap titik waktu dalam series . Sedangkan bagian yang random walk merupakan nilai tengah dari distribusi yang diduga untuk jalur model masa depan dari series yang sebenarnya. Beveridge dan Nelson 1981 menyebutkan bahwa komponen permanen ditunjukkan sebagai random walk dengan drift. Perbedaan antara komponen permanen dan nilai sebenarnya dari series data merupakan momentum yang terkandung dalam series pada suatu titik tertentu dan hal tersebut secara alami mengukur komponen transitory atau cyclical-nya. Komponen transitory merupakan proses stasioneritas dengan rata-rata nol. Pergerakan transitory atau cyclical dapat diamati dalam data runtun waktu ekonomi dan dapat dipisahkan dari komponen permanen atau trend yang memiliki peran penting dalam membentuk pemikiran kita mengenai fenomena yang terjadi dalam perekonomian. Dalam pasar saham juga terdapat dekomposisi komponen-komponen volatilitas. Hal ini disebabkan agen-agen dalam pasar saham yang heterogen memiliki horizon waktu perdagangan yang berbeda sehingga mengindikasikan adanya volatilitas jangka pendek short-run volatility dan volatilitas jangka panjang long-run volatility Muller et al.,1997. Andersen dan Bollerslev 1997 menunjukkan bahwa volatilitas pasar mencerminkan agregasi dari berbagai komponen volatilitas yang saling bebas, dimana masing-masing komponen tersebut memiliki struktur yang berbeda karena perbedaan datangnya informasi. Informasi yang heterogen ini akan masuk ke pasar sehingga menciptakan efek volatilitas jangka pendek short-run dan jangka panjang long-run. Lisenfeld 2001 juga menjelaskan bahwa sejumlah kedatangan informasi dan sensitifitas berita merupakan faktor penting yang dapat menjelaskan pergerakan dalam volatilitas perubahan harga saham. Volatilitas jangka pendek utamanya disebabkan oleh proses kedatangan informasi, sedangkan volatilitas jangka panjang disebabkan oleh sensitifitas berita baru. Muller et al.1997 berpendapat bahwa pedagang dalam jangka pendek akan bereaksi terhadap komponen volatilitas transitory dengan meningkatkan aktivitas perdagangan mereka, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan volatilitas. Park et al. 2007 menyebutkan bahwa informasi yang memengaruhi seluruh pasar dicerminkan oleh komponen permanen dari conditional variance. Informasi ini berkaitan dengan fundamental makroekonomi. Di sisi lain, komponen transitory dari conditional variance berasal dari noise traders atau market friction yang didasarkan pada efek mikroekonomi dari struktur pasar keuangan.

2.1.7 Arus Modal Asing dan Harga Aset

Secara teoritis, pemodal asing dapat memengaruhi kinerja pasar modal domestik secara positif maupun negatif. Menurut pandangan ekonom mainstream, salah satu manfaat arus modal asing adalah mendorong kenaikan harga saham. Arus modal asing membawa dampak pada price earning ratio PE ratio perusahaan. PE ratio yang tinggi membuat ongkos pembiayaan menjadi lebih rendah yang selanjutnya akan meningkatkan nilai investasi perusahaan. Biaya modal yang rendah dan pasar modal yang sedang booming juga dapat mendorong perusahaan untuk melakukan emisi saham. Harga premium emisi baru menjadi pendorong perusahaan lain untuk melakukan emisi saham BAPEPAM-LK, 2008. Namun, peningkatan harga saham yang tidak masuk ke perusahaan – hanya meningkatkan PE ratio – tidak akan membawa multiplier pada peningkatan output karena investasi hanya terjadi di pasar sekunder yang hanya memengaruhi harga saham dan tidak terjadi aliran masuk modal ke perusahaan. Hal inilah yang menjadi perhatian serius dalam transaksi di pasar sekunder. Wang 2007 berpendapat bahwa peran asing dalam pasar sekunder dapat dilihat dari dua aspek yaitu aktivitas perdagangan trading dan kepemilikan efek ownership. Keduanya akan akan memberikan dampak berbeda bagi volatilitas di bursa. Peningkatan harga saham dalam jangka pendek akan meningkatkan transaksi di pasar bursa sehingga memberikan dampak peningkatan volatilitas. Sebaliknya peningkatan kepemilikan saham justru akan membawa pada penurunan volatilitas. Hubungan negatif tersebut dinamakan sebagai dampak yang menenangkan calming effect terhadap volatilitas harga saham yang akan datang. Hubungan antara lonjakan modal dan booming harga aset domestik juga cukup relevan dalam ekonomi negara-negara emerging markets. Negara-negara emerging markets telah sering mengalami serangkaian siklus boom-bust yang menghasilkan krisis ekonomi. Ini dimulai dengan tahap booming ekspansi kredit,

Dokumen yang terkait

ANALYSIS THE DAY OF THE WEEK EFFECT BASED ON RETURN AND ABNORMAL RETURN IN STOCK LQ45 IN THE PERIOD 2007-2008

0 7 92

INFLUENCE OF INVESTORS’ ATTENTION ON STOCK RETURN, LIQUIDITY, AND RETURN VOLATILITY COMPARISON BETWEEN MANUFACTURE COMPANIES IN INDONESIA AND INDIA.

0 3 15

THE EFFECT OF EARNINGS MANIPULATION WITH USING M-SCOREON STOCK RETURN THE EFFECT OF EARNINGS MANIPULATION WITH USING M-SCORE ON STOCK RETURN (Empirical Evidence in Indonesia Listed Companies on LQ45 at Indonesia Stock Exchange Period 2009-2011).

0 2 15

INFLUENCE OF INVESTORS’ ATTENTION ON STOCK RETURN, LIQUIDITY, AND RETURN VOLATILITY COMPARISON BETWEEN INFLUENCE OF INVESTORS’ ATTENTION ON STOCK RETURN, LIQUIDITY, AND RETURN VOLATILITY COMPARISON BETWEEN MANUFACTURE COMPANIES IN INDONESIA AND INDIA.

0 3 19

INTRODUCTION INFLUENCE OF INVESTORS’ ATTENTION ON STOCK RETURN, LIQUIDITY, AND RETURN VOLATILITY COMPARISON BETWEEN MANUFACTURE COMPANIES IN INDONESIA AND INDIA.

0 3 9

STOCK RETURN VOLATILITY AND COINTEGRATION OF U.S. AND ASIAN MARKETS IN ACCORDANCE WITH THE FINANCIAL CRISIS STOCK RETURN VOLATILITY AND COINTEGRATION OF U.S. AND ASIAN MARKETS IN ACCORDANCE WITH THE FINANCIAL CRISIS (1997-2014).

0 3 15

DISCLOSURE OF ACCOUNTING INFORMATION AND STOCK RETURN VOLATILITY IN INDONESIA FIRM LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD JANUARY 2004 - JUNE 2006.

0 0 6

Trading Mechanisms, Return’s Volatility, and Efficiency in the Casablanca Stock Exchange

0 0 9

RETURN ON STOCK IN THE CONTEXT OF DAY OF THE WEEK EFFECT

0 0 16

ANALISIS WEEKEND EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Analysis of Weekend Effect Toward Stock Return in Indonesia Stock Exchange) Luhgiatno )

0 0 13