commit to user
10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Annual report Laporan Tahunan
Laporan tahunan dan laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang
secara formal
wajib dipublikasikan
sebagai sarana
pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik serta jendela informasi yang memungkinkan bagi pihak-pihak di
luar manajemen untuk mengetahui kondisi perusahaan. Menurut Wikipedia 2007, annual report didefinisikan sebagai:
An Annual report is a comprehensive report on a companys activities
throughout the preceding year. Annual reports are intended to give shareholders and other interested persons information about the
companys activities and financial performance. Beberapa fungsi mendasar annual report yang dibuat oleh masing-masing
perusahaan menurut Wikipedia 2007 meliputi: a. Sumber dokumentasi informasi perusahaan tentang apa yang telah
dicapai perusahaan selama setahun. b. Sebagai alat pemasaran yang kreatif bagi perusahaan melalui integritas
desain dan tulisan. c. Menambah daya tarik perusahaan di mata konsumen.
commit to user
11
d. Sebagai dokumen lengkap yang menceritakan secara mendetail kinerja perusahaan beserta dengan neraca rugi laba perusahaan dalam setahun.
e. Memberikan gambaran mengenai tugas, peran, dan pekerjaan masing- masing bidang.
Sedangkan tujuan laporan tahunan menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus
kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban stewardship manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Penelitian ini menggunakan laporan tahunan karena laporan tahunan akan menjadi salah satu bahan rujukan bagi para investor dan calon investor
dalam memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam suatu perusahaan atau tidak. Dengan demikian, tingkat pengungkapan disclosure level
yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan akan berdampak kepada pergerakan harga saham yang pada gilirannya juga akan berdampak pada
volume saham yang diperdagangkan dan return. Adanya yurisdiksi mengenai kewajiban mengeluarkan annual report bagi
perusahaan di Indonesia, dikeluarkan oleh lembaga resmi pemerintah, yaitu BAPEPAM-LK. Perusahaan di Indonesia yang melakukan
penawaran kepada publik go public, wajib menyampaikan laporan perusahaaannya kepada BAPEPAM-LK secara periodik.
commit to user
12
Disclosure pengungkapan dalam annual report merupakan sumber informasi untuk berbagai pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
ini tentunya akan sangat bergantung dari mutu dan luas pengungkapan yang disajikan dalan annual report.
2. Corporate Social Responsibility CSR
Menurut Baker 2007, tanggung jawab sosial adalah bagaimana cara perusahaan mengelola proses bisnisnya untuk menghasilkan segala hal
yang positif yang berpengaruh terhadap lingkungannya. Corporate social responsibility CSR atau kadang disebut juga corporate social
responsiveness adalah satu konsep yang masih terus berkembang. Ada banyak definisi CSR Sacconi, 2006; Sahlin-Andersson, 2006; Kotler dan
Lee, 2005; Fukuyama, 1995; Anderson, 1989; Friedman, 1982. Tidak ada satu definisi yang disepakati apakah oleh para peneliti di perguruan tinggi
maupun praktisi bisnis. Salah satu yang banyak diacu oleh para pebisnis adalah definisinya Kotler dan Lee 2005 yaitu: “Tanggung jawab sosial
perusahaan adalah komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui pilihan praktek bisnis dan sumbangan dari sumber daya
perusahaan.” Kotler dan Lee 2005 mengajukan enam pilihan melaksanakan inisiatif
sosial perusahaan atau inisiatif menjalankan program CSR yang semuanya terkait dan terfokus pada perusahaan bukan pada masyarakat. Perusahaan
melaksanakan program CSR dengan motivasi untuk memenuhi peraturan
commit to user
13
karena pemerintah mengharuskan, menaikkan penjualan dan meluaskan pangsa pasar, menguatkan posisi merk, meningkatkan citra dan pengaruh
perusahaan, meningkatkan daya tarik terutama karyawan atau calon karyawan, menurunkan biaya operasional, dan menarik investor.
Lima dari enam usulan kegiatan CSR Kotler dan Lee juga tidak terlalu jauh dari mencari manfaat bagi perusahaan bukan masyarakat yaitu 1
Alasan promosi; 2 Alasan berhubungan dengan pemasaran; 3 Corporate social marketing; 4 Filantropi atau sumbangan langsung; 5
Menyediakan waktu karyawan untuk kerja sosial; dan 6 Praktek tanggung jawab sosial perusahaan. Definisi yang lebih formal dari hasil
dialog dengan pebisnis dan bukan pebisnis yang diadakan oleh WBCSD tahun 1998, CSR adalah komitmen tanpa henti dari bisnis untuk
berperilaku etis dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup pekerja dan keluarganya, termasuk juga
masyarakat lokal dan masyarakat umum. Menurut Wan-Jan 2006, definisi ideal CSR yang bisa diterima oleh para
praktisi bisnis yang mengutamakan aspek manajemen dan keuntungan sekaligus mengandung unsur etika adalah terkait dengan tanggung jawab
perusahaan pada stakeholder. CSR adalah bagaimana memperlakukan stakeholder secara etis. Stakeholder bisa dibagi menjadi direct stakeholder
dan indirect stakeholder. Direct stakeholder atau para pihak langsung adalah grup yang terlibat langsung dalam transaksi ekonomi dengan
commit to user
14
perusahaan itu. Mereka misalnya karyawan, pelanggan, pemberi kredit, dan pemasok. Model dan konsep CSR berdasarkan sub-kategori ini
memperlakukan grup ini melebihi aspek legal, pasar, dan membutuhkan pandangan etis. Indirect stakeholder atau para pihak tidak langsung terdiri
dari grup yang tidak memiliki hubungan langsung dengan perusahaan, tetapi meskipun demikian, tetap memberikan dampak pada perusahaan
atau terkena dampak dari perusahaan. Mereka adalah berbagai tingkatan pemerintah,
kelompok pembela
lingkungan, komunitas
sekitar perusahaan. Konsep CSR berdasarkan sub-kategori ini secara eksplisit
perusahaan memiliki tanggung jawab pada stakeholder tidak langsung ini. Secara konseptual CSR bisa dilihat dari dua sudut pemikiran mendasar
yaitu dari sudut etika dan manajemen atau strategi bisnis. Dari sudut etika, pertama CSR bisa dilihat murni hanya berdasarkan etis, yaitu perusahaan
tidak mengharapkan mendapatkan sesuatu dari program CSR-nya. Program CSR-nya murni sebagai tanggung jawab. Kedua, perusahaan
akan mendapatkan manfaat balik dari program CSR-nya. Manfaat balik ini bisa tangible atau intangible. Ketiga, program CSR sangat terkait dengan
investasi yang baik. Ketika perusahaan bertanggung jawab, pasar modal akan bereaksi positif. Keempat, program CSR perusahaan bertujuan
menghindari pengaruh politik eksternal atau dengan kata lain perusahaan menjalankan tanggung jawab sosialnya untuk menghindari tuntutan
pemerintah Wan-Jan, 2006.
commit to user
15
WBCSD menghubungkan konsep CSR dengan konsep pembangunan berkelanjutan, yang sudah lebih dahulu dikembangkan. Hubungan tersebut
adalah bahwa CSR merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan berkelanjutan. Perusahaan memiliki tanggung jawab dalam
tiga bidang yaitu tanggung jawab perusahaan terhadap bidang financial, lingkungan, dan sosial. Lebih jauh lagi, WBCSD melihat ada lima isu
yang merupakan prioritas dalam CSR yaitu isu Hak Asasi Manusia HAM, hak pekerja, perlindungan lingkungan, hubungan dengan
pemasoksupplier, dan pelibatan masyarakat. Definisi lain dari CSR diungkapkan oleh Bank Dunia yaitu CSR sebagai komitmen bisnis untuk
berkontribusi pada pengembangan ekonomi yang berkelanjutan, untuk bekerja bersama karyawan, keluarga mereka, masyarakat lokal dan
masyarakat keseluruhan dalam meningkatkan kualitas kehidupan mereka agar menjadi lebih baik sedemikian rupa sehingga baik untuk bisnis
maupun untuk pembangunan. Definisi lebih luas dari CSR yang direkomendasikan oleh Bank Dunia, di dalamnya termasuk prinsip-prinsip
berikut ini: 1 CSR sifatnya sukarela; 2 CSR melebihi peraturan- peraturan yang ada; 3 CSR adalah mengenai persoalan sosial dan
lingkungan di dalam praktek utama bisnis, seperti pengelolaan lingkungan, standar buruh, hubungan dengan konsumen yang adil dan
lainnya; 4 CSR bukanlah sebuah sumbangan atau filantropi. Dorongan paling penting adalah skenario yang saling menguntungkan bagi bisnis
commit to user
16
dan stakeholder-nya; 5 CSR sebuah komplemen bukan pengganti peraturan-peraturan.
3. Environmental Performance Kinerja Lingkungan
Konsep akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Akibat tekanan lembaga-lembaga bukan
pemerintah dan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak agar perusahaan-perusahaan menerapkan
pengelolaan lingkungan bukan hanya kegiatan industri demi bisnis saja. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan kinerja
pengelolaan lingkungan perusahaan yaitu berupa suatu program yang disebut Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan PROPER. Selanjutnya PROPER juga merupakan perwujudan transparansi dan demokratisasi dalam pengelolaan
lingkungan di Indonesia. Penerapan instrumen ini merupakan upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk menerapkan sebagian dari
prinsip-prinsip good governance transparansi, berkeadilan, akuntabel, dan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Pelaksanaan
PROPER bertujuan untuk: a. Meningkatkan penaatan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan.
b. Meningkatkan komitmen para stakeholder dalam upaya pelestarian lingkungan.
c. Meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan.
commit to user
17
d. Meningkatkan kesadaran para pelaku usaha untuk menaati peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.
e. Mendorong penerapan prinsip Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery 4R dalam pengelolaan limbah.
Sedangkan sasaran dari pelaksanaan PROPER adalah: a. Menciptakan lingkungan hidup yang baik.
b. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan. c. Menciptakan ketahanan sumber daya alam.
d. Mewujudkan iklim dunia usaha yang kondusif dan ramah lingkungan yang mengedepankan prinsip produksi bersih atau eco-efficiency.
Kinerja penaatan yang dinilai dalam PROPER mencakup penaatan terhadap pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah B3, dan
penerapan Analisis
Mengenai Dampak
Lingkungan AMDAL.
Sedangkan penilaian untuk aspek upaya lebih dari taat, meliputi penerapan sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan limbah dan konservasi
sumber daya, dan pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat commmunity development. Penilaian ini dapat mengukur penerapan
Corporate Social Responsibility CSR. Karena keterbatasan sumber daya yang ada dan tidak semua perusahaan
akan efektif ditangani melalui instrumen penaatan PROPER, maka jumlah perusahaan yang diikutsertakan dalam PROPER terbatas sesuai
commit to user
18
sumber daya yang tersedia. Secara umum pemilihan perusahaan peserta PROPER mengacu kepada kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan. b. Perusahaan yang mempunyai dampak pencemaran dan kerusakan
lingkungan yang besar. c. Perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal dalam dan luar negeri.
d. Perusahaan yang berorientasi ekspor. Jumlah peserta PROPER dari tahun ke tahun akan semakin ditingkatkan.
Pada tahun 2002-2003 peserta PROPER baru berjumlah 85 perusahaan, pada 2003-2004 meningkat menjadi 251 perusahaan, dan pada tahun
2004-2005 mencapai 466 perusahaan. Dalam tahun 2008-2009 jumlah peserta PROPER diharapkan mencapai 1.750 perusahaan.
Sistem peringkat kinerja PROPER dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran ordinal. Skala ini membedakan data dalam berbagai
kelompok menurut lambang, dimana satu kelompok yang terbentuk mempunyai pengertian lebih lebih tinggi, lebih besar,… dari kelompok
lainnya. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan perusahaan dalam lima 5 warna yakni :
a. Emas : Sangat sangat baik; skor = 5 b. Hijau : Sangat baik; skor = 4
c. Biru : Baik; skor = 3 d. Merah : Buruk; skor = 2
commit to user
19
e. Hitam : Sangat buruk; skor = 1 Aspek penilaian PROPER adalah ketaatan terhadap peraturan
pengendalian pencemaran
air, pengendalian
pencemaran udara,
pengelolaan limbah B3, AMDAL serta pengendalian pencemaran laut. Ketentuan ini bersifat wajib untuk dipenuhi. Jika perusahaan memenuhi
seluruh peraturan tersebut in compliance maka akan diperoleh peringkat BIRU, jika tidak maka MERAH atau HITAM, tergantung kepada aspek
ketidak-taatannya. Untuk lebih jelasnya, berikut kriteria untuk masing- masing peringkat PROPER :
Tabel 2.1 Kriteria peringkat PROPER
PERINGKAT KETERANGAN
Emas Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan dan telah melakukan upaya 3R Reuse, Recycle dan Recovery, menerapkan sistem pengelolaan lingkungan
yang berkesinambungan,serta melakukan upaya-upaya yang berguna bagi kepentingan masyarakat pada jangka panjang;
Hijau Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan, telah mempunyai sistem pengelolaan lingkungan, upaya 3R Reuse, Recycle dan Recovery;
Biru Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersya-
ratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku; Merah
Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan
sebagaimana diatur dengan peraturan perundang-undangan; Hitam
Belum melakukan upaya lingkungan berarti, secara sengaja tidak melakukan upaya pengelolaan lingkungan sebagaimana
yang dipersyaratkan, serta berpotensi mencemari lingkungan.
commit to user
20
Tabel 2.2 Indikator Peringkat Emas
Aspek Indikator
Pencemaran air 1. Mempunyai program kerja konservasi penggunaan air.
2. Melakukan audit penggunaan air secara berkala. 3. Mempunyai neraca penggunaan air untuk seluruh air
yang digunakan. 4. Melakukan upaya recycle minimal 30 dari total air
limbah yang dihasilkan berdasarkan baseline data Pencemaran
udaraenergi 1. Mempunyai program konservasi energi dan pengurangan
emisi udara. 2. Melakukan audit penggunaan energi dan pengendalian
emisi udara. 3. Mempunyai neraca penggunaan energi.
4. Melakukan kegiatan pengurangan emisi fugitive minimal 20 dari baseline data.
5. Melakukan kegiatan pengurangan penggunaan BPO 6. Melakukan kegiatan pengurangan GRK sebesar minimal
5 dari baseline data. 7. Melakukan efisiensi energi min. 5 dari baseline data.
Limbah B3 1. Mempunyai program 3R Reuse, Recycle, Recovery
untuk pengolahan limbah B3. 2. Melakukan upaya 3R minimal 30 dari total limbah
yang berpotensi untuk dilakukan 3R selama periode penilaian berdasarkan baseline data.
Padat non B3 1. Mempunyai program 3R pengelolaan limbah non B3.
2. Melakukan upaya 3R minimal 30 dari total limbah padat non B3 yang berpotensi untuk dilakukan 3R
berdasarkan baseline data. Sistem Manajemen
Lingkungan 1. Melakukan audit lingkungan secara keseluruhan berskala.
2. Memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan SML dari lembaga akreditasi lebih dari satu kali
3. Telah mendapatkan peringkat PROPER hijau selama dua kali berturut-turut.
Community Development
1. Melakukan upaya pemberdayaan masyarakat sehingga dapat mandiri, seperti adanya usaha mandiri masyarakat.
2. Mendapatkan penghargaan Corporate Social Responsible CSR dari lembaga kredibel lainnya.
Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup
commit to user
21
Tabel 2.3 Indikator Peringkat Hijau
Aspek Indikator
Pencemaran air 1. Melakukan audit penggunaan air 2. Mempunyai neraca penggunaan air untuk seluruh air yang
digunakan 3. Melakukan upaya 3R untuk air limbah minimal 20 dari total air
limbah yang dihasilkan berdasarkan baseline data. 4. Melakukan upaya efisiensi penggunaan air.
Pencemaran udara energi
1. Mempunyai program konservasi energi dan pengurangan energi emisi udara.
2. Melakukan audit penggunaan energi pengendalian emisi udara.
3. Mempunyai neraca penggunaan energi. 4. Melakukan kegiatan pengurangan emisi fugitive minimal 2 dari
baseline data. 5. Melakukan kegiatan pengurangan penggunaan BPO Bahan
Perusak Ozon. 6. Melakukan kegiatan pengurangan GRK sebesar minimal 2.
Limbah B3 Melakukan upaya 3R minimal 20 dari total limbah B3 yang
dihasilkan oleh perusahaaan dan berpotensi untuk dilakukan 3R selama periode penilaian.
Padat Non B3 Melakukan upaya 3R total minimal 20 dari total limbah non B3
yang berpotensi untuk dilakukan 3R. Sistem Mana-
1. Melakukan audit lingkungan secara keseluruhan. jemen Ling-
kungan 2. Memiliki sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan SML oleh
lembaga akreditasi atau lembaga lainnya. Community
Development 1. Memberikan bantuan ataupun sumbangan rutin untuk pelaksanaan
kegiatan sosial kepada masyarakat disekitar lokasi. 2. Tidak memiliki permasalahan sosial dengan masyarakat sekitar.
Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup
commit to user
22
Tabel 2.4 Indikator Peringkat Biru
Aspek Indikator
Air 1.100 data pemantauan memenuhi BMAL Baku Mutu Air Limbah.
2. Menyampaikan 100 data pemantauan yang dipersyaratkan. 3. Memenuhi seluruh ketentuan teknis lainnya yang dipersyaratkan.
AMDAL Melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan RKLRPL atau UKLUPL
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan AMDAL. Udara
1. Bagi sumber emisi yang berjumlah ≤ 5 cerobong, semua cerobong
harus dilakukan pemantauan. 2. Bagi sumber emisi yang berjumlah 5 cerobong, dapat dilakukan
pemantauan minimal 80 dari jumlah total cerobong. 3. Bagi yang memiliki baku mutu emisi spesifik semua parameter
dipantau, sedangkan yang tidak memiliki baku mutu emisi spesifik dipilih 3 parameter yang dominan.
4. Menyampaikan 100 data pemantauan yang dipersyaratkan. 5. 100 data pemantauan memenuhi BMEU yang dipersyaratkan.
6. Memenuhi seluruh ketentuan teknis lainnya yang dipersyaratkan
Limbah B3 1. Memenuhi
≥ 90 ketentuan pengelolaan limbah B3 yang wajib dilakukan sesuai dengan izin dimiliki oleh perusahaan.
2. Kinerja PLB3 ≥ 90 dari total Limbah B3 yang dihasilkan yang
tercatat dalam neraca limbah B3. 3. Telah menyelesaikan upaya clean-up open dumping dan open
burning dan atau upaya lanjut yang telah disetujui oleh KLH. 4. Melakukan upaya 3R.
Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup
commit to user
23
Tabel 2.5 Indikator Peringkat Merah
Aspek Indikator
AMDAL Melaksanakan 50 kegiatan pengelolaan lingkungan sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan dalam AMDAL. Air
1. 50 data pemantauan memenuhi BMAL yang dipersyaratkan. 2. Menyampaikan 50 data pemantauan yang dipersyaratkan.
3. Memenuhi 50 ketentuan teknis lainnya yang dipersyaratkan
Udara 1. Pemantauan dilakukan 3 cerobong.
2. Bagi sumber emisi yang berjumlah 5 cerobong dilakukan pemantauan minimal 30 dari jumlah total cerobong.
3. Memantau 50 parameter dari baku mutu emisi spesifik dipantau 2 parameter yang dominan.
4. Menyampaikan 50 data pemantauan yang dipersyaratkan. 5. 50 data pemantauan memenuhi BMEU yang dipersyaratkan.
6. Memenuhi 50 ketentuan teknis lainnya yang dipersyaratkan.
Limbah B3 1. Memenuhi 40 ketentuan penelolaan limbah B3 yang wajib
dilakukan sesuai dengan izin yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Kinerja PLB3 40 dari total limbah B3 yang dihasilkan yang
tercatat dalam neraca LB3. 3. Sudah menghentikan open dumping dan open burning.
4. Tidak memiliki izin pengelolaan limbah B3 dan atau menyerahkan limbah B3 ke pihak ke-3 yang tidak memiliki izin.
5. Telah melakukan usaha pengelolaan limbah B3 ke pihak ke-3 yang tidak memiliki izin.
Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup
commit to user
24
Tabel 2.6 Indikator Peringkat Hitam
Aspek Indikator
AMDAL Tidak memiliki AMDAL yang telah disetujui oleh komisi AMDAL.
Air 1. Air limbah yang dibuang ke lingkungan 500 BMAL dari 80 data
yang wajib disampaikan sesuai dengan yang dipersyaratkan. 2. Tidak melakukan pemantauan air limbah sama sekali.
3. Melakukan by pass untuk pembuangan air limbah dengan sengaja. 4. Melakukan by pass lebih dari satu kali.
Udara 1. Tidak melakukan pemantauan emisi cerobong sama sekali.
2. 50 data pemantauan yang wajib disampaikan melebihi 500 BMEU Limbah
B3 Melakukan kegiatan open dumping dan atau open burning limbah B3
dengan sengaja secara langsung ke lingkungan dan tidak melakukan upaya sama sekali.
Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup
4. Enviromental Disclosure Pengungkapan Lingkungan
Pengungkapan secara umum terbagi atas dua jenis yaitu, voluntary disclosure dan mandatory disclosure. Voluntary disclosure adalah
pengungkapan berbagai
informasi yang
berkaitan dengan
aktivitaskeadaan perusahaan secara sukarela. Meski pada kenyataannya pengungkapan secara sukarela tidak benar-benar terjadi karena terdapat
kecenderungan bagi perusahaan untuk menyimpan dengan sengaja informasi yang sifatnya dapat menurunkan arus kas. Hal tersebut
dianggap dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan. Oleh karena itu, manajer suatu perusahaan hanya akan mengungkapkan informasi yang
baik good news yang dapat menguntungkan perusahaan.
commit to user
25
Ada berbagai cara untuk meraih kepercayaan dari stakeholders dan untuk memperoleh value added bagi perusahaan, salah satunya dengan
meningkatkan kredibilitas perusahaan melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas Rahayu, 2008. Adapun salah satu jenis pengungkapan
sukarela adalah environmental disclosure. Enviromental disclosure adalah pengungkapan informasi yang berkaitan
dengan lingkungan di dalam laporan perusahaan Ignatius Bondan Suratno, Darsono, Siti Mutmainah,2006. Informasi ini dapat diperoleh
dengan banyak cara, seperti pernyataan kualitatif, asersi atau fakta kuantitatif, bentuk laporan keuangan atau catatan kaki. Melalui
pengungkapan lingkungan hidup pada laporan tahunan, masyarakat dapat memantau aktivitas – aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam
rangka memenuhi tanggungjawab sosialnya. Dengan cara demikian, perusahaan akan memperoleh perhatian, kepercayaan dan dukungan dari
masyarakat Brown dan Deegan, 1998. Selain laporan tahunan, terdapat beberapa bentuk media lain yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
menyampaikan laporan lingkungan, antara lain seperti stand alone environmental reports dan website.
Dalam mengukur environmental disclosure dibutuhkan suatu checklist yang berisi item-item pengungkapan yang nantinya akan dicocokkan
dengan pengungkapan yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan checklist item-item pengungkapan
commit to user
26
lingkungan pada Global Reporting Initiative GRI yang merupakan standar internasional yang diakui dan telah diterapkan oleh perusahaan
internasional dalam menganalisa pengungkapan perusahaan.
5. Economic Performance Kinerja Ekonomi
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya Mulyadi, 1997.
Economic performance adalah kinerja perusahaan-perusahaan secara relative dalam suatu industri yang sama yang ditandai dengan return
tahunan industri yang bersangkutan Suratno, dkk., 2006. Pengukuran kinerja ekonomi dapat dihitung menurut accounting based measures
maupun capital market based. Pada accounting based measures dapat menggunakan analisis rasio keuangan sebagai pengukuran secara
financial. Pada penelitian terdahulu, Bragdon dan Malin 1972 dalam Al Tuwaijri, et al 2004 menggunakan accounting based measures earnings
per share dan ROE. Sedangkan Spicer 1978 dalam Al Tuwaijri, et al 2004 menggunakan keduanya baik accounting based measures maupun
capital market based profitability dan price earning ratio.
commit to user
27
B. Penelitian Terdahulu
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh para peneliti yang berhubungan dengan kinerja lingkungan :
Tabel 2.7 Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel
Hasil
Bragdon dan Marlin 1972
Environmental performance perusahaan kertas dari CEP
Council of Economic Priorities dan profitabilitas laba per lembar
saham dan return modal. Menemukan hubungan positif
antara profitabilitas dengan environmental performance .
Freedman dan Jaggi 1982
Enviromental disclosure dan economic performance yang
diukur dengan enam rasio akuntansi.
Menemukan hubungan tidak signifikan antara environmental
disclosure dengan economic performance.
Freedman dan Jaggi 1992
Enviromental performance dan economic performance.
Menemukan hubungan tidak signifikan antara environmental
performance dengan economic performance.
Al-Tuwaijri 2004
Enviromental performance, environmental disclosure dan
economic performance. Hanya economic performance
dengan environmental performance yang mempunyai
hubungan positif signifikan.
Sarumpaet Susi 2005
Enviromental performance dan economic performance.
Menemukan hubungan tidak signifikan antara environmental
performance dengan economic performance.
Suratno, Darsono dan Mutmainah
2007 Enviromental performance,
environmental disclosure dan economic performance.
Menemukan hubungan positif signifikan antara environmental
performance dengan environmental disclosure dan
economic performance.
Anggraini 2008 Enviromental performance,
environmental disclosure dan return saham.
Menemukan hubungan positif signifikan antara environmental
performance dan environmental disclosure dengan return
saham.
commit to user
28
C. Kerangka Berpikir
Informasi mengenai aktivitas atau kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang sangat berharga bagi stakeholder khususnya investor. Bagi stakeholder,
pengungkapan informasi mengenai aktivitas atau kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan yang akan
menjadi tempat bagi para investor dalam menanamkan investasinya.
Perusahaan yang memiliki environmental performance atau kinerja lingkungan yang baik merupakan suatu good news bagi investor dan calon
investor. Perusahaan yang memiliki tingkat environmental performance yang tinggi akan direspon secara positif oleh investor melalui fluktuasi harga saham
perusahaan. Harga saham secara relatif dalam industri yang bersangkutan merupakan cerminan pencapaian economic performance perusahaan. Sedangkan
perusahaan dengan pengungkapan lingkungan yang tinggi dalam laporan keuangannya akan lebih dapat diandalkan. Laporan keuangan yang handal
tersebut akan berpengaruh secara positif terhadap economic performance, dimana investor akan merespon secara positif dengan fluktuasi harga pasar saham yang
semakin tinggi.
commit to user
29
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Environmental Performance terhadap Economic Performance
Dewasa ini, perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan stockholders, tetapi juga karyawan, konsumen serta masyarakat. Perusahaan
mempunyai tanggung jawab sosial terhadap pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik modal. Salah satu argumentasi dalam hubungan antara
profitabilitas dan tingkat kinerja sosial adalah ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan menganggap tidak perlu melaporkan hal-
hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para
pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup social dan lingkungan sehingga investor akan tetap berinvestasi
Economic performance
H 1
H 2
Enviromental performance
Enviromental disclosure
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
commit to user
30
di perusahaan tersebut. Apabila semakin besar andil perusahaan di dalam kegiatan lingkungan, maka semakin baik pula image perusahaan di mata
stakeholder maupun pengguna laporan keuangan. Dengan adanya image positif tersebut, maka akan dapat menarik perhatian dari para stakeholder
maupun masyarakat pengguna laporan keuangan. Maka dengan kinerja lingkungan perusahaan yang meningkat akan semakin baik pula kinerja
ekonomi perusahaan tersebut, sehingga pasar akan merespon secara positif melalui fluktuasi harga saham yang diikuti oleh meningkatnya return saham
perusahaan yang secara relatif merupakan cerminan pencapaian economic performance. Hubungan antara environmental performance terhadap
economic performance dapat dihipotesiskan sebagai berikut:
H1 : Environmental Performance memiliki pengaruh signifikan terhadap
Economic Performance. 2.
Pengaruh Environmental Disclosure terhadap Economic Performance
Perusahaan melakukan pengungkapan informasi sosial dengan tujuan untuk membangun image perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat.
Envirnonmental disclosure menyajikan besarnya kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Sesuai dengan teori stakeholder, besarnya informasi
keuangan lingkungan yang diungkapkan perusahaan akan berpengaruh terhadap stakeholder dan berakibat pada harga saham dan return tahunan
perusahaan. Return tahunan merupakan ukuran yang obyektif dan komprehensif dalam mewakili economic performance Al Tuwaijri, 2004.
commit to user
31
Dengan mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan lingkungan akan membuat laporan keuangan menjadi lebih handal dan akan menjadi good
news bagi perusahaan sehingga stakeholder maupun pengguna laporan keuangan akan lebih tertarik terhadap perusahaan dan perusahaan akan
direspon positif oleh pasar dengan fluktuasi harga saham dan meningkatnya return saham perusahaan. Hubungan antara environmental disclosure
terhadap economic performance dapat dihipotesiskan sebagai berikut :
H2 : Environmental Disclosure memiliki pengaruh signifikan terhadap Economic
Performance.
commit to user
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN