Penanganan Sampel Rendemen Analisis proksimat

Tabel 1. Lanjutan Ektraksi kasar Gunting Timbangan Tabung erlenmeyer Gelas ukur Orbital shaker Saringan whatman Evaporator Rumput laut Larutan heksana p.a Larutan metanol p.a Larutan etil asetat p.a Pengujian aktivitas antioksidan Timbangan Tabung reaksi Inkubator Elisa reader Mikrowell Pipet mikro Ekstrak kasar heksana Ekstrak kasar metanol Ekstrak kasar etil asetat Vitamin C Dimethyl sulfoxide Etanol Kristal DPPH

3.3 Metode penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap yaitu penanganan sampel, analisis proksimat, ekstraksi kasar, dan uji aktivitas antioksidan. Penanganan sampel rumput laut menggunakan es agar sampel tetap segar sampai laboratorium yang akan dimasukkan ke dalam freezer. Analisis proksimat meliputi analisis kadar air, kadar abu, kadar lemak serta kadar protein. Ekstrak kasar menggunakan metode tunggal dengan larutan yang berbeda tingkat kepolarannya yaitu heksana p.a yang bersifat nonpolar, etil asetat p.a semipolar, serta metanol p.a polar yang kemudian hasil ekstrak diuji aktivitas antioksidan menggunakan metode 1,1 diphenyl 2-picryhydrazil DPPH.

3.3.1 Penanganan Sampel

Sampel rumput laut diperoleh dari Pulau Panjang, Banten. Rumput laut yang digunakan adalah jenis Euchema spinosum yang tergolong alga merah. Sampel rumput laut kemudian dimasukkan ke dalam coolbox yang telah diberi es. Hal ini bertujuan agar sampel dalam keadaan segar ketika sampai di laboratorium kemudian dimasukkan ke dalam freezer. Rumput laut dalam keadaan segar selanjutnya dibagi menjadi dua yaitu untuk analisis proksimat dan uji aktivitas antioksidan.

3.3.2 Rendemen

Ekstraksi yang dilakukan menggunakan ekstraksi tunggal agar rendemen yang dihasilkan lebih besar. Menurut Sudirman 2011 ekstraksi tunggal memiliki nilai rendemen lebih besar dibandingkan dengan ekstraksi bertingkat. Nurhayati et al. 2009 dalam Romansyah 2011 menyatakan bahwa nilai rendemen yang tinggi menunjukkan banyaknya komponen bioaktif didalamnya. Persentase rendemen dari setiap masing-masing sampel dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : Rendemen = bobot ektrak bobot sampel awal x 100

3.3.3 Analisis proksimat

Analisis proksimat merupakan suatu analisis yang digunakan untuk menduga kadar gizi. Sampel rumput laut yang digunakan dipotong hingga menjadi bagian yang kecil, kemudian dianalisis kandungan kadar air, kadar abu, kadar lemak serta kadar protein. a Kadar air AOAC, 2005 Cawan porselen yang akan digunakan untuk menganalisis kadar air terlebih dahulu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 C selama 1 jam. Cawan porselen tersebut kemudian dimasukkan ke dalam desikator hingga beratnya konstan dan kemudian ditimbang beratnya. Sampel rumput laut sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan porselen tersebut dan kemudian dimasukkan kembali ke dalam oven selama 6 jam. Cawan poselen berisi sampel yang telah dioven kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit atau hingga beratnya konstan, selanjutnya ditimbang kembali. Perhitungan kadar air menggunakan formula : Kadar air = B − C A x 100 Keterangan : A = Berat sampel rumput laut gram. B = Berat cawan dan sampel rumput laut gram. C = Berat cawan dan sampel rumput laut yang telah dioven. b Kadar abu AOAC, 2005 Cawan yang akan digunakan untuk menganalisis kadar abu terlebih dahulu dioven selama 1 jam dengan suhu 105 C dan kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama kurang lebih 15 menit atau hingga beratnya konstan, selanjutnya ditimbang. Sampel rumput laut sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan. Cawan yang telah berisi sampel rumput laut dipijarkan dengan kompor listrik hingga tidak berasap lagi. Cawan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tanur pengabuan pada suhu 600 C selama 6 jam, selanjutnya dimasukkan ke dalam desikator selama kurang lebih 15 menit atau hingga beratnya konstan, kemudian ditimbang kembali. Persentase kadar abu dapat dihitung dengan menggunakan formula : Kadar abu = B −C A x 100 Keterangan : A = Berat sampel rumput laut gram. B = Berat cawan kosong gram. C = Berat cawan dan abu gram. c Kadar lemak AOAC, 2005 Rumput laut sebanyak 5 gram W1 dimasukkan kedalam kertas saring kemudian kedua ujung tersebut ditutup dengan kapas bebas lemak. Sampel yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam selongsong lemak kemudian dimasukkan ke dalam labu lemak yang sebelumnya telah ditimbang berat tetapnya W2, selanjutnya disambungkan dengan tabung sochlet. Selongsong lemak tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung sochlet dan kemudian disiram dengan menggunakan larutan heksana dan direfluks selama 6 jam. Selanjutnya didestilasi hingga pelarut dalam labu lemak menguap. Labu lemak kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C, selanjutnya dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang kembali labu lemak tersebut W3. Persentase kadar lemak dapat dihitung dengan menggunakan formula : Kadar lemak = W3 − W2 W1 x 100 Keterangan : W1 = Berat rumput laut gram. W2 = Berat labu lemak tanpa lemak gram. W3 = Berat labu lemak dengan lemak gram. d Kadar protein AOAC, 2005 Sampel rumput laut ditimbang kurang lebih 1,5 gram kemudian masukkan ke dalam labu kjeidhal 100 ml. Sebanyak 0,25 gram selenium dan 10 ml H 2 SO 4 kemudian didestruksi pemanasan hingga mendidih sampai larutan menjadi jernih kehijau-hijauan. Larutan tersebut didinginkan, sebanyak 10 ml ditambahkan 100 ml aquades. Destilasi dengan desilator dengan suhu 100 C dengan menambahkan 10 ml NaOH 40. Hasil desilasi dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang telah berisi 100 ml asam borat 4. Larutan yang telah didestilasi kemudian dititrasi dengan menggunakan HCl 0,1013 N sampai terjadi perubahan warna merah muda kembali. Perhitungan kadar protein dapat dihitung dengan menggunakan formula : N = ml HCl − ml blanko x N HCl x 14.000 x 10 gram sampel x 1000 x 100 Kadar protein = N x 6.25

3.3.4 Ekstraksi Senyawa Bioaktif Pramadhany, 2006 dalam Romansyah,