9
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 BAHAN DAN ALAT
Bahan pengisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompos bokashi, arang sekam, dan arang kayu. Gas kontaminan yang dipergunakan adalah larutan amoniak NH
3
dengan konsentrasi 5. Asam borat H
3
BO
3
0.2 sebagai larutan penjerap amoniak, aquades, HCl 0.1 N, dan indikator phenol ptalein pp.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas saring, cawan alumunium, gelas ukur, flow meter udara, pompa kapasitas 50 litermenit, selang plastik dengan diameter 0.5 cm, pipa paralon
sebagai kolom dengan diameter 2 inci, saringan plastik, kran kecil, toples, lem aquaprof, oven, desikator, pH meter, toples, dan kawat.
3.2 METODE PENELITIAN 3.2.1 Persiapan Bahan Penyerap dan Polutan
Bahan kompos bokashi, arang sekam, dan arang kayu yang digunakan diperoleh dari penjual di Dramaga. Kompos bokashi yang masih berbentuk gumpalan dihancurkan, sehingga
ukuran pertikelnya lebih kecil. Arang sekam tidak mengalami perlakuan apa-apa. Arang kayu yang dalam bentuk potongan kayu-kayu dihancurkan terlebih dahulu, sehingga berbentuk bubuk.
Amoniak sebagai pollutan diperoleh dari toko bahan kimia, Bogor. Amoniak yang digunakan berupa larutan amoniak dengan konsentrasi 25. Amoniak selanjutnya diencerkan
sampai menjadi konsentrasi 5.
3.2.2 Pengujian Sifat Fisik-Kimia Bahan
Uji fisik terdiri dari kadar air bahan, densitas bahan, porositas, penurunan tekanan pressure drops, Water Holding Capacity WHC, dan Pollutant Holding Capacity PHC.
Prosedur ada pada Lampiran 2. Pengujian karakteristik kimia terdiri dari pH bahan, kandungan C, N, dan P dilampirkan pda Lampiran 1.
Pengujian sifat fisik dan kimia bahan dilakukan pada masing-masing bahan sebagai blanko dan bahan yang dikomposisikan menjadi 4 perlakuan seperti pada Tabel 3.
Tab
K Ar
Ar K
K K
K Ko
Bagian at aliran uda
kolom dih untuk men
air pada se volume air
Unt 4 liter. Un
dalam top Kolom Baha
bel 3. Komposi Perlakuan
ompos bokash rang sekam
rang kayu 222
122 212
221 lom yang dig
as dan bawah ara. Selang inle
hubungkan den ngukur penuru
elang. Pipa U m r = 5 ml.
Gambar 4. tuk penjenuhan
ntuk meletakan les seperti pad
an isi Bahan Peng
n K
hi
gunakan adalah pipa ditutup
et diberi keran ngan pipa U ya
unan tekanan k menggunakan
Kolom Bahan n bahan pengis
n cawan yang b a Gambar 5. T
Selang inlet gisi yang Diuji
Komposisi ba Kompos : Seka
2 2
2 2 : 2 :
1 : 2 : 2 : 1 :
2 : 2 : h pipa paralon
dengan penutu n untuk menga
ang salah satu kolom bahan pe
selang plastik
n Pengisi dan P si digunakan to
berisi bahan pen Toples diisi den
d s
. ahan gr
am : Arang
2 2
2 1
n berdiameter up paralon dan
atur aliran udar ujungnya ditut
engisi dengan dengan
Ө = 1
Pipa U oples plastik d
ngisi, digunaka ngan larutan am
Batas Ujung sela
tertutup disambungkan
selang outlet ko 2 inchi dan
n diberi selang ra yang masuk
tup Gambar 4 n melihat perbe
5 inchi, panja
dengan Ө = 8 in
an saringan pla moniak 5 seb
s tinggi air ang
dengan olom
panjang 40 c g sebagai temp
k. Bagian baw 4. Pipa U dibu
edaan ketinggi ang = 50 cm, d
nchi dan volum astik pada bagi
anyak 1 liter. m.
pat wah
uat ian
dan
me ian
3
m m
w b
p
3.2.3 An
Gas gas amoni
yang diser
3.3 ANALIS
Data ya menggambarka
mengetahui pe wilayah-bergan
beberapa kelom Penentu
parameter uji, WHC, dan po
Gam
nalisis Penye
s amoniak yan iak akan meng
rap oleh bahan
SIS DATA
ang diperoleh a an sifat masin
engaruh param nda Duncan u
mpok homogen uan bahan pen
yaitu kadar ollutant holdin
mbar 5. Tempat
erapan NH
3
ng diadsorb ole galami kenaika
.
akan disajikan ng-masing bah
eter yang diuji untuk menget
n Walpole 199 ngisi terbaik d
air, densitas, ng capacity PH
t Penjenuhan B
3
eh bahan dianal an bobot. Selis
menggunakan han. Data terse
i terhadap peny tahui segugus
95. dilakukan den
porositas baha HC, waktu jen
Bahan Pengisi
lisis dari bobot sih bobot baha
n metode deskr ebut diuji men
yerapan amoni nilai tengah
ngan menggun an, pressures
nuh bahan, serta Laruta
amoni
t bahan. Bahan an merupakan
riptif dengan g nggunakan uji
iak dan dilanju yang berbeda
nakan metode drop, water h
a rasio CN. Saring
plastik
an ak 5
n yang menyer banyaknya NH
grafik yang ak ANOVA unt
utkan dengan u a nyata menja
ranking deng holding capac
gan k
rap H
3
kan tuk
uji adi
gan city
12
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 KARAKTERISTIK FISIK BAHAN PENGISI
Menurut Ottengraf 1986, bahan pengisi merupakan jantung dari biofilter. Dengan demikian pemilihan bahan baku merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan kinerja suatu
biofilter. Hal ini terkait sifat fisik dan kimia bahan pengisi. Sifat fisik berpengaruh pada penyerapan secara fisik pollutan ke bahan pengisi. Bahan pengisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kompos bokashi, arang sekam, dan arang kayu.
4.1.1 Kadar Air
Dalam pemilihan bahan pengisi biofilter, diperlukan media dengan kadar air yang tinggi dikarenakan mikroorganisme pada biofilter membutuhkan air. Menurut Auria et al. 1997, kadar
air bahan pengisi biofilter yang optimum pada kisaran 40-60. Sedangkan menurut Williams dan Miller 1992, kadar air optimal untuk pertumbuhan bakteri pada biofilter antara 20-60. Kadar
air bahan pengisi Tabel 4 berturut-turut adalah 55.78, 6.85. 13.17. Kompos bokashi memiliki kadar air yang paling tinggi dan yang paling rendah adalah arang sekam.
Tabel 4. Kadar Air dan Densitas Kompos bokashi, Arang sekam, dan Arang kayu.
Bahan Pengisi Kadar Air
Densitas Kgm
3
Kompos bokashi 55.78
399 Arang sekam
6.85 136
Arang kayu 13.17
347 Kompos bokashi memiliki kadar air yang paling tinggi dibandingkan dengan arang sekam
dan arang kayu. Komponen-komponen organik yang ada dalam kompos menyebabkan kompos bokashi memiliki kadar air yang lebih tinggi. Arang sekam merupakan material dengan kadar air
yang paling rendah, karena kandungan bahan organik yang hampir tidak ada pada arang sekam. Kadar air untuk komposisi bahan pengisi kompos bokashi, arang sekam, dan arang kayu
disajikan pada Gambar 6. Perlakuan komposisi bahan pengisi kompos bokashi, arang sekam, dan arang menghasilkan kadar air untuk K222= 25.28, K122= 19.32, K212= 27.58, K221=
26.11. Dari hasil tersebut K212 memiliki kadar air yang lebih tinggi dan K122 merupakan komposisi dengan kadar air yang paling rendah. Kadar air paling tinggi terjadi pada saat jumlah
kompos yang lebih besar.