2.1.4 Return dan Volatilitas Saham
Ang 1997 mengatakan bahwa return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukan. Return saham
memungkinkan seorang investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai saham pada
tingkatan pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return pun memiliki peran yang amat signifikan di dalam menentukan nilai dari sebuah saham.
Jogiyanto 1998 menjelaskan bahwa terdapat dua unsur pokok return total saham, yaitu capital gain dan yield. Capital gain merupakan hasil yang
diperoleh dari selisih antara harga pembelian kurs beli dengan harga penjualan kurs jual. Artinya jika kurs beli lebih kecil dari pada kurs jual maka investor
dikatakan memperoleh capital gain, dan sebaliknya disebut dengan capital loss. Yield
merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah persentase dividen
terhadap harga saham periode sebelumnya. Menurut Jorion 2007, return aset finansial merupakan random variable.
Ada dua metode untuk pengukuran return : 1. The aritmetic atau discrete
Pada metode ini rate of return merupakan penjumlahan dari capital gain dan pembayaran dividen atau kupon dimana mempunyai persamaan sebagai
berikut: 2.2
2. Geometric rate of return Pada metode ini rate of return merupakan logaritma dari rasio harga, yaitu:
2.3 Dalam penyederhanaan rumus maka untuk pembayaran dividen diasumsikan
nol Dt = 0 sehingga persamaan diatas menjadi: 2.4
Dimana: r
t
= rate of return
pada hari t P
t
= harga asetsaham pada saat t
P
t-1
= harga asetsaham pada saat t-1 D
t
= pembayaran deviden pada saat t
2.1.5 Estimate of Volatility
Volatilitas return ditunjukan dengan varian atau standar deviasi return. Volatilitas adalah pengukuran statistik variasi harga suatu instrumen Butler,
1999. Dengan kata lain, volatilitas adalah kecepatan naik turunnya return. Semakin tinggi volatilitasnya, maka kepastian return suatu saham semakin
rendah, begitu juga sebaliknya. Dalam melakukan forecasting, volatilitas umumnya diasumsikan konstan dari waktu ke waktu, walaupun kenyataannya
tidak. Menurut Watsham 1997, volatilitas yang konstan dari waktu ke waktu disebut homoskedastic, sedangkan volatilitas yang tidak konstan disebut
heteroskedastic .
Volatilitas Konstan Constant Volatility dapat diukur menggunakan Standar Deviasi Standard Deviation, rata-rata bergerak sederhana Simple Moving Average
dan Historical Simulation. Standar deviasi dapat digunakan untuk mengukur volatilitas data yang memiliki distribusi normal. Standar deviasi mengukur
penyebaran atau distribusi yang merupakan jarak rata-rata perubahan harga terhadap mean
sebagai puncak.
Asumsi volatilitas dan korelasi biasanya konstan, tetapi kenyataannya volatilitas dan korelasi pada data keuangan adalah tidak konstan, kadang
menunjukan ketidakteraturan. Bisa saja pada suatu periode volatilitasnya rendah namun berikutnya diikuti dengan volatilitas tinggi. Hal ini disebut dengan
volatility clustering .
Volatilitas tidak konstan Non-Constant Volatility dapat diukur menggunakan metode Generalized Autoregresive Conditional Heteroskedastic
GARCH.
2.1.6 Permanent Component dan Transitory Component Volatility
Setiap data runtun waktu time series dapat didekomposisi menjadi dua
komponen additive, yaitu sebuah series yang stasioner dan sebuah random walk
. Bagian yang stasioner disebut sebagai komponen cyclical, didefinisikan sebagai momentum yang dapat diproyeksikan di setiap titik waktu dalam