Sumber-sumber Penelitian dan Pembidangan Studi Bahasa Arab

6 Islam ini tidak dapat dipisahkan dari pergumulan dan interaksi sosial budaya dan pemikiran antara umat Islam dengan berbagai bangsa lain, utamanya bangsa-bangsa bekas dominasi Romawi dan Persia yang memang meninggalkan khazanah keilmuan di berbagai bidang. Yang menarik dalam konteks ini adalah bahwa sang khalifah-lah yang menginstruksikan gerakan penerjemahan besar-besaran berbagai karya filosof Yunani dan ilmuwan Persia dan India ke dalam bahasa Arab. Gerakan ini tidak saja melibatkan SDM umat Islam, melainkan juga ada semacam usaha ―menyewa‖ para penerjemah Kristen, seperti Hunain ibn Ishâq, untuk mendedikasikan keahliannya dalam menerjemahkan karya-karya dari bahasa Yunanai dan Suryani ke dalam bahasa Arab al-Difâ, 1999. Dengan berdirinya Bait al-Hikmah, bahasa Arab tidak hanya sebagai bahasa politik, melainkan sebagai bahasa pendidikan dan kebudayaan. Dengan kata lain, wacana keilmuan dalam berbagai bidang filsafat, teologi, tasawuf, bahasa, fiqh, kedokteran, kimia, optika, geografi, musik, matematika, Aljabar, dan sebagainya diekspresikan dengan bahasa Arab. Dapat ditegaskan bahwa bahasa Arab sebagai ilmu di masa lampau merupakan bidang yang tidak hanya menarik perhatian, melainkan juga telah mengilhami berbagai penelitian yang melahirkan berbagai disiplin ilmu. Dalam bahasa Arab sendiri tidak hanya terdapat berbagai cabang dan ilmu kebahasaaraban, melainkan juga telah memiliki metodologi tersendiri yang digunakan sebagai instrumen untuk penelitian dan pengembangan ilmu.

2. Sumber-sumber Penelitian dan Pembidangan Studi Bahasa Arab

Sebagai disiplin ilmu, bahasa Arab dengan berbagai cabangnya telah mewaris-kan khazanah intelektual yang kaya, yang hingga saat ini masih dipandang layak menjadi referensi. Di antara kekayaan dunia Islam adalah warisan khazanah intelektual Muslim berupa teks atau manuskrip. Karena itu, Nashr Hamid Abu Zaid, menyatakan bahwa jika peradaban Mesir kuna adalah peradaban pasca kematian, sementara peradaban Yunani adalah peradaban intelektualitas, maka peradaban Islam adalah peradaban teks Abu Zaid, 1993:11. Jadi, warisan peradaban Islam yang paling kaya dan otentik adalah berupa teks-teks atau manuskrip-manuskrip dan karya-karya ilmiah. Untuk memudahkan pengkajian khazanah intelektual di bidang bahasa Arab, para ulama telah berupaya meresensi sumber-sumber penelitian bahasa Arab. Di antara karya yang menghimpun dan mengelaborasi sumber-sumber penelitian bahasa Arab adalah sebagai berikut: 1 al-Mashâdir al-Adabiyyah wa al-Lughawiyyah fi al-Turâts al- Arabi Ismâîl, 1993, 2 Kitâbat al-Bahts al-Ilmi wa Mashâdir al-Dirâsat al- Islâmiyyah Abû Sulaimân, 1980, 3 Maa al-Maktabah al-Arabiyyah: Dirâsat fi Ummahât al-Mashâdir wa al-Marâji al-Muttasilah bi al-Turats Utbah, 1996, 4 al- Maktabah al-Arabiyyah wa Manhaj al-Bahts al-Dâyah, 1999, 5 Mashâdir al-Turâst al-Arabi al-Daqqâq, 1972, dan 6 Manhaj al-Bahts al-Lughawi Yâqût, 2002. Klasifikasi sumber-sumber penelitian bahasa Arab yang dilakukan para ulama tampaknya variatif. Ada yang hanya mengelompokkan menjadi dua, yaitu: sumber- sumber kesusastraan al-mashâdir al-adabiyyah dan sumber-sumber kebahasaan al- 7 mashâdir al-lughawiyyah, seperti dipetakan oleh Izzu al-Dîn Ismail. Sementara itu, selain dua kategori tersebut, Muhammad Ridhwan al-Dayah menambahkan dua poin lagi, yakni: 1 al-talif fi `ulum al-lughah kodifikasi ilmu-ilmu bahasa dan 2 mashâdir al-tarâjum wa al-ansâb sumber-sumber biografi dan profil para tokoh. Sementara itu, Abu Sulaimân, membuat kategori atau peta sumber penelitian bahasa Arab dan mengelompokkannya menjadi delapan, yaitu: 1 sumber-sumber nahwu dan sharaf, 2 sumber-sumber ushul al-nahwi, 3 sumber-sumber fiqh bahasa, 4 kamus-kamus atau ensiklopedi-ensiklopedi bahasa Arab, 5 sumber-sumber ilmu al-Arûdh, 6 sumber-sumber thabaqât para linguis dan ahli nahwu, 7 sumber-sumber kritik dan balaghah, dan 8 sumber-sumber studi kesusastraan. Berbeda dengan Abu Sulaimân di atas, Abd al-Rahmân Uthbah memetakan sumber-sumber penelitian bahasa Arab menjadi enam kategori, yaitu: 1 sumber- sumber mengenai ensiklopedi bahasa dan karya-karya mengenai kosa kata, 2 sumber- sumber mengenai biografi para sastrawan dan penyair, 3 Biografi para ahli bahasa dan nahwu, 4 referensi induk karya sastra, 5 referensi induk mengenai syair-syair pilihan dan 6 referensi induk mengenai bahasa, nahwu dan sharaf. Dari penelusuran terhadap sumber-sumber tersebut dan berdasarkan perkembangan yang terjadi di dunia keilmua bahasa Arab, diperoleh titik temu bahwa tema-tema studi bahasa Arab secara umum dapat dipetakan menjadi dua tema besar, yaitu: 1 tema kebahasaan, dan 2 tema kesusastraan. Kedua tema dan kecenderungan kajian ini dapat dirinci menjadi sebagai berikut: No. Tema Besar Klasifikasi Keilmuan Rincian Cabang 1 Kebahasaan Ilmu Alat Ilmu Sharaf Ilmu Nahwu Ilm al-Lughah Ilm al-Lughah al-Nazhari Ilm al-Lughah al-Tathbiqi Ilm al-Aswat Ilm Ushul al-Nahwi Ilm al-Dilalah Fiqh al-Lughah Maajim Arabiyyah Maajim al-Alfâzh Maajim al-Mana 2 Kesusastraan Ilm al-Balaghah Ilm al-Maani Ilm al-Bayân Ilm al-Badi Ilm al-Arudh Ilm al-Arûdh Ilm al-Qawafi Al-Adab al-Arabi Tarikh al-Adab al-Arabi Qawaid al-Syir wa al-Natsr Al-Naqd al-Adabi

3. Pemetaan Kecenderungan Studi Bahasa Arab