Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kerangka Penelitian Pencemaran Udara

sangat besar untuk memperolehnya dan juga membuat ketergantungan dalam hal perlehan suku cadang dari alat tersebut. Oleh karena itu penelitian ini dibuat alat ukur debu jatuh dengan menggunakan material yang mudah didapatkan dalam negeri serta memiliki kualitas yang baik. Selain itu penggunaan alat ukur debu jatuh ini dianalisis di laboratorium dan lebih menghemat waktu dalam pengukuran di lapangan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian alat pengukur debu jatuh dustfall ini adalah: 1. Pertumbuhan industri dalam negeri khususnya industri dalam bidang instrumentasi lingkungan kurang berkembang, sehingga menyebabkan ketergantungan yang sangat besar pada pihak luar negeri 2. Alat ukur debu jatuh buatan Indonesia belum ada 3. Sistem pengukuran debu jatuh masih perlu disempurnakan.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Merancang dan membangun alat ukur debu jatuh dustfall yang mudah, praktis dan ekonomis 2. Menguji kinerja alat ukur debu jatuh dan menganalisis hasil pengukuran di lokasi yang beragam.

1.4. Kerangka Penelitian

Alat ukur debu jatuh dustfall memiliki prinsip kerja yaitu debu yang berada bebas di udara secara perlahan-lahan jatuh ke permukaan bumi karena adanya gaya gravitasi. Debu yang jatuh tersebut langsung masuk ke bagian penangkap dari alat. Sebelum keluar lagi debu akan disaring terlebih dahulu oleh filter yang dipasang pada rumah filter. Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencemaran Udara

Udara bersih adalah udara kering yang berada di atmosfer yang ditemukan pada wilayah pedesaan atau udara yang berada di atas samudra yang jauh dari sumber polusi. Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara yang bersih dan kering disusun oleh zat-zat berikut Wardhana 2004: Nitrogen N 2 = 78.09 volume Oksigen O 2 = 20.94 Argon AR = 0.93 Karbon dioksida CO 2 = 0.032 Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Beberapa gas seperti Sulfur Dioksida SO 2 , Hidrogen Sulfida H 2 S, dan Karbon Monoksida CO selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman, kebakaran hutan, dan sebagainya. Selain disebabkan polutan alami tersebut, polusi udara juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia. Polutan yang berasal dari kegiatan manusia secara umum dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu polutan udara primer mencakup 90 jumlah polutan udara seluruhnya dan polutan udara sekunder BPLHD Jabar 2007. Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi dari komponen pencemar lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya PP 41 Tahun 2009. Kehadiran bahan atau zat-zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Semakin meningkatnya pembangunan secara pesat khususnya di bidang industri dan teknologi serta semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil minyak menyebabkan udara disekitar udara ambien menjadi makin tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran. Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu: a. Faktor internal secara alamiah, contohnya : 1. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin 2. Abu debu yang dikeluarkan akibat dari letusan gunung berapi berikut gas- gas vulkanik 3. Proses pembusukan sampah organik. b. Faktor eksternal karena kegiatan manusia, contohnya: 1. Hasil pembakaran bahan bakar fosil 2. Debuserbuk dari kegiatan industri 3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau gas yang yang masuk ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya Wardhana 2004.

2.2. Komponen Pencemar Udara