Pemetaan Kecenderungan Studi Bahasa Arab

7 mashâdir al-lughawiyyah, seperti dipetakan oleh Izzu al-Dîn Ismail. Sementara itu, selain dua kategori tersebut, Muhammad Ridhwan al-Dayah menambahkan dua poin lagi, yakni: 1 al-talif fi `ulum al-lughah kodifikasi ilmu-ilmu bahasa dan 2 mashâdir al-tarâjum wa al-ansâb sumber-sumber biografi dan profil para tokoh. Sementara itu, Abu Sulaimân, membuat kategori atau peta sumber penelitian bahasa Arab dan mengelompokkannya menjadi delapan, yaitu: 1 sumber-sumber nahwu dan sharaf, 2 sumber-sumber ushul al-nahwi, 3 sumber-sumber fiqh bahasa, 4 kamus-kamus atau ensiklopedi-ensiklopedi bahasa Arab, 5 sumber-sumber ilmu al-Arûdh, 6 sumber-sumber thabaqât para linguis dan ahli nahwu, 7 sumber-sumber kritik dan balaghah, dan 8 sumber-sumber studi kesusastraan. Berbeda dengan Abu Sulaimân di atas, Abd al-Rahmân Uthbah memetakan sumber-sumber penelitian bahasa Arab menjadi enam kategori, yaitu: 1 sumber- sumber mengenai ensiklopedi bahasa dan karya-karya mengenai kosa kata, 2 sumber- sumber mengenai biografi para sastrawan dan penyair, 3 Biografi para ahli bahasa dan nahwu, 4 referensi induk karya sastra, 5 referensi induk mengenai syair-syair pilihan dan 6 referensi induk mengenai bahasa, nahwu dan sharaf. Dari penelusuran terhadap sumber-sumber tersebut dan berdasarkan perkembangan yang terjadi di dunia keilmua bahasa Arab, diperoleh titik temu bahwa tema-tema studi bahasa Arab secara umum dapat dipetakan menjadi dua tema besar, yaitu: 1 tema kebahasaan, dan 2 tema kesusastraan. Kedua tema dan kecenderungan kajian ini dapat dirinci menjadi sebagai berikut: No. Tema Besar Klasifikasi Keilmuan Rincian Cabang 1 Kebahasaan Ilmu Alat Ilmu Sharaf Ilmu Nahwu Ilm al-Lughah Ilm al-Lughah al-Nazhari Ilm al-Lughah al-Tathbiqi Ilm al-Aswat Ilm Ushul al-Nahwi Ilm al-Dilalah Fiqh al-Lughah Maajim Arabiyyah Maajim al-Alfâzh Maajim al-Mana 2 Kesusastraan Ilm al-Balaghah Ilm al-Maani Ilm al-Bayân Ilm al-Badi Ilm al-Arudh Ilm al-Arûdh Ilm al-Qawafi Al-Adab al-Arabi Tarikh al-Adab al-Arabi Qawaid al-Syir wa al-Natsr Al-Naqd al-Adabi

3. Pemetaan Kecenderungan Studi Bahasa Arab

Pembidangan tersebut bukanlah hal yang final, melainkan dapat berubah dan berkembang sesuai dengan dinamika keilmuan bahasa Arab itu sendiri. Dua tema besar tersebut dalam perjumpaannya dengan ilm al-tarbiyah dan ilm al-lughah al-tathbiqi 8 ternyata melahirkan banyak varian bidang kajian. Ketika diaplikasikan dalam kurikulum bahasa Arab, maka yang menjadi cakupan cabang-cabang bahasa Arab adalah: 1 hiwar dialog, 2 qawaid nahwu dan sharaf, 3 muthalaah, 4 mufradat, 5 insya, 6 imla, 7 mahfûzhat, 9 tarjamah, 10 balâghah. Ketika diklasifikasi berdasarkan linguistik dari sisi keterampilannya, kajian bahasa Arab dapat dipetakan menjadi empat mahârat: 1 al-istimâ, 2 al-kalâm, 3 al- qirâah, 4 al-kitâbah. Sementara itu, jika dikaitkan dengan ilmu-ilmu lain, lahirlah beberapa kajian penting seperti: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Media Pengajaran Bahasa Arab, Teknologi Pendidikan Bahasa Arab, Sistem Evaluasi Pendidikan Bahasa Arab, dan sebagainya. Tema lain yang juga menjadi fokus kajian para ahli bahasa dan sastra Arab adalah tokoh berikut pemikiran dan kontribusinya dalam bidang kebahasaaraban. Karena itu, banyak bermunculan karya-karya mengenai Tarâjim al-Udabâ wa al- Syuarâ dan Tarâjim al-Lughawiyyîn wa al-Nahwiyyîn. Karya-karya sejenis tampak-nya dimaksudkan bahwa penelitian mengenai substansi kebahasaaraban tidak dapat dipisahkan dari para perintisnya, sehingga dari kajian ini dapat diperoleh benang merah dan tali simpul kesinambungan dan perubahan-nya dari masa ke masa. Metode penelitian kebahasaaraban juga mengalami perkembangan. Semula, metode yang banyak digunakan adalah metode deskriptif dan historis. Dewasa ini, munculnya berbagai pendekatan dan ragam analisis dalam penelitian juga mempengaruhi penelitian bahasa Arab. Di antaranya adalah: 1 analisis komparatif sebagai implikasi dari adanya ilm al-lughah al-muqâran linguistik komparatif, 2 analisis kontrastif al-tahlil al-taqâbuli dan analisis kesalahan tahlil al-akhthâ sebagai implikasi dari adanya ilm al-lughah al-taqabuli, dan 3 analisis isi tahlil al- muhtawa dan analisis wacana tahlil al-khithâb sebagai implikasi dari munculnya hermenetika dan tekstologi ilm al-nash. Kecenderungan lain yang juga mewarnai penelitian kebahasaaraban adalah penggunaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dalam hal ini, analisis statistik digunakan, terutama dalam rangka membuktikan kebenaran suatu hipotesis atau menguji validitas asumsi dasar. Karena itu, penelitian eksplanatif korelasional dan penelitian eksploratif serta penelitian eksperimen, juga menjadi model dan tren yang menarik dikembangkan. Singkatnya, studi bahasa Arab cenderung mengikuti dinamika kajian linguistik pada umumnya, meskipun dalam meresponi perkembangan masih relatif tertinggal dibandingkan dengan kajian serupa dalam bahasa Inggris. Hal ini, antara lain, disebabkan oleh terlambatnya para sarjana bahasa Arab mengakses perkembangan yang sudah lebih dulu dimotori oleh para ilmuwan Barat.

E. Kerangka Konseptual