Respon mahasiswa UIN Jakarta terhadapm penggunaan bahasa arab dan bahasa inggris dalam khutbah jum'at di Masjid Student Center UIN Jakarta

(1)

RESPON MAHASISWA UIN JAKARTA TERHADAP

PENGGUNAAN BAHASA ARAB DAN INGGRIS

DALAM KHUTBAH JUM’AT

DI MASJID STUDENT CENTER UIN JAKARTA

Skripsi ini

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

OLEH :

IWAN SETIAWAN

NIM: 103051028460

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009/1430 M


(2)

RESPON MAHASISWA UIN JAKARTA TERHADAP

PENGGUNAAN BAHASA ARAB DAN INGGRIS

DALAM KHUTBAH JUM’AT

DI MASJID STUDENT CENTER UIN JAKARTA

Skripsi ini

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

oleh :

Iwan Setiawan

NIM: 103051028460

Di bawah bimbingan:

Drs. Masran, M. Ag

NIP. 150 275 384

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009/1430 M


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini buksn hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Juni 2009


(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul RESPON MAHASISWA UIN JAKARTA TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA ARAB DAN INGGRIS DALAM KHUTBAH JUM’AT DI MASJID STUDENT CENTER UIN JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 Juni 2009. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 24 Juni

2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap

Anggota

Dr. H. Arief Subhan, MA Umi Musyarofah, MA

NIP: 19660110 199303 1 004 NIP: 19710816 199703 2 002

Anggota,

Penguji I Penguji II

Drs. Study Rizal LK, MA Drs. Wahidin Saputra, MA

NIP: 19640428 199303 1 002 NIP: 150 276 299 Pembimbing,

Drs. Masran, M.Ag NIP: 150 275 384


(5)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain ucapan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat yang di limpahkan kepada penulis. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta para mujahid islam sejati yang selalu istiqamah hingga nyawa terlepas dari raga.

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respon Mahasiswa UIN Jakarta terhadap Khutbah Jum’at Berbahasa Arab Dan Inggris Di Masjid Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Skripsi ini sebagai persyaratan memperoleh gelar S1 Sarjana Sosial di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Dalam proses penulisan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang di alami penulis, baik yang berkaitan dengan pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan, pengaturan keuangan dan sebagainya. Namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak maka segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat di atasi dan tentunya dengan izin yang Maha Kuasa. Dengan kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. Tentunya kepada:

1. Drs. Masran, M. Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan pencerahan yang telah di berikan kepada penulis.

2. Dr. Murodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, serta pembantu Dekan I, II, III Fakultas Dakwah dan Komunikasi.


(6)

3. Drs. Wahidin Saputra, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Ibu Umi Musyarofah MA. Selaku sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah menjalankan fungsinya dengan baik.

4. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmu-ilmu yang tak ternilai harganya, seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan bagian tata usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan pelayanan dengan baik

5. Alm. Ayahanda Ahda Barnikartasuwita dan Ibunda Idah Farida yang telah memberikan motivasi dan arahan yang tak pernah jenuh serta tak henti-hentinya mendoakan penulis dalam menempuh pendidikan. Kepada yang tersayang Siti Hadjar Marindra dan adik perempuanku Wida Ningsih yang selalu memberikan semangat dengan penuh ke ikhlasan dan kesabaran yang tiada tara.

6. Segenap pengurus Studrnt center yang telah memberikan izin dan membantu untuk menyelesaikan penelitian ini.

7. Teman-teman KPI 2003 Istikhori, Ucok, Agus, Humaini, Tri Yuli, Ugan, Saepullah, dan Khoeruddin, yang selalu terkenang dalam suka maupun duka. Teman-teman seperjuangan alumni Ponpes Darunnajah Jakarta yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak yang perlu diperbaiki lebih dalam. Untuk itu, saran dan kritik penulis


(7)

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk setiap orang yang membacanya.

Jakarta, 22 Juni 2009


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metodologi Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Respon ... 13

B. Faktor-faktor Terbentuknya Respon ... 16

C. Macam-Macam Respon ... 18

D. Khutbah Jum’at ... 20

1. Pengertian Khutbah Jum’at ... 20

2. Tujuan Khutbah Jum’at ... 25

BAB III GAMBARAN UMUM MASJID JAM’I STUDENT CENTER UIN JAKARTA


(9)

A. Profil ... 28

B. Struktur Kepengurusan ... 29

C. Letak Geografis ... 30

D. Klasifikasi Jama’ah ... 22

E. Penjadwalan Khatib ... 33

BAB IV RESPON MAHASISWA UIN JAKARTA TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA ARAB DAN INGGRIS DALAM KHUTBAH JUM’AT DI MASJID STUDENT CENTER UIN JAKARTA A. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Khutbah Jum’at Berbahasa Arab ... 36

B. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Khutbah Jum’at Berbahasa Inggris ... 45

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 55

B. Saran-Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

A. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Khutbah Jum’at Berbahasa Arab

Tabel 1 Tingkat Rutinitas Responden yang Melaksanakan Shalat Jum’at Di masjid Student Center UIN Jakarta ... 37 Tabel 2 Faktor pendorong responden memilih masjid student center ... 38 Tabel 3 Jumlah Responden yang Mengetahui Khutbah Jum’at di

Masjid Student Center Menggunakan Bahasa Asing ... 39 Tabel 4 Kelompok Responden Yang Menilai Baik Khutbah Berbahasa

Arab Berdasarkan Tingkat Semester ... 39 Tabel 5 Kelompok Responden Yang Menilai Kurang Baik Khutbah

Berbahasa Arab Berdasarkan Tingkat Semester ... 40 Tabel 6 Jumlah Pendapat Responden Terhadap Penggunaan Bahasa yang

Sebaiknya Dalam Penyampaian Khutbah Jum’at di Masjid

Student Center UIN Jakarta ... 41 Tabel 7 Jumlah Pendapat Responden Terhadap Penggunaan Bahasa

Asing Dalam Khutbah jum’at di Masjid Student center... 41 Tabel 8 Jumlah Pendapat Responden Tentang Manfaat Apa Saja yang

bisa dari Penyampaian Khutbah Jum’at ... 42 Tabel 9 Jumlah Resonden yang Menyimak Dengan Baik Khutbah

Jum’at Berbahasa Arab... 43 Tabel 10 Jumlah Reponden yang Menilai Retorika Khatib

Dalam Menyampaikan Khutbah Jum’at di Masjid Student Center... 44 Tabel 11 Jumlah Responden yang Menilai Tingkat Kemampuan Khatib

Dalam Menguasai Bahasa Asing di Masjid Student Center ... 45

B. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Khutbah Jum’at Berbahasa Inggris

Tabel 1 Tingkat Rutinitas Responden yang Melaksanakan Shalat Jum’at Di masjid Student Center UIN Jakarta ... 46 Tabel 2 Faktor pendorong responden memilih masjid student center ... 47 Tabel 3 Jumlah Responden yang Mengetahui Khutbah Jum’at di


(11)

Tabel 4 Kelompok Responden Yang Menilai Baik Khutbah Berbahasa

Inggris Berdasarkan Tingkat Semester ... 48 Tabel 5 Kelompok Responden Yang Menilai Kurang Baik Khutbah

Berbahasa Inggris Berdasarkan Tingkat Semester ... 49 Tabel 6 Jumlah Pendapat Responden Terhadap Penggunaan Bahasa

yang Sebaiknya Dalam Penyampaian Khutbah Jum’at di

Masjid Student Center UIN Jakarta... 60 Tabel 7 Jumlah Pendapat Responden Terhadap Penggunaan Bahasa

Asing Dalam Khutbah jum’at di Masjid Student center... 51 Tabel 8 Jumlah Pendapat Responden Tentang Manfaat Apa Saja yang

bisa dari Penyampaian Khutbah Jum’at ... 51 Tabel 9 Jumlah Responden yang Menyimak Dengan Baik Khutbah

Jum’at Berbahasa Inggris... 52 Tabel 10 Jumlah Reponden yang Menilai Retorika Khatib

Dalam Menyampaikan Khutbah Jum’at di Masjid Student Center... 53 Tabel 11 Jumlah Responden yang Menilai Tingkat Kemampuan Khatib


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang sekian lama bertambah maju dan globalisasi yang terus menerus mulai terbuka, baik itu dalam segi umum maupun religi. Dengan banyak perkembangan dan perubahan yang bisa saja mempengaruhi beberapa lapisan, baik itu dari lapisan bidang perdagangan, ekonomi, keilmuan, dan khususnya bidang keagamaan. Di dunia ini banyak sekali kepercayaan terhadap ketuhanan yang bisa dikatakan, ada sebagian kepercayaan agama yang mulai mempengaruhi kepercayaan agama lain untuk bisa mengikuti kepercayaan yang mereka bawa. Doktrin-doktrin dari berbagai cara yang bisa merubah pemikiran seseorang agar bisa menggoyahkan keyakinan kepada kepercayaan keagamaan itu sendiri.

Kita sebagai komunitas keagamaan yang sangat besar dan jumlah yang sangat banyak, menjadi satu target oleh beberapa kepercayaan yang intinya mereka ingin umat islam di dunia ini bisa bercerai berai, bagaimana pun cara dan dimana pun mereka akan lakukan demi, memecahkan kesatuan umat islam. Banyak media dakwah islam yang bisa menguatkan keyakinan kita dalam menjaga kepercayaan terhadap Allah SWT, baik itu dalam segi formal maupun non-formal. Agama islam adalah agama yang paling benar di hadapan Allah SWT, dan orang-orang yang berbeda keyakinan dari kita, hanya bisa tahu jika agama islam itu mempunyai pengikut yang sangat banyak. Oleh karena itu, mereka akan mempengaruhi kita dari manapun dan bagaimanapun. Salah satu


(13)

kegiatan keislaman yang sudah menjadi kewajiban umat islam di dunia dan di Indonesia pada khususnya adalah shalat dan khutbah Jum’at. Dimanapun islam berada, disanalah shalat dan khutbah Jum’at pasti ada.

Ini adalah suatu media dakwah islam yang sangat global, karena dengan khutbah Jum’at yang didalamnya berisikan tentang pesan-pesan keagamaan yang bisa menambah keyakinan kita terhadap Allah SWT.

Dakwah Islam di Indonesia dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan. Seiring dengan itu para juru dakwah dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif, komunikatif dan mengenai sasaran sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman, dan bisa menembus semua golongan baik itu umat islam yang muda maupun umat islam yang sudah tua.

Materi-materi yang disampaikan hendaknya variatif dengan menggunakan metode menumbuhkan minat dan memiliki daya tarik sehingga mampu menggugah sekaligus mengubah keadaan umat menjadi lebih baik1.

Hal tersebut dapat tercapai dengan menggunakan media-media yang didalamnya dapat memberikan pengaruh besar terhadap khalayak banyak khususnya umat islam secara keseluruhan.

Dalam al-Quran Allah SWT mengungkapkan dengan jelas pada surat An-Nahl ayat 125 :

"#

$

%

&'(

)

*, $

-.

/ %

0123$

4

5

6'(78%9

:;

<

#=5

1

A.H. Hasanuddin, Retorika Dakwah dan Publistik dalam Kepemimpinan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982) Hal.143


(14)

>* ?7%9

6

: '@

6 

A

9

)

#=5 %

>* ?7%9

BC

- D7,

$

E@F

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. (An-Nahl Ayat 125)

Yang intinya manusia untuk menyerukan yang mereka pelajari dan bantah lah dengan cara yang baik dan dengan mengatakan dengan tegas maka manusia bisa membedakan mana yang baik dan buruk

Dalam dakwah terdapat tiga cara untuk menyampaikan materi (pesan), yang pertama bil hal, kedua bil qolam, dan yang ketiga bil lisan2. Khutbah merupakan salah satu contoh dakwah bil lisan, tingkat keberhasilan dakwah bil lisan ini ditentukan juga pada paham atau tidaknya mad’u terhadap isi pesan yang disampaikan pada khutbah tersebut3.

Pada surat At-Taubah ayat 71 yang berbunyi :

;#&

G

$

%

H.IJ

G

$

%

"K, L =

M N

$ %%9

O =

PQ%MRSTU V

W

%X =

$

;"#

, & V %

E6 

YX

&

$

PQ#

1 V %

I # ?Z[$

PQ#=

V %

I #]^:_$

PQ#=

`V %

3N

ab9 N#

%

de. $U%f9

K,h]# ijX

kN

:;

3N

l_Vm 

L* W

8

En@

Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,

2

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1996) Edisi II, Hal. 98

3


(15)

mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At-taubah Ayat 71)

Allah mengatakan manusia bisa menjadi penolong bagi yang lainnya, dengan memberitahukan mana yang baik dan yang buruk untuk dilakukan.

Seorang khatib harus meminimalisir berbagai kemungkinan hambatan yang mungkin saja timbul ketika dia menyampaikan khutbah, baik itu dari segi bahasa, dalil-dalil yang disampaikan. Karena khutbah Jum’at merupaka bagian dari shalat jum’at yang sangat penting.

Untuk mendapatkan perhatian lebih dari mad’unya seorang khatib harus benar-benar menguasai materi, baik itu dalam pembukaan, dalil-dalil, do’a dan fasihk dalam mengucapkan ayat-ayat al-quran dan memahami kebutuhan mad’u, menjelaskan isi khutbah dengan bahasa yang mudah dicerna dan dipahami oleh mad’u yang mengikuti Khutbah jum’at tersebut. Permasalahan yang akan timbul adalah ketika mad’u tidak menyimak dan memahami bahasa yang disampaikan oleh khatib dalam menjelaskan isi-isi khutbah Jum’atnya.

Ketika khatib berbicara dengan bahasa yang dipahami oleh mad’u pun tidak menjamin mad’u paham akan maksud dan tujuan pesan yang terdapat dalam khutbahnya. Kalau sudah demikian mad’u akan kesulitan dalam merespon khutbah sang khatib dan akan semakin menimbulkan sulit untuk mengamalkan pesan-pesan kebaikan yang disampaikan dalam isi khutbahnya4. Demikian juga pada surat Ali- Imran ayat 104yangberbunyi:

6

o $ %

"K

J

pG

 :Gf9

;#7- V

i"X V

;%XGTU V %

W

%X = rTs

;"#

, & V %

4


(16)

E6 

YX

J

$

de. $U%f9 %

K=5

PQ#

? a

$

E@1

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. (Ali Imran Ayat 104)

Dengan demikian khutbah Jum’at haruslah menyerukan hal-hal mana yang baik dan yang buruk dan menjauhkan manusia dari perbuatan yang munkar dan bisa menjauhkan diri dari Allah SWT.

Demikian juga pada surat yang sama yaitu Ali Imran tapi dengan ayat yang berbeda yaitu ayat 159 yang berbunyi,

T

78

j6

pG

tN

'H&

$

"K, $

)

"# $ %

'HJ ^

u T

]v

?]l

1?T?

$

)

# L]arwx

76 G

$"#

8

)

7

T

"Kyz w 

"X a  D

%

"K|8}

"K=5" %

]3 %

B

R"So~

)

€ T

'H Gjm 

" 3^ # D T

 

tN

:;

3N

•?

„^ # D

$

E@

L

Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya. (Ali Imran Ayat 159)

Allah memberikan penjelasan dengan sangat jelas, yaitu jangan melakukan dakwah dengan kekerasan karena dengan kekerasan mereka justru akan menjauh dari kita, dan dengan dakwah yang lembut dan mendoakan mereka, dengan sendirinya mereka akan mendekati kalian dan mengikuti apa yang kalian serukan.


(17)

Bagi siapapun yang menunaikan ibadah shalat Jum’at di Masjid Student Centre Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, akan mendapatkan suatu hal yang baru, yang biasanya mereka di lingkungan masyarakat luas mengikuti shalat Jum’at yang khutbah Jum’atnya menggunakan bahasa Indonesia maupun daerah.

Namun disini kita akan mendengarkan khutbah dengan berbahasa asing yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Bagi mereka yang suka, walaupun tidak mengerti bahasa asing tersebut dia akan menjadikan khutbah tersebut sebagai tantangan untuk memahami isinya dan sebagai media pembelajaran, untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya (Arab-Inggris). Namun bagi mereka yang mengerti tentu tidak menjadi masalah dalam menangkap isi pesan berbahasa asing (Arab-Inggris) tersebut.

Meskipun kampus dikenal sebagai laboratorium bermasyarakatnya dan berhimpunnya berbagai ilmu pengetahuan, menjamin setiap civitas akademikanya terutama mahasiswa dan dosen menguasai berbagai macam bahasa, termasuk bahasa ilmiah, Arab, dan juga Inggris.

Dari berbagai gambaran di atas maka penulis merasa penting untuk mengangkat respon mahasiswa, sebagai salah satu komponen jama’ah yang hadir di Masjid Jam’i Student Center UIN Jakarta, terhadap khutbah yang disampaikan dalam format berbahasa asing (Arab-Inggris).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan sesuai dengan studi yang akan dikaji, maka untuk mempermudah penyusunan skripsi ini penulis membatasi hanya dikhususkan pada mahasiswa yang melaksanakan shalat Jum’at di masjid


(18)

Student Center Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, dan dengan jangka waktu dari bulan April sampai Mei tahun 2008, penulis juga hanya membatasi tentang respon yang dimaksud terkait terhadap penyampaian khutbah jum’at dalam bahasa Arab dan Inggris. Respon mahasiswa adalah tanggapan, reaksi atau jawaban terhadap khutbah Jum’at berbahasa Arab dan Inggris. Dari pengertian ini peneliti membatasi pada tanggapan sebagai salah satu unsur penting dalam pengertian respons.

Dari pembatasan masalah di atas penulis merumuskan masalah secara umum. Bagaimana tanggapan mahasiswa UIN Jakarta terhadap khutbah Jum’at berbahasa Arab dan Inggris di Masjid Jam’i Student Center UIN Jakarta.

Dari masalah ini dapat dirinci ke dalam sub-sub masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap khutbah Jum’at dalam

berbahasa Arab?

2. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap khutbah Jum’at dalam berbahasa Inggris?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah agar dapat mengetahui sejauh mana respon mahasiswa terhadap khutbah Jum’at berbahasa Arab dan bahasa Inggris serta sejauh mana dalam pemahaman terhadap khutbah tersebut.

Selanjutnya dengan tercapainya tujuan tersebut diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :


(19)

1. Secara Akademis, dapat memberikan masukan bagi perkembangan penelitian melalui pendekatan ilmu komunikasi.

2. Secara Praktis, berguna untuk memberikan masukan dan menambah wawasan bagi para mahasiswa UIN Jakarta dalam menanggapi dan merespons tentang penyampaian pesan dan pengemasan dakwah dalam khutbah Jum’at berbahasa Arab dan Inggris.

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Sedangkan jika ditinjau dari jenis data maka termasuk ke dalam penelitian kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan data penelitian dalam bentuk angka.

1. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam upaya mengumpulkan data dan lebih memahami fenomena yang ada, serta untuk lebih memfokuskan pada penelitian subjek yang diteliti adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang masih aktif kuliah baik itu dari semester awal sampai semester akhir, objek dari penelitiannya adalah respon atau tanggapan, reaksi dan jawaban mahasiswa UIN Jakarta terhadap khutbah Jum’at berbahasa Arab dan Inggris.

2. Populasi Dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang


(20)

menunaikan shalat Jum’at di Masjid Jam’i Student Center dengan jumlah rata-rata populasi 500 orang tiap pelaksanaan shalat Jum’at.

b. Sampel

Dalam penelitian ini penulis menentukan sampel secara acak dan harus mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan ini penulis hanya mengambil 15 persen atau sekitar 70 responden dari jumlah keseluruhan populasi yang telah disebutkan di atas.

Dalam upaya mengumpulkan data-data untuk melengkapi dalam pembuatan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode yang dapat memberikan informasi dan data-data yang maksimal

3. Teknik dan Alat Pengumpul Data

Dalam upaya mengumpulkan data-data yang benar untuk melengkapi dalam pembuatan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode yang dapat memberikan informasi dan data-data yang maksimal.

a. Angket

Dalam mengumpulkan data yang dilakukan dengan menggunakan angket yang semuanya disebarkan kepada mahasiswa yang masih aktif kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada mahasiswa untuk memperoleh data tentang respon mahasiswa terhadap khutbah Jum’at itu sendiri dan informasi guna kelengkapan skripsi ini.

b. Observasi

Penulis dengan ini terjun secara langsung ke lokasi penelitian skripsi dan mengamati terhadap pelaksanaan shalat jum’at dengan memperhatikan respon jama’ah dalam mendengarkan khutbah Jum’at, dan dengan ini penulis dapat


(21)

memperoleh data-data yang benar dan dipergunakan dalam pembuatan skripsi dan penyebaran angket yang disebarkan kepada mahasiswa UIN Jakarta yang melaksanakan shalat Jum’at di Masjid Jam’i Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Interview

Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan objek yaitu pengurus Masjid Jam’i Student Center untuk dapat memberikan data dan informasi tentang masjid Jam’i Student Center.

4. Teknik Analisis Data dan Pengumpulan Data

Yang dimaksud dengan analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, sehingga terbentuk sesuatu kategori atau satuan uraian dasar dan dapat ditemukan. Dalam pengolahan data, yang harus dilakukan adalah:

a. Editing : semua kuesioner diteliti satu persatu tentang kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya sehingga dapat disimpulkan dengan baik.

b. Memberikan kode pada setiap pertanyaan yang telah dijawab oleh responden.

c. Melakukan tabulasi yaitu membuat tabel-tabel yang sesuai dengan analisis. Pengolahan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistik persentase sebagai berikut :

n x F

P= 100%


(22)

F : Frekuensi (jumlah jawaban responden) n : Jumlah Responden

E. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam skripsi ini bisa berurutan, maka akan penulis sistematisir sedemikian rupa, sehingga menjadi beberapa bagian yang mempunyai kaitan dan saling melengkapi serta membentuk satu kesatuan yang utuh dan ada garis besarnya, pembahasan skripsi ini diklasifikasikan menjadi 5 bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teoritis, yang berisi pengertian respon dan faktor terbentuknya respon, macam-macam respon, pengertian khutbah Jum’at, tujuan khutbah. Dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman tentang pengertian respon mahasiswa

Bab III Sekilas Tentang Profil Masjid Jami Student Center UIN Jakarta, yang dimaksudkan untuk memperoleh mendapat gambaran tentang sejarah berdiri dan perkembangan Masjid Student Center UIN Jakarta, serta klasifikasi jama’ahnya dan penjadwalan khatib.

Bab IV Respon Mahasiswa UIN Jakarta Terhadap Penggunaan Bahasa Arab dan Inggris Dalam Khutbah Jum’at di Masjid Jam’i Student Center UIN Jakarta, yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum tentang


(23)

yang melatarbelakangi penyampaian khutbah Jum’at dalam berbahasa Arab dan juga membahas tentang respon mahasiswa terhadap Khutbah Ju’mat berbahasa Arab dan Inggris di Masjid Jam’i Student Center UIN Jakarta.

Bab V Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

Di akhir penulisan penulis memaparkan daftar pustaka yang digunakan untuk memperkaya dan mempelancar proses penulisan skripsi ini. Tidak lupa juga penulis melampirkan lampiran-lampiran yang dimaksud sebagai pelengkap dan penambah bobot penulisan skripsi yang dimaksud.


(24)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Respon

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa “Respon yaitu tanggapan, jawaban, reaksi terhadap suatu peristiwa yang terjadi”, misalnya :…mahasiswa terhadap kedatangan presiden sangat baik.5

Respon adalah istilah umpan balik (feed back), memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.6 Dengan adanya respon yang disampaikan oleh komunikan kepada komunikator maka akan meminimalisir kesalahan penafsiran dalam proses dakwah atau komunikasi.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer disebutkan bahwa “Respon adalah tanggapan atau reaksi.7 Menurut Poerwadinata, respon diartikan sebagai tanggapan reaksi dan jawaban.8 Respon akan muncul dari penerimaan pesan setelah sebelumnya terjadi serangkaian komunikasi.

Para ahli mempunyai penafsiran respon yang berbeda-beda, tetapi walaupun para ahli memiliki perbedaan dalam penafsiran dari sebuah kata yaitu respon atau tanggapan, namun kesemuanya itu mempunyai satu titik kesamaan. Dalam hal ini penulis memilih dari pengertian-pengertian respon di atas adalah tanggapan dan jawaban. Dan antara respon dan tanggapan muncul disebabkan oleh karena

5

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1996), edisi II, h.838

6

Ahnad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar ke Arah Metodologi, (Bandung: Yayasan Syahida, 1995), h.122

7

Peter Salim dan Yenny Sali, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: English Modern Press, 1991), h. 1268

8


(25)

adanya suatu gejala atau peristiwa yang mendahuluinya. Baik itu dalam waktu yang bersamaan maupun waktu yang berbeda. Khususnya terhadap khalayak tentu akan muncul sebagai respon atau tanggapan terhadap apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang dirasakan.

Secara luas tanggapan diartikan sebagai hasil yang didapat dari pengamatan. Jadi pengertian tanggapan adalah gambaran ingatan dari pengamatan. Menurut Agus Sujanto mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tanggapan adalah “pengamatan yang tinggal kesadaran kita yang sedang menanti”.9

Teori respon tidak akan pernah lepas dari teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang melakukan komunikasi. Untuk melihat lebih jelas terdapat dalam komunikasi di bawah ini digambarkan sebagai berikut: 10

Keterangan :

Sender

9

Agus Sujanto , Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Aksara Baru, 1991), h. 31

10

Onong Uchana Effendi, Ilmu komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Rosda Karya, 1999), Cet. XII, h. 19

Sender Encoding

Media

Message Decoding Receiver

Response Feedback


(26)

Adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

Encoding

Penyandian, yaitu proses pengalihan dalam bentuk lambang. • Message

Pesan yang merupakan serangkaian lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

Media

Seluruh komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

Decoder

Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna dalam lambang yang disampaikan komunikator kepadanya.

Response

Tanggapan seperangkat reaksi pada komunikator setelah menerima pesan. • Feed back

Umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila tersampaikan kepada komunikator.

Noise

Gangguan yang tidak direncanakan terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berada dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Model komunikasi yang dijelaskan di atas merupakan faktor-faktor keberhasilan dalam komunikasi yang efektif. Komunikator harus tahu keadaan


(27)

khalayak yang akan dijadikan sasaran dan tanggapan apa yang diinginkan. Komunikator harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya mengawasandi pesannya. Komunikator harus mengirim pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasarannya.11

B. Faktor-faktor Terbentuknya Respon

Dalam berkembangnya ilmu pengetahuan yang ada di tengah-tengah kehidupan manusia, proses komunikasi pun terus dibutuhkan dalam menyampaikan suatu pesan dari satu manusia ke manusia lainnya. Manusia dalam pertumbuhannya menjawab dan mengatasi semua pengaruh dari dirinya, untuk mengembangkan fungsi alat inderanya sesuai dengan fungsinya, terus memperhatikan, menggali segala sesuatu di sekitarnya, Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha menggunakan alat inderanya dalam menggali lingkungan di sekitarnya serta aspek-aspek eksternal (yang mempengaruhi dari luar diri manusia).

Seperti yang dikatakan Bimo Walgito “Alat indera itu penghubung antara individu dengan dunia luarnya”.12 Tanggapan yang diperoleh individu selain tergantung pada stimulus juga tergantung pada keadaan individu itu sendiri dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada dua faktor berikut yaitu:

a. Faktor internal, yaitu yang ada di dalam diri sendiri. Jasmani dan rohani merupakan dua unsur yang ada pada manusia. Seorang manusia yang

11

Ibid., h. 19

12


(28)

mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut.

Unsur-unsur rohani dan psikologis yang meliputi keberadaan, perasaan, akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi dan lain sebagainya. Sedangkan unsur jasmani meliputi keberadaan, keutuhan dan cara bekerjanya alat indera, urat saraf, dan bagian-bagian tertentu pada otak.

b. Faktor eksternal, yaitu yang ada pada ruang lingkup lingkungan di sekitar individu. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya pengantar psikologi umum menyatakan bahwa faktor lingkungan berhubungan dengan objek menimbukan stimulus dan stimulus mengenai alat indera.13

Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuat, apabila tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari oleh individu yang bersangkutan, dengan demikian ada batas kekuatan yang sekurang-kurangnya dari stimulus, agar stimulus dapat memindahkan kesadaran pada individu.

Batas kurang stimulus yang dapat menimbulkan kesadaran pada individu disebut ambang absolut sebelah bawah atau juga disebut ambang stimulus. Kurang dari kekuatan tersebut individu tidak akan menyadarinya.14

C. Macam-macam Respon

Secara garis besar respon dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yaitu: 1. Respon Kognitif (respon perseptual atau pernyataan mengenai apa yang di

yakini). Respon kognitif verbal merupakan pernyataan mengenai apa yang di percayai atau diyakini mengenai objek sikap. Respon non verbal lebih sulit

13

Bimo Walgito, Op. Cit., h. 55

14


(29)

diungkap di samping informasi tentang sikap yang diberikannya dan lebih bersikap tidak langsung.

2. Respon Afektif (respon syaraf simpatik dan pernyataan afeksi). Respon afektif verbal dapat dilihat pada pernyataan verbal perasaan seseorang mengenai sesuatu, kalau seseorang memberikan komentar negatif terhadap perlakuan Yahudi terhadap penduduk Palestina di Jalur Gaza (misalnya betapa menyebalkannya perbuatan serdadu Israel), dapat diartikan bahwa sangat memungkinkan sikapnya terhadap Palestina adalah positif. Respon Afektif non verbal berupa reaksi fisik seperti ekspresi muka yang mencibir, tersenyum, marah, dan lain-lain yang dapat menjadi indikasi perasaan seseorang terhadap objek sikap.

3. Respon Konatif (respon berupa tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). Respon Konatif pada dasarnya merupakan kecenderungan untuk berbuat, dalam bentuk verbal, terungkap lewat pernyataan keinginan melakukan.bentuk pernyataan konatif dapat berupa keinginan untuk ikut serta dalam solidaritas Palestina. Sedangkan Respon Konatif non verbal dapat berupa ajakan pada orang lain untuk menyumbangkan uang bagi pengungsi Palestina.15

Selain itu, macam-macam respon atau bentuk-bentuk respon yang diartikan sebagai tanggapan dapat dibedakan berdasarkan indera yang digunakan, menurut asalnya atau ikatannya. Berdasarkan indera yang di pakainya tanggapan dibagi menjadi 5 macam. Dalam hal ini Abu Ahmad mengatakan:

15


(30)

“Menurut indera yang digunakan, tanggapan dapat dibagi menjadi 5 macam yaitu: tanggapan pengadilan, tanggapan baru, tanggapan pengecap, tanggapan pendengaran, dan tanggapan peraba. Menurut ikatannya tanggapan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu: tanggapan keberadaan dan tanggapan pengamatan”.16

Lebih rinci lagi Agus Sujanto mengemukakan macam-macam tanggapan sebagai berikut :

1. Tanggapan Auditif adalah Tanggapan terhadap apa-apa yang didengar, baik berupa suara, ketukan, dan lain-lain.

2. Tanggapan Visual adalah Tanggapan terhadap sesuatu yang terdapat dari gambar atau sesuatu yang dilihatnya.

3. Tanggapan Perasa adalah Tanggapan sesuatu yang dialami oleh dirinya sendiri.17

Tanggapan menurut terjadinya yaitu:

1. Tanggapan Ingatan, adalah ingatan masa lampau, artinya tanggapan terhadap kejadian yang telah lalu.

2. Tanggapan Fantasi, yaitu tanggapan masa kini atau tanggapan terhadap sesuatu yang terjadi saat ini.

3. Tanggapan Pikiran, yaitu tanggapan masa datang atau tanggapan terhadap sesuatu yang akan terjadi di masa datang.18

Tanggapan menurut lingkungannya:

1. Tanggapan Benda, yakni tanggapan benda-benda yang ada di sekitarnya. 2. Tanggapan Kata-kata, yakni tanggapan seseorang terhadap ucapan atau

kata-kata yang dilontarkan oleh lawan bicara.19

16

Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet III, h. 64.

17

Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Aksara Baru, 1991), h. 30

18


(31)

D. Khutbah Jum’at

1. Pengertian Khutbah Jum’at

Khutbah Jum’at adalah khutbah yang dilakukan ketika shalat Jum’at sebanyak dua kali. Sedangkan shalat Jum'at adalah ibadah shalat yang dikerjakan pada hari Jum'at dua raka’at secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah Jum’at. Shalat Jum'at memiliki hukum wajib 'ain bagi laki-laki dewasa beragama Islam, merdeka, dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu. Jadi bagi para perempuan, anak-anak, orang sakit dan budak memiliki keistimewaan-keistimewaan lainnya walaupun shalat Jum’at tidaklah wajib hukumnya dan dilakukan hanya satu kali dalam seminggu.

Adapun ketentuan-ketentuan Shalat jum’at dalam hal meninggalkan kegiatan lain pada hari jum’at kecuali shalat jum’at dan mendengarkan khutbah jum’at sebagai syarat sah shalat. Hal ini telah di jabarkan dalam dalil Al-Qur'an Surah Al-Jum'ah ayat 9 yang berbunyi:

zP-%Ue. V

BC

…3N

)

†#& G

P‡

#r

I # ?Z[?

$

6 G

s"# V

= ˆ $

)

"#

=

T

YX ^

tN

)

%M

• %

$

"K

$ •

i"X

j

"K

3$

;

*DJ ^

;#

? = 

EL

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Al-Jumuah Ayat 9)

19


(32)

Allah memerintahkan manusia untuk meninggalkan jual-beli (berdagang) untuk melakukan shalat Jum’at, serta menyimak khutbah Jum’at yang secara tidak langsung menjadi bagian dari shalat Jum’at. Dengan demikian shalat Jum’at memiliki keistimewaan tersendiri di bandingkan shalat-shalat wajib lainnya, walaupun shalat Jum’at dilakukan satu kali dalam satu minggu.

Khutbah Jum’at merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah shalat Jum’at. Khutbah Jum’at sangat menentukan sah tidaknya ibadah tersebut, seperti dalam hadits: “Fardhunya shalat Jum’at ada tiga perkara yaitu khutbah dua kali dengan berdiri serta harus duduk (sebentar) antara dua khutbah dan shalat Jum’at dua raka’at dengan berjama’ah”.20

Setiap berkhutbah hendaknya khotib menyusun khutbahnya sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian para jama’ah untuk mendengarkan isi dari khutbah tersebut, sehingga temanya tidak berlompatan, bahasanya komunikatif, enak didengar, ringkas, dan tidak bertele-tele. Untuk itu setiap khotib harus mempersiapkan diri bila perlu bawalah teks dan tinggal membacanya sehingga isi khutbah tidak keluar dari tema khutbah.

Penguasaan masalah yang akan diterangkan. Khatib dituntut agar terlebih dahulu menguasai masalah yang akan disampaikan dalam khutbah, termasuk dalil-dalil yang akan diterangkan sebagai dalil argumentasi untuk memperkuat uraiannya, baik itu berupa kutipan dari Al-quran maupun al-hadist, ataupun pendapat para-para ahli yang bertentangan dengan kedua sumber ajaran islam tadi. Yang dimaksud dengan penguasaan masalah, termasuk penguasaan membacanya, jangan sampai salah membaca walaupun salah harakat, lantaran salah harakat bisa

20

Al-Imam Taqyuddin Abu Bakar Al Husaini, Kifayatul Akhyar, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1984), h. 306.


(33)

menimbulkan salah makna, akibatnya nilai khutbah secara keseluruhan bisa berkurang isi dan motifnya.

Adapun jika khutbah Jum’at atau yang lainnya itu sudah terbentuk naskah tau catatan yang hanya tinggal membaca saja pada waktu berkhutbah, dalam hal ini hendaknya khatib terlebih dahulu menelaahnya secara seksama dan mantap. Lagi pula pada waktunya tidak ada hal hanya asal baca saja tanpa di hayati kandungan isinya, melainkan harus dihayati dan dijiwai agar supaya khutbah itu benar-benar jelas dan meresap bagi pendengarnya dan dapat direalisasikan pada kehidupan sehari-hari baik itu dalam lingkungan kampus maupun lingkukan diluar kampus.

Adapun syarat khutbah Jum’at yaitu21 :

a. Telah masuk waktu Dzuhur, akan lebih baik lagi jika khatib datang lebih awal sehingga tidak sampai melangkahi jama’ah yang telah duduk22.

b. Isi khutbah dapat didengar dan dapat dipahami oleh para jama’ahnya. Khutbah Jum’at boleh menggunakan bahasa apa saja andaikata tidak ada yang bisa khutbah berbahasa Arab, namun setiap orang wajib belajar khutbah dengan bahasa Arab.23

c. Mendahulukan dua khutbah sebelum melaksanakan shalat Jum’at. Dan, antara khutbah pertama dan khutbah kedua dikerjakan berturut-turut

d. Suci dari najis baik badannya, pakaiannya dan tempatnya.

21

Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Bogor : Cahaya Salam, 2003), h. 347.

22

Masrap Suhaemi, Khutbah Jum’at Pilihan Anda, (Surabaya : Karya Utama, 1985), h. xii.

23


(34)

e. Menutup auratnya dan berpakaian sopan yang sesuai dengan jabatan yang disandangnya sebagai khutbah.

f. Duduk antara dua khutbah dengan tuma’ninah. Andaikata ia tidak mampu berdiri lalu ia berkhutbah dengan duduk, maka ia wajib memisah antara dua khutbah tersebut dengan diam sebentar.

Khutbah Jum’at terdiri dari dua khutbah, adapun cara sistematika khutbah pertama adalah :

a) Pendahuluan, berintikan hamdalah, dua kalimat syahadat, salawat kepada nabi Muhammad SAW.

b) Pokok masalah yang dibahas, semangat ketaqwaan dan ajaran Al-quran walau satu ayat pada khutbah yang pertama, sebagai dan pegangan yang pokok.

c) Batang tubuh khutbah adalah uraian khutbah yang diperkuat oleh naskah-naskah yang berhubungan yang dikaitkan dengan fakta dan sejarah.

d) Beberapa kesimpulan

e) Peutup khutbah pertama, diiringi dengan harapan do’a.

Cara sistematika khutbah Jum’at kedua :

a) Pembukaan dengan membaca hamdalah, dua kalimat syahadat, salawat nabi Muhammad SAW, dan wasiat taqwa.

b) Stressing atau penguatan dan ajakan

c) Khutbah kedua ini lebih sederhana dan labih pendek dari pada khutbah yag pertama. Titik beratnya penguatan dan ajakan, kemudian dengan :

d) Do’a penutup yaitu mendo’akan kepada orang-orang mukmin dan segenap muslim.


(35)

Di dalam melaksanakan tugas, seorang khatib harus selalu mengingat rukun khutbah Jum’at yang menentukan sah tidaknya shalat Jum’at tersebut, namun jika salah satunya tertinggal maka shalat Jum’at tidak sah dan harus mengulangi khutbahnya. yaitu :

a. Memuji kepada Allah dengan membaca Hamdalah “Alhamdulillah” b. Membaca Shalawat Nabi Muhammad dalam dua khutbah

c. Berpesan atau wasiat untuk bertaqwa kepada Allah dalam dua khutbah d. Membaca ayat Al-Qur’an pada khutbah awal atau akhir dan ditutup dengan

iringan do’a memohonkan ampun untuk semua umat Islam baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal.

2. Tujuan Khutbah Jum’at

Pada dasarnya tujuan khutbah Jum’at sama dengan khutbah-khutbah yang lainnya yaitu bertujuan untuk memberikan nasehat yang bermanfaat bagi agama mereka. Bahwasannya khutbah di samping merupakan ibadah, juga adalah merupakan salah satu sarana atau media yang dapat menunjang suksesnya pembangunan yang sedang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam rangka menuju cita-citanya yaitu masyarakat yang makmur dan sejahtera. Adapun hakekat khutbah adalah fatwa setiap pesan yang harus dipegangi oleh umat untuk dijadikan pedoman dalam mengarungi perjuangan hidup agar sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat.

Namun pada hakikatnya sebuah khutbah itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia di dunia ini karena di dalam khutbah tersebut terdapat ilmu-ilmu


(36)

dan nasihat-nasihat yang bisa dijadikan sebuah motivasi untuk menjalankan hidup ini dengan benar dan lurus.

Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa tujuan khutbah Jum’at antara lain: a. Mengajak umatnya untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT dan menjadi

hamba-Nya yang beriman.

b. Membangkitkan Amar-ma’ruf nahi-munkar atau berusaha menegakkan dan melaksanakan syari’at Islam.

c. Memupuk atau membina persatuan dan persaudaraan dikalangan umat Islam khususnya, dan menggalang persatuan dan hidup rukun di antara sesama umat manusia.

d. Bersama-sama membangun masyarakat sejahtera, adil makmur di bawah ampunan dan ridha Allah SWT.


(37)

BAB III

GAMBARAN UMUM MASJID JAM’I STUDENT CENTER UIN JAKARTA

Sebagai universitas yang dilatarbelakangi oleh Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki masjid yang cukup megah, dan berperan penting dalam bidang kerohanian dan pendidikan. Masjid Student Center diperkirakan bisa menampung seribu orang lebih. Jumlah mahasiswa yang setiap tahunnya selalu bertambah dengan latar belakang pendidikan yang berbeda satu sama lain, baik itu lulusan sekolah umum ataupun pondok pesantren. Masjid ini adalah salah satu media dakwah di dalam lembaga kampus sekaligus sebagai tempat beribadah bagi mahasiswa pastinya.

Masjid Al-Jami’ah yang sering disebut juga sebagai masjid Student Center ini, memiliki daya tarik yang cukup menarik dengan bentuk masjid yang cukup modern, memiliki kenyamanan bagi siapapun yang menunaikan ibadah dan kaligrafi-kaligrafi yang mengukir indah di setiap dinding dan kubahnya. Masjid ini dikelilingi oleh seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis dalam bab ini akan membahas tentang masjid Student Center secara sepenuhnya, serta melampirkan gambar konsep masjid yang sekarang sudah berdiri kokoh di tengah-tengan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan demikian secara tidak langsung penulis memberikan penjelasan dan membagi menjadi beberapa bagian yang di antaranya menyinggung tentang profil masjid Al-Jami’ah Student Center tu sendiri.


(38)

A. Profil

Masjid yang sering disebut masjid Student Center, mempunyai nama yang cukup indah yaitu masjid Al-Jami’ah yang sering disebut juga dengan Masjid S.C, masjid ini dibangun pada tahun 2002 dengan luas bangunan keseluruhan 6.577 m2. Masjid Student Center ini ditargetkan selesai pada tanggal 20 Januari 2003, namun target pembanguna ini meleset karena ada beberapa kendala di dalamnya, masjid ini baru rampung pada tanggal 31 Agustus 2003. Masjid Student Center yang di luarnya memiliki empat menara ini diserahkan pada tahun 2003 oleh IDB (Islamic Development Bank) kepada pihak kampus UIN (Universits Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta dan masjid Student Center mulai digunakan pada awal tahun 2004.

Masjid yang diberi nama Masjid Al-Jami’ah Student Center ini pada waktu itu diresmikan oleh rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat itu dijabat oleh bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra.

Masjid Al-Jami’ah tidak hanya digunakan mahasiswa sebagai tempat ibadah baik shalat lima waktu, masjid ini juga digunakan untuk shalat Jum’at, kegiatan ibadah yang lainnya, masjid Student Center juga digunakan mahasiswa untuk diskusi keilmuan dan untuk mengkaji kitab-kitab, pelatihan Qari yang diadakan oleh UKM Himpunan Qari-Qariah Mahasiswa (HIQMA) yang dilaksanakan setiap minggunya tepatnya pada hari Selasa sampai Kamis dan kegiatan-kegiatan mahasiswa yang diadakan oleh UKM lainya yang ada di dalam kampus.

Masjid Student Center yang dalam pelaksanaan shalat jum’at ini khutbahnya menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris ini, sangat menarik banyak jama’ah untuk melaksanakan shalat jum’at di masjid ini. Dalam penyampaian khutbah


(39)

Jum’at dalam bahasa Arab dan Inggris cukup jarang ditemukan. Untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam menggunakan bahasa asing masjid Student Center ini para pengurus masjid memiliki program dalam pengetahuan bahasa bagi mahasiswa dan untuk itu pengurus masjid Student Center akan menambah penggunaan bahasa asing dalam pelaksanaan khutbah Jum’at yaitu dengan dua bahasa asing lainnya, yaitu bahasa Jerman dan bahasa Mandarin. Hal ini merupakan target atau rencana yang diungkapkan oleh pengurus harian masjid Student Center yaitu bapak Burhan S.PdI.

B. Struktur Kepengurusan

Seperti masjid-masjid lainnya, yang mempunyai struktur dalam mengurus masjid itu sendiri, baik itu dalam segi kebersihan, segi keamanan, segi kenyamanan jama’ah dalam melakukan ibadah, dan lain sebagainya. Masjid Jami’ah memiliki struktur organisasi yang cukup sederhana, saat ini masjid Al-jami’ah yang sering juga disebut masjid Student Center masih belum mempunyai struktural yang detail dalam mengelola masjid student center secara keutuhan masjid itu sendiri dan dikarena masjid Al-Jami’ah ini berada dalam satu gedung yaitu Student Center dan ruang lingkup kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, maka kepengurusan masjid juga berada di dalam kepengurusan sektretariat Student Center.

Kepengurusan gedung ini meliputi bangunan-bangunan dan fasilitas-fasilitas, baik itu ruangan-ruangan yang digunakan UKM dan juga sarana olah raga dan aula yang biasanya digunakan dalam barbagai acara-acara formal


(40)

maupun non-formal, baik itu seminar maupun lomba-lomba yang diadakan oleh UKM-UKM tertentu, yang ada di dalam gedung Student Center itu sendiri.

Adapun struktur kepengurusan Student Center:

Ketua : Drs. Samsul Arifin, Mpd

Koordinator bidang UKM : Saefudin Asrori, M. Si Koordinator Bidang Masjid : Dr. Ahmad Dardiri

Pelaksana Harian : Burhan, S. Pdi

Koordinator Keamanan dan Kebersihan : Abdul Hamid, S. Ag

Marbot : Adnan

C. Letak Geografis

Dari beberapa gedung yang ada di kampus I UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, gedung Student Center merupakan cental karena posisi gedung student center yang berada pada tepat di tengah-tengah gedung-gedung yang ada di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Gedung ini memiliki tiga lantai dan diapit oleh dua gedung fakultas di antara gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dan Fakultas Syariah dan Hukum (Faksyahum), Fakultas Adab dan Humaniora (FAH).

Masjid ini berada di dalam gedung Student Center. Sedangkan Student Center itu sendiri memunyai beberapa ruangan yang dipergunakan oleh UKM-UKM kampus, sebagi sekretariat masing-masing UKM-UKM, dan tepat di depan pintu


(41)

masuk masjid Student Center ada halaman yang cukup luas dan sering dipergunakan untuk kegiatan olah raga maupun kegiatan-kegiatan seni dan banyak dipergunakan kegiatan-kegiatan lainnya.

Letak masjid al-jami’ah berada di lantai dua dan tiga Student Center. Tepat di bawah masjid ada aula yang digunakan untuk acara-acara kampus ataupun seminar-seminar maupun kajian-kajian ilmu lainya, dan juga tempat untuk berwudhu dan kamar mandi. Di bagian luar Student Center digunakan oleh UKM dan Koperasi Mahasiswa dan kantin.

Gedung Student Center memiliki empat menara masjid, dan memiliki sepuluh tiang penyangga pada masing-masing bagian, baik itu pada bagian belakang, samping kanan, samping kiri, dan bagian depan.

Di bagian depan masjid tepatnya di lantai dua digunakan sebagai kantor secretariat pengurus gedung Student Center dan tiga pintu utama untuk akses keluar masuk mahasiswa. Di setiap menara memiliki tangga sebagai akses masuk ke lantai dasar yang aksesnya menuju aula dan tempat wudhu dan UKM-UKM dan masjid berada lantai dua dan bisa melalui empat menara tersebut.

Adapun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di dalam lingkungan masjid yang sampai saat ini masih melakukan kegiatan-kegiatanya adalah sebagai berikut:

1. UKM Riak


(42)

3. UKM Kalacitra

4. UKM Federasi Olah Raga Mahasiswa (Forsa) 5. UKM Paduan Suara Mahasiswa (PSM) 6. UKM Pramuka

7. UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK) 8. UKM Arkadia

9. UKM Resimen Mahasiswa (MENWA) 10. UKM Korp Suka Rela (KSR)

11. UKM Teater Syarif Hidayatullah (Syahid) 12. UKM Ranita

13. UKM Himpunan Qori-Qoriah Mahasiswa (HIQMA) 14. Kongres Mahasiswa Universitas (KMU), dan 15. UKM Koperasi Mahasiswa (Kopma).

D. Klasifikasi Jama’ah

Dalam setiap minggunya pelaksanaan rutinitas ibadah shalat Jum’at yang dilaksanakan di Masjid al-Jami’ah Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang seluruh mahasiswanya beragama Islam dan berada pada lingkungan masyarakat muslim juga, dalam pelaksanaan shalat dan khutbah Jum’at, dan


(43)

dengan letak keberadaannya di dalam lingkungan kampus, maka secara tidak langsung jama’ah yang melaksanakan shalat dan khutbah Jum’at mayoritas adalah seluruh mahasiswa UIN Jakarta. Dan khatib yang memberikan khutbah Jum’at pada saat pelaksanaan shalat Jum’at adalah dosen-dosen yang menguasai dua bahasa asing tersebut atau salah satu pengurus Masjid Al-Jami’ah Student Center Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh pelaksana harian bapak Burhan, S. Pdi, siapa pun termasuk mahasiswa yang mampu memberikan khutbah dan mahir berbahasa Arab dan Inggris boleh menjadi seorang khatib pada pelaksanaan shalat Jum’at di masjid Student Center UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

Khutbah Jum’at di masjid Al-Jami’ah Student Center yang menggunakan bahasa Arab dan Inggris, dengan tujuan untuk pembelajaran bagi seluruh mahasiswa UIN Jakarta itu sendiri. Jama’ah yang ikut melaksanakan shalat Jum’at ini sangat banyakbaik itu mahasiswa, dosen-dosen, karyawan, dan sebagian kecil masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

E. Penjadwalan Khotib Jum’at

Dalam pelaksanaan khutbah Jum’at di masjid Student Center baik itu dalam menggunakan bahasa Arab maupun bahasa Inggris, pengurus masjid menjadwal khatib secara ditunjuk oleh pengurus masjid Student Center. Khatib yang memberikan khutbah Jum’at di masjid Student Center adalah dosen-dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun syarat untuk menjadi khatib di masjid Student Center adalah seseorang yang masih mempunyai keterlibatan secara langsung di UIN Syarif


(44)

HIdayatullah Jakarta, contohnya dosen-dosen dan mahasiswa-mahasiswa yang memiliki kemampuan berbahasa Arab dan Inggris dengan baik dan lancar. Tidak diperbolehkan pihak luar menjadi khatib di masjid Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,karena ditakutkan akan membawa pengaruh yang kurang baik bagi para jam’ah yang melaksanakan shalat dan Khutbah Jum’at di masjid Student Center yang sebagian besar mahasiswa UIN Jakarta.

Pengurus masjid Student Center dalam memilih khatib yang mengisi khutbah Jum’at berbahasa Arab dan Inggris dengan cara melihat dan mengetahui bahwa calon kahtib tersebut memiliki kemampuan bahasa Arab dan Inggris yang baik dan benar, serta mempunyai pengetahuan agama yang dalam dan baik.


(45)

BAB IV

RESPON MAHASISWA UIN JAKARTA TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA ARAB DAN INGGRIS DALAM KHUTBAH JUM’AT

DI MASJID STUDENT CENTER UIN JAKARTA

C. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Khutbah Jum’at Berbahasa Arab

Khutbah Jum’at merupakan salah satu media dakwah yang tidak akan pernah hilang dalam sejarah peradaban Islam. Khutbah Jum’at juga mempunyai peranan penting dalam perkembangan agama Islam. Dimana di dalam khutbah Jum’at tersebut menyampaikan pesan-pesan keagamaan kepada jama’ah yang mengikuti khutbah tersebut dan dapat direalisasikan pada kehidupan sehari-hari.

Khutbah yang selalu dilakukan pada hari Jum’at, tepat pada waktu shalat Dzuhur, dan menjadi bagian yang dianggap wajib diikuti oleh seluruh umat Islam diseluruh dunia.

Oleh karena itu, setiap mahasiswa atau siapa pun yang memiliki minat dalam mengembangkan bidang dakwah khususnya dakwah bil lisan harus senantiasa meningkatkan kemampuan mereka di dalam menyampaikan pesan dakwahnya, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan dakwah Islam. Demi peningkatan kualitas khutbah inilah seorang khatib patut mengetahui bagaimana respon mad’u terhadap pesan yang ia sampaikannya.

Respon yang akan timbul dari jama’ah yang mengikuti khutbah Jum’at di masjid Student Center terhadap khutbah Jum’at berbahasa Arab akan berbeda, kemungkinan ini bias terjadi karena setiap jama’ah memiliki penguasaan bahasa yang berbeda-beda, baik itu dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Inggris.


(46)

Tanggapan mahasiswa terhadap khutbah Jum’at, penulis jelaskan dengan menggunakan angket yang didalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan tentang khutbah Jum’at berbahasa Arab dan dijelaskan dengan mengunakan tabel-tabel dibawah. untuk itulah maka penulis dengan ini akan menjabarkan beberapa hasi-hasil penelitian penulis berdasarkan penggunaan angket yang disebarkan kepada jama’ah yang sebagian besar mahasiswa UIN Jakarta dalam format tabel-tabel sebagai berikut:

TABEL 1

Tingkat Rutinitas Responden yang Melaksanakan Shalat Jum’at Di masjid Student Center UIN Jakarta

No Responden Frekuensi Persentase

1 Selalu 5 7 %

2 Sering 38 54 %

3 Jarang 14 20 %

4 Tidak pernah 13 19 %

Jumlah 70 100 %

Dalam tabel diatas responden mempunyai rutinitas yang berbeda-beda dengan ini penulis bisa melihat lebih jelas. Responden yang selalu melaksanakan shalat Jum’at di masjid Student Center UIN Jakarta sebanyak 5 responden atau sama dengan 7%, responden yang sering tetapi tidak selalu melakukan shalat Jum’at di masjid Student Center sebanyak 38 responden atau sama dengan 54%. Sedangkan jumlah responden yang jarang melakukan shalat Jum’at sebanyak 14 jama’ah atau sama dengan 20%, dan jumlah jama’ah yang tidak pernah berjumlah


(47)

13 responden sama dengan 19%. Dengan demikian mahasisawa masih tetap melakukan shalat Jum’at dan memiliki minat yang cukup banyak.

TABEL 2

Faktor pendorong responden memilih masjid student center No Faktor Pendorong Frekuensi Persentase

1 Karena Khutbahnya Berbahasa Asing

6 8 %

2 Karena Dekat 48 69 %

3 Ikut Teman 16 23 %

Jumlah 70 100 %

Pada tabel ini penulis membahas tentang beberapa faktor pendorong responden untuk memilih melaksanakan shalat jum’at dan mengikuti khutbah jum’at di masjid student center. Pertama jumlah responden yang mengakui faktor pendorongnya Karena Khutbahnya Berbahasa Asing, 6 responden atau 8%. Faktor yang kedua Karena Dekat, 48 responden atau sama dengan 69%. Sedangkan faktor yang terakhir yaitu karena Ikut Teman, berjuumlah 16 responden atau 23% dari jumlah keseluruhan. Jumlah yang paling banyak adalah responden yang memiliki alasan karena dekat, dengan demikian faktor demikian yang bisa menimbulkan respon yang cukup kecil terhadap penyiamakan dan pemahaman terhadap khutbah-khutbah yang disampaikan oleh para khatib di masjid Student Center.


(48)

TABEL 3

Jumlah Responden yang Mengetahui Khutbah Jum’at di Masjid Student Center Menggunakan Bahasa Asing

No Responden Frekuensi Persentase

1 Sudah Tahu 42 60 %

2 Belum Tahu 28 40 %

Jumlah 70 100 %

Sebagian besar jama’ah yang melaksanakan Shalat Jum’at di masjid Student Center adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, jumlah responden yang sudah tahu bahwa khutbah Jum’at di Masjid Student Center UIN syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan bahasa asing adalah 42 responden atau sama dengan 60%, sedangkan responden yang belum tahu adanya informasi tersebut berjumlah 28 responden atau 40%. Jadi jelas diketahui bahwasannya tidak seluruh mahasiswa mengetahui khutbah Jum’at di masjid Student Center dengan menggunakan bahasa asing yaitu bahasa Arab dan Inggris.

TABEL 4

Kelompok Responden Yang Menilai Baik Khutbah Berbahasa Arab Berdasarkan Tingkat Semester

No Jenis Respon Tingkat Semester

Frekuensi Persentase

2-6 12 60%

1 Menilai Baik

8-12 8 40%


(49)

Pernyataan responden yang menilai baik Khutbah jum’at berbahasa arab, mempunyai latar belakang responden atau tingkatan semester yang berbeda-beda. Tabel diatas menguraikan bahwa mahasiswa dari semester 2 sampai 6 yang menilai baik khutbah berbahasa arab, 12 atau sama dengan 60%.

Sedangkan mahasiswa semester 8 sampai 12, hanya 8 atau sama dengan 40% dari jumlah keseluruhan mahasiswa yang menilai baik khutbah jum’at berbahasa arab di masjid student center UIN Jakarta.

TABEL 5

Kelompok Responden Yang Menilai Kurang Baik Khutbah Berbahasa Arab Berdasarkan Tingkat Semester

No Jenis Respon Tingkat Semester

Frekuensi Persentase

2-6 32 64%

1 Menilai Kurang Baik

8-12 18 36%

Jumlah 50 100%

Menurut tabel di mahasiswa semester 2 sampai 6 yang menilai kurang baik sebesar 32 atau 64%. Sedangkan jumlah mahasiswa yang menilai kurang baik khutbah jum’at berbahasa arab dari snester 8 sampai 12, 18 atau setara dengan 36% saja. Dalam jumlah responden di atas sebagian mahasiswa yang menilai kurang baik terhadap khutbah Jum’at berbahasa Arab adalah fakultas ekonomi dan saint dan teknologi.


(50)

TABEL 6

Jumlah Pendapat Responden Terhadap Penggunaan Bahasa yang Sebaiknya Dalam Penyampaian Khutbah Jum’at di Masjid Student Center UIN

Jakrata

No Responden Frekuensi Persentase

1 Bahasa Indonesia 36 51 %

2 Bahasa Asing 10 14 %

3 Bergantian bahasa asing dan Indonesia

24 35 %

Jumlah 70 100 %

Dalam tabel yang telah di jabarkan di atas bahwa jumlah mahasiswa yang memilih untuk menggunakan Bahasa Indonesia dalam penyampaian khutbah Jum’at lebih banyak yaitu dengan jumlah responden 36 atau 51%. Sedangkan jumlah responden yang memilih Bahasa Asing ada 10 responden dalam persentase 14%. Dan yang lebih senang jika khutbah Jum’at bisa secara bergantian antara bahasa Asing dan bahasa Indonesia mencapai 24 responden atau 35% dari persentase keseluruhan. Dari jumlah di atas sudah tentu responden lebih memilih bahasa Indonesia karena bahasa ini adalah bahasa sehari-hari yang bisa setiap hari kita dengar dan katakana.

TABEL 7

Jumlah Pendapat Responden Terhadap Penggunaan Bahasa Asing Dalam Khutbah Jum’at di Masjid Student center


(51)

1 Sangat Baik 21 30 %

2 Biasa Saja 49 70 %

Jumlah 70 100 %

Dalam tabel ke 7 ini menerangkan bahwa pendapat responden terhadap penggunaan bahasa Asing dalam khutbah Jum’at ad yang mengatakan sangat baik ada juga yang mengatakan biasa saja. Namun jika kita lihat responden yang mengatakan biasa saja lebih banyak yaitu 49 responden atau 70%. Sedangkan yang mengatakan sangat baik justru hanya 21 responden atau 30% dari jumlah keseluruhan. Responden berpendapat terhadap penggunaan bahasa asing ini kurang efektif dalam digunakan dalam khutbah Jum’at di masjid Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

TABEL 8

Jumlah Pendapat Responden Tentang Manfaat Apa Saja yang Bisa dari Penyampaian Khutbah Jum’at

No Responden Frekuensi Persentase

1 Memperlancar Bahasa Asing Bagi Mahasiswa(Jama’ah)

20 29 %

2 Mendukung Program UIN Untuk Menjadi Universitas Bertaraf Internasional

33 47 %

3 Meningkatkan Gengsi Civitas Akademika UIN

17 24 %


(52)

Khutbah Jum’at selalu akan mendatangkan manfaat untuk semua jama’ah yang mendengarkannya, begitu pula dalam tabel di atas. Menurut data tabel di atas bahwa manfaat khutbah Jum’at berbahasa asing dapat memperlancar bahasa asing bagi para jama’ah memperoleh 20 responden atau 29%. Manfaat lain yaitu dapat mendukung program UIN untuk menjadi universitas bertaraf internasional memperoleh 33 responden atau 47%. Sedangkan manfaat lainnya dengan meningkatkan gengsi civitas akademika UIN memperoleh 17 responden atau 24% dari jumlah keseluruhan. Responden menilai dengan menggunakan bahasa Arab dan Inggris ini dapat mendukung program UIN Syarif Hidayatullah untuk menjadi universitas bertaraf internasional.

TABEL 9

Jumlah Resonden yang Menyimak Dengan Baik Khutbah Jum’at Berbahasa Arab

No Responden Frekuensi Persentase

1 Memperhatikan 17 25 %

2 Kurang Memperhatikan 42 60 %

3 Tidak Memperhatikan 11 15 %

Jumlah 70 100 %

Adapun mendengarkan khutbah Jum’at merupakan syarat sahnya shalat Jum’at, namun kita bisa melihat dari tabel di atas menerangkan bahwa tidak semua para Jama’ah menyimak atau memperhatikan dengan baik khutbah Jum’at berbahasa Arab. Responden yang memperhatikan hanya 17 responden atau dalam


(53)

persentase 25%, sedangkan yang kurang memperhatikan mencapai 42 responden atau 60%. Dan responden yang tidak memperhatikan 11 responden atau 15% dari jumlah keseluruhan. Dengan demikian responden menyimak khutbah Jum’at berbahasa Arab lebih kurang memperhatikan atas apa yang disampaikan khatib.

TABEL 10

Jumlah Reponden yang Menilai Retorika Khatib Dalam Menyampaikan Khutbah Jum’at di Masjid Student Center

No Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Baik 8 11 %

2 Baik 48 69 %

3 Kurang Baik 14 20 %

Jumlah 70 100 %

Menurut tabel di atas menerangkan bahwa jumlah responden yang menilai retorika khatib dalam menyampaikan khutbah Jum’at di masjid Student Center sangat bervariasi. Responden yang menilai sangat baik mencapai 8 responden atau 11%, responden yang menilai baik 48 responden atau 69%, sedangkan yang menilai kurang baik 14 responden atau 20% dari jumlah keseluruhan. Retorika yang dinilai oleh responden terhadap khatib adalah suatu respon yang bisa mewakili terhadap penyampaian retorika khatib yang baik.

TABEL 11

Jumlah Responden yang Menilai Tingkat Kemampuan Khatib Dalam Menguasai Bahasa Asing di Masjid Student Center


(54)

1 Sangat Baik 8 11 %

2 Baik 26 37 %

3 Biasa-Biasa Saja 18 26 %

4 Tidak Tahu 18 26 %

Jumlah 70 100 %

Penguasaan dan kemampuan khatib dalam menguasai bahasa asing sangatlah penting karena seorang khatib tidak akan bisa sempurna menyampaikan isi khutbahnya jika khotib tersebut tidak menguasai bahasa asing tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa para jama’ah pun dapat menilai tingkat kemampuan khatib dalam menguasai bahasa asing. Responden yang menilai sangat baik 8 responden atau 11%, yang menilai baik 26 responden atau 37%, sedangkan yang menilai biasa-biasa saja 18 responden atau 26%, dan yang menilai tidak tahu 18 responden atau 26% dari jumlah keseluruhan. Pada tabel di atas responden menilai bahwa dalam penggunaan bahasa Arab dan bahasa Inggris baik, dengan demikian responden dengan sendirinya akan belajar memahami secara bertahap, disetiap penyampaian khutbah berikutnya.

D. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Khutbah Jum’at Berbahasa Inggris

Dalam pelaksanaan rutinitas shalat Jum’at yang didalamnya ada khutbah yang selalau dilaksanakan di Masjid Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menggunakan bahasa Inggris yang dilakukan secara bergantian dengan bahasa Arab. Sama dengan respon jama’ah pada saat khutbah Jum’at berbahasa Arab, respon jama’ah pada saat khutbah Jum’at berbahasa Inggris pun memiliki keadaan yang sama, ada sebagian jama’ah yang tidur dan melakukan


(55)

hal-hal lain yang menyebabkan tidak memperhatikan khutbah Jum’at berbahasa Inggris.

untuk itulah maka penulis dengan ini akan menjabarkan beberapa hasi-hasil penelitian penulis berdasarkan penggunaan angket yang disebarkan kepada jama’ah yang sebagian besar mahasiswa UIN Jakarta dalam format tabel-tabel sebagai berikut:

TABEL 1

Tingkat Rutinitas Responden yang Melaksanakan Shalat Jum’at Di masjid Student Center UIN Jakarta

No Responden Frekuensi Persentase

1 Selalu 5 7 %

2 Sering 38 54 %

3 Jarang 14 20 %

4 Tidak pernah 13 19 %

Jumlah 70 100 %

Dalam tabel diatas responden mempunyai rutinitas yang berbeda-beda dengan ini penulis bisa melihat lebih jelas. Responden yang selalu melaksanakan shalat Jum’at di masjid Student Center UIN Jakarta sebanyak 5 responden atau sama dengan 7%, responden yang sering tetapi tidak selalu melakukan shalat Jum’at di masjid Student Center sebanyak 38 responden atau sama dengan 54%. Sedangkan jumlah responden yang jarang melakukan shalat Jum’at sebanyak 14 jama’ah atau sama dengan 20%, dan jumlah jama’ah yang tidak pernah berjumlah


(56)

13 responden sama dengan 19%. Dengan demikian mahasisawa masih tetap melakukan shalat Jum’at dan memiliki minat yang cukup banyak.

TABEL 2

Faktor pendorong responden memilih masjid student center No Faktor Pendorong Frekuensi Persentase

1 Karena Khutbahnya Berbahasa Asing

6 8 %

2 Karena Dekat 48 69 %

3 Ikut Teman 16 23 %

Jumlah 70 100 %

Pada tabel ini penulis membahas tentang beberapa faktor pendorong responden untuk memilih melaksanakan shalat jum’at dan mengikuti khutbah jum’at di masjid student center. Pertama jumlah responden yang mengakui faktor pendorongnya Karena Khutbahnya Berbahasa Asing, 6 responden atau 8%. Faktor yang kedua Karena Dekat, 48 responden atau sama dengan 69%. Sedangkan faktor yang terakhir yaitu karena Ikut Teman, berjuumlah 16 responden atau 23% dari jumlah keseluruhan. Jumlah yang paling banyak adalah responden yang memiliki alasan karena dekat, dengan demikian faktor demikian yang bisa menimbulkan respon yang cukup kecil terhadap penyiamakan dan pemahaman terhadap khutbah-khutbah yang disampaikan oleh para khatib di masjid Student Center.


(57)

TABEL 3

Jumlah Responden yang Mengetahui Khutbah Jum’at di Masjid Student Center Menggunakan Bahasa Asing

No Responden Frekuensi Persentase

1 Sudah Tahu 42 60 %

2 Belum Tahu 28 40 %

Jumlah 70 100 %

Sebagian besar jama’ah yang melaksanakan Shalat Jum’at di masjid Student Center adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, jumlah responden yang sudah tahu bahwa khutbah Jum’at di Masjid Student Center UIN syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan bahasa asing adalah 42 responden atau sama dengan 60%, sedangkan responden yang belum tahu adanya informasi tersebut berjumlah 28 responden atau 40%. Jadi jelas diketahui bahwasannya tidak seluruh mahasiswa mengetahui khutbah Jum’at di masjid Student Center dengan menggunakan bahasa asing yaitu bahasa Arab dan Inggris.

TABEL 4

Kelompok Responden Yang Menilai Baik Khutbah Berbahasa Inggris Berdasarkan Tingkat Semester

No Jenis Respon Tingkat Semester

Frekuensi Persentase

2-6 17 57%

1 Menilai Baik

8-12 13 43%


(58)

Banyak mahasiswa UIN Jakarta yang mempunyai keahlian dalam bahasa inggris, baik dalam segi pengucapan, maupun tulisan. Tidak menutup kemungkinan jika sebagian kecil mahasiswa mengerti dan memahami khutbah jum’at berbahasa inggris ini. Dalam tabel di atas mahasiswa UIN Jakarta yang menilai baik khutbah jum’at berbahasa inggris semester 2 sampai 6, 17 atau 57%.

Dengan jumlah di atas, mahasiswa semester 6 sampai 12 memiliki jumlah yang kecil dari pada mahasiswa di bawahnya. Beberapa kemungkinan sebagian besar responden semester 6 sampai 12 kurang dalam segi berbahasa inggris.

Mahasiswa UIN Jakarta yang menilai baik khutbah berbahasa inggris semester 8 sampai dengan semester 12 hanya 13 orang atau sama dengan 43% dari jumlah keseluruhan. Sebagian besar mahasiswanya berasal dari fakultas ilmu tarbiyah, fakultas adab dan humaniora an fakultas ekonomi

TABEL 5

Kelompok Responden Yang Menilai Kurang Baik Khutbah Berbahasa Inggris Berdasarkan Tingkat Semester

No Jenis Respon Tingkat Semester

Frekuensi Persentase

2-6 21 52%

1 Menilai Kurang Baik

8-12 19 48%

Jumlah 40 100%

Tingkat kemampuan mahasiswa yang kurang dalam berbahasa inggris masih besar dibandingkan dengan mahasiswa yang mampu berbahasa inggris, karena pada tabel diatas jumlah keseluruhan mahasiswa yang menilai kurang baik


(59)

khutbah jum’at berbahasa inggris ada 40 orang dari keseluruhan responden yang saya ambil.

Dan dari jumlah keseluruhan responden, mahasiswa semester 2 sampai 6 yang menilai kurang baik khutbah jum’at berbahasa inggris ada 21 responden atau sama dengan 52%. Sedangkan jumlah mahasiswa dari semester 6 sampai 12 yang menilai kurang baik khutbah jum’at berbahasa inggris, 19 atau 48%. Dalam jumlah tersebut sebagian besar mahasiswa yang kurang memahami khutbah Jum’at berbahasa Inggris berasal dari fakultas dakwah, fakultas syariah hukum.

TABEL 6

Jumlah Pendapat Responden Terhadap Penggunaan Bahasa yang Sebaiknya Dalam Penyampaian Khutbah Jum’at di Masjid Student Center UIN Jakrta No Responden Frekuensi Persentase

1 Bahasa Indonesia 36 51 %

2 Bahasa Asing 10 14 %

3 Bergantian bahasa asing dan Indonesia

24 35 %

Jumlah 70 100 %

Dalam tabel yang telah di jabarkan di atas bahwa jumlah mahasiswa yang memilih untuk menggunakan Bahasa Indonesia dalam penyampaian khutbah Jum’at lebih banyak yaitu dengan jumlah responden 36 atau 51%. Sedangkan jumlah responden yang memilih Bahasa Asing ada 10 responden dalam persentase 14%. Dan yang lebih senang jika khutbah Jum’at bisa secara bergantian antara bahasa Asing dan bahasa Indonesia mencapai 24 responden atau 35% dari


(60)

persentase keseluruhan. Dari jumlah di atas sudah tentu responden lebih memilih bahasa Indonesia karena bahasa ini adalah bahasa sehari-hari yang bisa setiap hari kita dengar dan katakana.

TABEL 7

Jumlah Pendapat Responden Terhadap Penggunaan Bahasa Asing Dalam Khutbah Jum’at di Masjid Student center

No Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Baik 21 30 %

2 Biasa Saja 49 70 %

Jumlah 70 100 %

Dalam tabel ke 7 ini menerangkan bahwa pendapat responden terhadap penggunaan bahasa Asing dalam khutbah Jum’at ad yang mengatakan sangat baik ada juga yang mengatakan biasa saja. Namun jika kita lihat responden yang mengatakan biasa saja lebih banyak yaitu 49 responden atau 70%. Sedangkan yang mengatakan sangat baik justru hanya 21 responden atau 30% dari jumlah keseluruhan. Responden berpendapat terhadap penggunaan bahasa asing ini kurang efektif dalam digunakan dalam khutbah Jum’at di masjid Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

TABEL 8

Jumlah Pendapat Responden Tentang Manfaat Apa Saja yang Bisa dari Penyampaian Khutbah Jum’at

No Responden Frekuensi Persentase


(1)

Sebagian mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang latar belakang pendidikan sebelum memasuki perkuliahan itu sekolah menengah umum yang sebagian besar ada pelajaran yang membahas pengetahuan umum dan ada mempelajari tentang bahasa Inggris, dan sangat sedikit sekolah umum yang memberikan pengajaran tentang pengetahuan berbahasa Arab sangat sedikit.

Faktor inilah yang sangat mempengaruhi respon mahasiswa UIN Jakarta terhadap khutbah Jum'at berbahasa Inggris di masjid Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilaksanakan di gedung Student Center.

B. Saran-saran

Demi tercapainya peningkatan kualitas yang bisa lebih baik lagi khutbah Jum’at dengan menggunakan dua bahasa, Arab dan Inggris di Masjid Student Center, maka penulis memaparkan beberapa saran yang berdasarkan penelitan yang telah penulis lakukan dalam menyusun skripsi ini.

Berikut inilah saran-saran yang penulis bisa paparkan:

1. Dalam setiap pelaksanaan khutbah Jum’at di masjid Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta alangkah baiknya dengan membagikan isi khutbah yang akan disampaikan oleh khatib baik itu dalam menggunakan bahasa Arab maupun dalam bahasa Inggris.

2. Penggunaan bahasa bagi khatib bisa lebih mudah dimengerti bagi para jama’ah khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Alangkah baiknya apabila khutbah Jum’at ini dalam keseluruhan penyampaiannnya menggunakan bahasa Arab dan Inggris, baik itu pada khutbah yang pertama maupun khutbah yang kedua, agar mahasiswa dapat


(2)

mempelajari secara keseluruahan penyampaian khutbah dalam bahasa Arab dan Inggris.

4. Pada saat ini kepengurusan masjid Al-Jami’ah (Student Center) masih belum terpisahkan dari struktur organisasi kepengurusan Student Center, maka penulis menyarankan bahwa alangkah baiknya bila dalam mengelola masjid yang cukup megah ini, dibuat kepengurusan yang khusus mengurus masjid Al-Jami’ah.

5. Hendaknya antara pengurus Masjid Student Center dengan pengurus Gedung Student Center meningkatkan kerjasama dalam meningkatkan pelayanan, perawatan, dan mutu semua fasilitas yang ada di gedung pusat kegiatan mahasiswa UIN Jakarta tersebut.

6. Hendaknya dalam hal pemilihan khatib tidak hanya terbatas bagi staf pengajar (dosen) saja, melainkan juga melibatkan pihak luar kampus yang bisa juga memberiakan pengetahuan yang baik terhadapa jama’ah yang ada di masjid Student Center, khususnya mahasiswa UIN Jakarta.

7. Dalam tercapainya tujuan khutbah yang baik yaitu bisa dipahami oleh jama’ah yang mendengarkan khutbah Jum’at tersebut, sebaiknya menggunakan bahasa Arab yang baik dan mudah dimengerti. Bahasa Arab juga ada yang moderen yang mungkin lebih mudah dimengerti oleh para jam’ah khususnya mahasiswa UIN Sysrif Hidayatullah Jakarta.

8. Begitu juga dalam penyampaian khutbah Jum’at berbahasa Inggris, walaupun jumlah responden cukup baik dari pada jumlah responden terhadap khutbah Jum’at yang menggunakan bahasa Arab, akan tetapi tidak menutup kemungkian masih banyak jama’ah yang kurang mengerti


(3)

terhadapa khutbah Jum’at berbahasa Inggris. Alangkah baiknya menyampaikan dengan menggunakan bahasa Inggris yang mudah dimengerti oleh para jama’ah yang melaksanakan shalat Jum’at di masjid Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Dalam mendukung program UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai universitas bertaraf internasional, alangkah baiknya ada program yang melibatkan mahasiswa UIN Jakarta dalam pelaksanaan shalat Jum’at, khususnya dalam penyampaian khutbah Jum’at. Dengan setiap fakultas di UIN Syarif Hidayatullah mengutus perwakilannya untuk menjadi khatib dalam khutbah Jum’at di masjid Student Center. Dengan demikian mahasiswa menjadi peranan penting dalam pelaksanaan khutbah Jum’at di masjid Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Hendaknya pihak rektorat tetap memberikan perhatian terhadap proses penyelenggaraan khutbah berbahasa Arab dan Inggris. Termasuk memberikan apresiasi yang layak bagi setiap khotib agar selalu termotivasi memberikan khutbahnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.Cet III. Al-Husaini, Abu Bakar, Al-Imam, Taqyuddin. Kifayatul Akhyar. Surabaya:PT Bina Ilmu, 1984.

Al-Quran Al-karim.

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996. Edisi II.

Hamid, Syamsul Rijal. Buku Pintar Agama Islam. Bogor: Cahaya Salam, 2003.

Hasanuddin, A.H. Retorika Dakwah dan Publistik dalam Kepemimpinan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982.

Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1991. Ma’ruf, Farid Noor. Dinamika dan Akhlak Dakwah. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1981.

http//www.dakwatuna.com.

Poerwadinata. Psikologi Komunikasi. Jakarta: UT.1999. Cet. III.

Salim, Peter dan Yenny, Sali. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. ( Jakarta: English Modern Press, 1991.

Subandi, Ahmad. Ilmu Dakwah Pengantar ke Arah Metodologi. Bandung: Yayasan Syahida, 1995.

Suhaemi, Masrap. Khutbah Jum’at Pilihan Anda. Surabaya : Karya Utama, 1985.


(5)

Uchana, onong Effendi. Ilmu komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT. Rosda Karya, 1999. Cet. XII.


(6)