Pendidikan Anak Tunagrahita Anak Tunagrahita Ringan

dalam bidang sosial dan intelektual sampai batas-batas tertentu pelajaran membaca dan menulis, menghitung sampai batas-batas tertentu yang dimiliki. 2 Klasifikasi menurut sebab - sebab sub normal mental : a Sebab-sebab keturunan b Sebab-sebab gangguan fisik c Sebab- sebab kerusakan otak 3 Klasifikasi menurut tipe-tipe klinik a Cretinisme cebol b Mongol c Microcephalik d Hydrocepalik e Cerebral palsied Berdasarkan beberapa pendapat pendapat di atas tersebut, penulis dapat menyimpulkan klasifikasi anak tuna grahita adalah : a. Tuna grahita ringandebil, memiliki IQ 5055 sampai 7075, masih mampu dididik membaca, menulis dan berhitung. b. Tuna grahita sedang atau imbisil, memiliki IQ 2025 sampai 5055, pengembangan bahasa sedikit, dapat dilatih untuk merawat dirinya sendiri ADL motoriknya kurang terorganisasi c. Tuna grahita berat idiot, IQ nya 20-25 anak ini tidak dapat belajar memelihara dirinya sendiri, selalu membutuhkan pengawasan dari orang lain.

e. Pendidikan Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita merupakan anak yang mempunyai intelegensi sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan la mengikuti pelajaranpendidikan di sekolah umum. Hal ini terjadi karena anak tunagrahita memiliki perkembangan berpikirnya sangat lamban. Anak tuna grahita kemampuannya sangat terbatas sehingga pengetahuan dan ketrampilannya sangat terbatas Pula. Adapun ukuran untuk menentukan apakah seseorang tunagrahita atau tidak, ialah dengan mengukur kemampuan intelegensinya tingkat kecerdasannya. Karena kecerdasan sifatnya kompleks seyogyanya digunakan tes verbal dan tes performance. Diagnosa bagi anak tuna grahita dilaksanakan sebelum anak mendapatkan pelayanan pendidikan dan latihan. Prosedur umum yang dilaksanakan untuk menyeleksi anak dalam program pendidikan menurut Sam Isbani 1989 : 25 antara lain : a. Guru kelas mempunyai pertanggung jawaban secara profesional dalam mengidentifikasi anak tunagrahita. Selain dari hasil tes pencapaian achievement test, dikombinasikan dengan pola tingkah laku serta kematangan emosional dan sosial. b. Seleksi dari psikolog yang kwalified dengan memberikan tes individual mengenai kapasitas intelektualnya, kemasakan sosial dan karakteristik personalitas anak. c. Pengujian kesehatan secara menyeluruh yang diperlukan, jadi tidak selalu harus dilaksanakan. d. Mempelajari tentang data catatan kumulatif anak. e. Perlu pemeriksaan bila mengalami kurang pendengaran dan kurang penglihatan. f. Perlu adanya pertemuan antara orangtua, kepala sekolah, guru kelas, pengawas sekolah, guru khususPLB, dan konsultan pendidikan khususPLB. g. Diadakan konsultasi dengan orangtua, disertai dengan beberapa ahli yang diperlukan. Keberhasilan program pendidikan bagi anak tergantung dari pada baik dan buruknya hasil seleksi anak tersebut untuk ditempatkan pada kelassekolah tertentu. Maka penggolongan pengelompokan siswa dalam tunagrahita dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu: 1 Tunagrahita ringan : memiliki IQ 50 atau 55 dampai 70 atau 75, masih mampu didik membaca, menulis dan berhitung. Mereka dapat mengikuti di sekolah umum walaupun intelegensinya lebih rendah dari pada anak normal. 2 Tunagrahita sedang : memiliki IQ 20 atau 25 sampai 50 atau 55. Pengembangan bahasa sedikit, dapat dilatih untuk merawat dirinya sendiri yang merupakan kebiasan sehari-hari, mereka dapat mengikuti pendidikan di sekolah khusus. 3 Tunagrahita berat : kategori ini anak tidak dapat belajar memelihara dirinya sendiri, selalu membutuhkan dan pemeliharaan. IQ nya sekitar 20 - 25.

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Matematika Hitung Penjumlahan

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Garis Bilangan

0 16 135

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN MELALUI ALAT PERAGA PUSEL BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS II DI SLB C NEGERI PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 12 79

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN 1 – 10 MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA DEKAK – DEKAK BAGI SISWA KELAS D I SLB – B YPPALB KOTA MAGELANG TAHUN 2010 2011

0 6 75

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN CACAH MELALUI ALAT PERAGA.

0 0 61

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LAMONA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN 1-20 PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS 1 SDLB B PEMBINA KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 29

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Garis Bilangan.

0 0 2

PENGGUNAAN ALAT PERAGA METERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA.

0 1 11

Penerapan Alat Peraga Keping Berwarna untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

0 0 7

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDN 2 GUNUNGKARUNG KECAMATAN LURAGUNG KABUPATEN KUNINGAN - I

0 0 20