Analisis Korelasi Analisis Pengaruh Jumlah Pasangan Usia Subur dan Akseptor KB Terhadap Angka Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 1997-2011

c. Keputusan : H diterima jika t hitung ≤ t ta bel H ditolak jika t hitung t tabel d. Menentukan nilai t hitung t hitung = � � � �� � �1 = � �.12 �∑ � 1 2 1 −� 12 2 dan � �2 = � �.12 �∑ � 2 2 1 −� 12 2 Abdul Hakim, 2002:291 e. Membuat kesimpulan apakah H diterima atau ditolak

2.3 Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa memperhatikan ada atau tidaknya hubungan kausal diantara variabel tersebut. Pada dasarnya analisis ini bertujuan untuk mengukur kekuatan atau derajat hubungan antara dua variabel. Derajat hubungan antara dua variabel ini disebut sebagai korelasi sederhana. Dalam analisis korelasi akan dijumpai bahwa dua variabel berkorelasi positif, negatif atau tidak berkorelasi. Dua variabel dikatakan berkorelasi positif adalah jika datanya cenderung berubah secara bersama, dengan kata lain jika kenaikan nilai pada satu variabel diikuti oleh variabel yang lain. Dua variabel Universitas Sumatera Utara dikatakan berkorelasi negatif adalah jika datanya cenderung berubah dalam arah yang berlawanan, dengan kata lain jika kenaikan nilai pada suatu variabel diikuti oleh penurunan pada variabel lainnya dan sebaliknya. Dikatakan tidak berkorelasi apabila tidak ada hubungan atau kaitan antara variabel yang satu dengan lainnya. Koefisien korelasi R dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara dua variabel atau lebih dan mengetahui arah hubungan antara dua variabel. Untuk mengetahui derajat hubungan antara dua variabel atau lebih menggunakan nilai absolut dari koefisien tersebut. Besarnya koefisien korelasi adalah 0 sampai dengan ±1. Apabila dua variabel mempunyai nilai R = 0 berarti variabel tersebut tidak mempunyai hubungan, sedangkan apabila mempunyai nilai R = ±1 maka variabel tersebut memiliki hubungan yang sempurna. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi antara dua variabel mendekati 1 maka tingkat derajat hubungan tersebut semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah mendekati 0 maka tingkat derajat hubungan semakin lemah.

2.3.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah suatu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependent yuang dapat Universitas Sumatera Utara dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Besarnya koefisien determinasi R 2 dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R 2 = JK Reg ∑ y 2 Besarnya koefisien R 2 nilainya antara nol sampai satu: 0 R 2 1, semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu regresi, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independent terhadap nilai dependent. Sebaliknya, semakin mandekati satu besarnya koefisien determinan suatu regresi, maka semakin besar besar pula pengaruh semua variabel independent terhadap nilai dependent.

2.3.2 Koefisien Korelasi

Jika hubungan antara dua variabel telah diketahui, maka pengukuran yang lebih akurat dari derajat hubungan diantara dua variabel itu adalah menggunakan parameter yang dikenal sebagai koefisien korelasi yang biasa dinotasikan dengan r jika hanya terdapat dua variabel dan r bila terdapat tiga variabel atau lebih. Untuk mencari korelasi antara variabel Y terhadap X i atau � �,1,2,…,� dapat dicari dengan rumus: � �,1,2,…,� = � ∑ � � � � – ∑ � � ∑ � � �� ∑ � � 2 −∑ � � 2 �� ∑ � 2 ∑ � 2 Sedangkan untuk menghitung koefisien antara variabel bebas digunakan rumus: Universitas Sumatera Utara � �1�2 = � ∑ � 1 � 2 −∑ � 1 � 2 �� ∑ � 1 ² −∑ � 1 ² �� ∑ � 2 ² −∑ � 2 ² s Koefisien korelasi mengambil nilai antara -1 dan +1, jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai koefisien korelasi mendekati -1, jika tidak memiliki korelasi maka koefisien korelasi akan mendekati 0 dan berkorelasi positf maka nilai koefisien korelasi akan mendekati +1. Untuk lebih memudahkan mengetahui bagaimana sebenarnya derajat keeretan anatara variabel-variabel tersebut, dapat dilihat pada perumusan berikut ini. Tabel 2.2 Interpretasi dari Nilai R R Interpretasi Tidak berkorelasi 0,01 – 0,20 Sangat rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Agak rendah 0,61 – 0,80 Cukup 0,81 – 0,99 Tinggi 1 Sangat tinggi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB 3 URAIAN SINGKAT KABUPATEN TAPANULI SELATAN

3.1 Keadaan Daerah