commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kepekaan, kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika saat ini menjadi perhatian bagi perusahaan. Polusi udara dan air, kebisingan suara,
kemacetan lalu lintas, bahan kimia, hujan asam, radiasi sampah nuklir, dan masih banyak petaka lain yang menyebabkan stres mental maupun fisik, telah lama
menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Masalah-masalah perusakan lingkungan tersebut, ditambah perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan
cacat produksi mengakibatkan ketidaknyamanan ataupun bahaya bagi konsumen. Berbagai isu tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility CSR yang mengemuka kembali ini sejalan dengan semakin banyaknya tuntutan dari pihak luar. Selama ini perusahaan dianggap sebagai
lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. Perusahaan dapat memberikan kesempatan kerja, menyediakan barang yang
dibutuhkan masyarakat untuk dikonsumsi, membayar pajak, memberikan sumbangan, dan lain-lain. Karenanya perusahaan mendapat legitimasi untuk
bergerak leluasa dalam melaksanakan kegiatannya dengan tujuan utama mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun, beberapa pihak
menginginkan perusahaan tidak hanya berorientasi pada kepentingan stockholder melalui pencapaian laba saja, namun juga memperhatikan kepentingan
commit to user
2
stakeholder, sehingga munculah konsep triple-bottom line 3BL yang dijelaskan Elkington 1997 dan yang dikutip oleh Deegan 2000. Triple-bottom line
menyediakan informasi tentang kinerja sosial, lingkungan dan ekonomi yang juga relevan dengan yang dikemukakan Leonard dan McAdam 2003 yang
menyebutkan tentang elemen Corporate Social Responsibility CSR. Selama ini banyak perusahaan berusaha mencapai maximum gain dan meminimumkan
sacrifice yang dilandasi nilai-nilai kapitalis yang individualist, self interest, rationality, bebas nilai dan etika. Akibatnya, banyak skandal keuangan maupun
skandal lingkungan yang merugikan dunia bisnis dan masyarakat. Dampak dari banyaknya berbagai praktek penyimpangan bisnis yang tidak etis dan merugikan,
maka muncul berbagai tekanan internal, tingkat persaingan, tekanan eksternal dari para investor dan konsumen, tekanan peraturan dan perundang-undangan agar
perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial. Kesadaran mengenai pentingnya mempraktekkan CSR telah menjadi trend global seiring dengan
semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan untuk menanggulangi global warming.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia sendiri pada kenyataannya masih memiliki perhatian yang rendah terhadap masalah tanggungjawab sosial terutama
mengenai dampak lingkungan dari aktivitas industrinya. Hal ini dapat dilihat dari adanya perusahaan-perusahaan Indonesia yang mendapat sorotan negatif atas
terbengkalainya pengelolaan lingkungan, kerusakan lingkungan yang diakibatkan dan rendahnya minat perusahaan terhadap konversi lingkungan. Contoh
commit to user
3
perusahaan dengan tingkat resiko lingkungan yang tinggi di Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan pertambangan umum.
Kedua jenis perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bmengambil bahan baku untuk proses produksi langsung dari alam. Sebagai contoh, kasus PT
Lapindo Brantas yang mencari sumber gas alam di Sidoarjo yang karena lalai dan tidak bertanggung jawab malah menyemburkan lumpur panas. Lumpur
panas itu telah menenggelamkan lebih dari 10.000 rumah, 600 ha sawah, belasan pabrik, dan lebih dari 20.000 orang harus mengungsi, tidak berfungsinya sarana
pendidikan, terganggunya sarana transportasi baik jalan raya yang menghubungkan Surabaya-Malang dan rel kereta api. Lumpur panas tersebut
dialirkan ke Kali Porong sehingga membuat air sungai menjadi keruh. Kemudian masalah PT Newmont Minahasa Raya di Nusa Tenggara yang menggunakan
teknologi berbahaya di laut yaitu pembuangan tailing ke laut Submarine Tailing Disposal yang terbukti telah mengakibatkan pencemaran di Teluk Buyat,
Sulawesi Utara. Bahkan hasil survey KLH yang dilakukan bulan September 2004 di daerah Tongo Sejorong, Benete dan Lahar, Nusa Tenggara Barat,
menunjukkan sekitar 76 – 100 responden nelayan menyatakan bahwa pendapatan mereka menjadi turun WALHI,2005.
Adanya berbagai macam kepentingan dari berbagai pihak dalam perusahaan- perusahaan yang memiliki masalah sosial mengakibatkan masalah sosial
seringkali tidak dapat diselesaikan dengan baik. Pemerintah adalah badan pembuat peraturan, oleh karena itu pemerintah memiliki peran signifikan
commit to user
4
terhadap kebijakan yang dibuat oleh perusahaan terhadap lingkungan eksternalnya. Berbagai peraturan terkait lingkungan yang telah dibuat pemerintah
antara lain UU RI No. 23 Tahun 1997 yang diperbaharui dengan UU RI no. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 5
menyatakan : 1 setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia, 2 setiap orang berhak mendapatkan
pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, 3
setiap orang berhak mengajukan usul danatau keberatan terhadap rencana usaha danatau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup, 4 setiap orang berhak berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan, 5
setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup, Undang-undang No. 4 Tahun 1982 dan Undang-
undang No. 27 Tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan serta Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun. Akuntansi sebagai alat pertanggungjawaban memiliki fungsi sebagai
pengendali terhadap aktivitas setiap unit usaha. Tanggung jawab managemen tidak terbatas pada pengelolaan dana dalam perusahaan, tetapi juga meliputi
dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan sosialnya. Bentuk pertanggungjawaban akuntansi ini tentu saja harus diwujudkan dalam
commit to user
5
bentuk laporan tahunan dengan menyajikan dan mengungkapkan setiap materi akuntansi informasi yang dibutuhkan, oleh karena itu prinsip full disclosure
memegang peranan penting. Selain laporan tahunan, beberapa bentuk media lain yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan laporan lingkungan
adalah laporan lingkungan tersendiri stand alone environmental reports dan website.
Gray 1993 menjelaskan bahwa pengungkapan lingkungan merupakan bagian dari pengungkapan laporan tahunan. Gray juga menjelaskan bahwa ada banyak
studi yang menguji lebih lanjut mengenai informasi sosial yang dihasilkan oleh perusahaan dan menemukan bahwa informasi lingkungan merupakan salah satu
bagian dari informasi tersebut. Lebih jauh, Gray menyatakan pengungkapan lingkungan merupakan bagian penting dari suatu laporan tahunan perusahaan.
Pelaporan lingkungan dalam laporan tahunan di sebagian besar negara temasuk Indonesia memang masih bersifat voluntary. Pelaporan lingkungan ini dilakukan
untuk menjaga reputasi perusahaan, agar perusahaan dapat tetap survive dan terhindar dari berbagai bentuk penolakan masyarakat. Sebaliknya, apabila
informasi lingkungan ini tidak dicantumkan dalam laporan tahunan, maka hal ini akan memberikan pengaruh tersendiri bagi perusahaan dimata pemerintah,
masyarakat, organisasi lingkungan, media masa khususnya pada investor, dan kreditor bank karena investor maupun kreditor bank tidak mau menanggung
kerugian yang hanya dikarenakan oleh adanya kelalaian perusahaan tersebut terhadap tanggungjawab sosialnya Harahap, 1998.
commit to user
6
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur environmental performance dan enviromental disclosure dalam pengaruhnya terhadap economic performance
perusahaan dengan sampel industri-industri manufaktur dan pertambangan umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2005-2008 dan yang
mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan PROPER tahun 2006-2009. Peneliti tertarik melakukan penelitian
ini karena penelitian empiris terdahulu mengenai hubungan antara environmental performance,
economic performance
dan environmental
disclosure menampakkan hasil yang bervariasi. Al-Tuwaijri, et al. 2004 menemukan
adanya hubungan positif signifikan antara economic performance dengan environmental performance demikian juga antara environmental disclosure
dengan environmental performance. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ignatius Bondan Suratno, Darsono, Siti Mutmainah 2006 juga menemukan
adanya hubungan positif signifikan antara environmental performance dengan economic performance. Hasil sebaliknya yaitu hubungan tidak signifikan antara
environmental performance dengan economic performance ditunjukkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Feedman dan Jaggi 1992 dan Sarumpaet 2005.
Untuk hubungan antara environmental disclosure dengan return saham sebagai pengganti economic performance, terbukti mempunyai hubungan positif
signifikan melalui penelitian yang dilakukan Anggraini 2008. Sedangkan Feedman dan Jaggi 1982 menyatakan adanya hubungan tidak signifikan antara
environmental disclosure dengan economic performance. Berdasarkan uraian
commit to user
7
tersebut di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Enviromental Performance dan Enviromental Disclosure Terhadap Economic
Performance”.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh antara environmental performance dengan
economic performance pada industri manufaktur dan pertambangan umum yang terdaftar di BEI?
2. Apakah terdapat pengaruh antara environmental disclosure dengan economic performance pada industri manufaktur dan pertambangan umum yang
terdaftar di BEI?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh environmental performance terhadap economic performance pada perusahaan manufaktur
dan pertambangan umum yang terdaftar di BEI.
2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh environmental disclosure terhadap economic performance pada perusahaan manufaktur dan
pertambangan umum yang terdaftar di BEI.
commit to user
8
D. Manfaat Penelitian
1. Implikasi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi bagi pengembangan
penelitian selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah wawasan serta dapat memberikan kontribusi terhadap literatur penelitian akuntansi
khususnya mengenai
hubungan antara
environmental performance,
environmental disclosure dan economic performance perusahaan. 2. Implikasi Praktis
a. Bagi manajemen perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sebuah referensi bagi pihak
manajemen perusahaan-perusahaan yang terdapat di Indonesia mengenai seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari hasil kinerja keuangan
perusahaan mereka sehubungan dengan perkembangan dalam kegiatan tanggung jawab sosial yang telah mereka lakukan selama ini.
b. Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para investor dalam
memperkirakan risiko manajemen jangka panjang dalam pertimbangan pengambilan keputusan menginvestasikan modalnya pada perusahaan-
perusahaan di Indonesia, karena investor dapat melihat laporan tanggung jawab sosial.
commit to user
9
c. Bagi pengambil kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang
kebijakanpengaturan mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial di dalam laporan tahunan perusahaan.
commit to user
10
BAB II LANDASAN TEORI