Water Holding Capacity WHC

18

4.1.5 Water Holding Capacity WHC

Water holding capacity merupakan kemampuan bahan dalam menahan air. Hirai et al. 2001, menyatakan bahan pengisi mempunyai daya ikat maksimum terhadap air, hal ini dipengaruhi oleh ukuran diameter pori dan porositas bahan, sehingga mempengaruhi kapasitas penghilangan pollutan secara fisik. Pengamatan jumlah air yang dapat ditahan oleh bahan dilakukan setiap 3 jam sekali selama 24 jam. Dari hasil pengamatan Gambar 10 terlihat air yang mampu ditahan oleh bahan mengalami penurunan. Pada jam pertama, arang sekam lebih banyak menahan air dibanding dengan kompos bokashi dan arang, yaitu 86.71 dilanjutkan hingga 24 jam diperoleh 51.08. Arang kayu menahan sebesar 72.04 air pada jam pertama dan dilanjutkan hingga 24 jam diperoleh 5.96 air yang dapat ditahan oleh bahan. Kompos bokashi menahan sebesar 68.22 air pada jam pertama dan mencapai nilai 0 setelah 24 jam. Berarti, kompos bokashi sudah tidak menahan air lagi setelah 24 jam. Arang sekam terlihat lebih baik dalam menahan air dibandingkan dengan arang kayu dan kompos bokashi. Hingga selama lebih dari 24 jam arang sekam lebih banyak menahan air. Gambar 10. WHC Kompos bokashi, Arang sekam, dan Arang kayu. Jumlah air yang mampu ditahan oleh bahan yang dikomposisikan Gambar 11 bervariasi. Pada waktu awal pemberian air, bahan K221 mampu menahan air sebesar 79.96 lebih besar dibandingkan dengan K122 yang mampu menahan sebesar 78.43, K222 yang mampu menahan 74.82, dan K212 sebesar 74.50. Setelah 24 jam, jumlah air yang mampu ditahan oleh K122 adalah sebesar 49.19, K222 mampu menahan sebesar 26.85, K212 mampu menahan air sebesar 20.09, dan K221 mampu menahan air sebesar 17.46. Penurunan yang dialami oleh bahan K122 lebih landai bila dibandingkan dengan K222, K212, dan K221. Dari pengamatan yang dilakukan setiap 3 jam, bahan melepaskan air sehingga jumlah air yang ditahan oleh bahan mengalami penurunan. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 3 6 9 12 15 18 21 24 Wa ter Holding Ca p a ci ty Jam ke‐ Kompos bokashi Arang sekam Arang kayu 19 Gambar 11. WHC Komposisi Bahan Pengisi. Tabel 6. Fungsi Linear Kurva WHC Komposisi Persamaan Regresi Linear R 2 Kompos bokashi Arang sekam Arang kayu K222 Y= -8.609x + 68.62 Y= -7.881x + 72.66 Y= -3.772x + 88.58 Y= -5.31x + 78.64 0.951 0.970 0.959 0.976 K122 Y= -3.254x + 81.02 0.972 K212 Y= -5.79X + 76.57 0.963 K221 Y= -6.82X + 80.91 0.987 Berdasarkan uji ANOVA dengan selang kepercayaan 95 Lampiran 5, diperoleh bahwa parameter WHC berpengaruh secara nyata terhadap penyerapan gas amoniak dengan konsentrasi larutan 5. Dari hasil uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 Lampiran 6, menunjukkan perlakuan K122 dengan K222, perlakuan K122 dengan K221, perlakuan K122 dengan K212, serta perlakuan K222 dengan K212 berbeda nyata terhadap penyerapan air, sedangkan perlakuan K222 dengan K221, K221 dan dengan perlakuan K212 tidak berbeda nyata. Penggunaan kompos bokashi mempengaruhi komposisi bahan dalam menahan air yang diberikan. Kompos lebih cepat melepaskan air yang diberikan dan air dalam bahan. Arang sekam lebih cenderung menahan air dan tidak menyerap air yang diberikan, sehingga arang sekam sulit melepaskan air. Water Holding Capacity WHC menunjukkan kemampuan bahan dalam menahan air yang diberikan hingga selang waktu tertentu, sehingga bahan tidak kering dan mampu meningkatkan kemampuan menjerap gas dan mendukung perkembangan bakteri pendegradasi amoniak. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 3 6 9 12 15 18 21 24 Wa ter H o lding Ca p a ci ty Jam ke‐ K222 K122 K212 K221 20

4.1.6 Pollutant Holding Capacity PHC