Tambang Kapur Ciampea Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat Ukur Debu Jatuh (Dustfall)

jumlah kendaraan bermotor yang melalui wilayah tersebut. Berdasarkan data hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah kendaraan bermotor sangat berpengaruh terhadap konsentrasi debu di udara. Menurut Satriyo 2008 pencemaran udara yang terjadi di kebanyakan kota besar dunia disebabkan terutama oleh adanya energi yang digunakan dalam transportasi dan industri. Peningkatan kadar debu di lokasi pengambilan contoh uji yang disebabkan oleh tingginya penggunaan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai tenaga penggeraknya. Emisi yang dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor pada umumnya juga menghasilkan debu yang dapat meningkatkan pencemaran udara. Berdasarkan jenisnya, sepeda motor merupakan penyumbang emisi debu terbesar dari tahun ke tahun Makarim 2002. Debu yang bersumber dari gas buang kendaraan bermotor tersebut dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya karena meracuni sistem pernafasan dan menghalangi pembentukan sel darah merah CDC 2001. Hasil pengukuran konsentrasi debu jatuh untuk wilayah pinggiran jalan raya dapat dilihat pada Gambar 21. Pengendalian pencemaran udara terutama yang berasal dari penggunaan kendaraan bermotor sudah saatnya untuk dilakukan. Pemilihan teknologi pengendalian pencemaran udara dan penegasan kebijakan penggunaan bahan bakar untuk kendaraan bermotor diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas udara. Teknologi yang dapat diterapkan dalam upaya pengendalian pencemaran udara yang berasal dari kendaraan bermotor yaitu peggunaan bensin tampa timbal atau pengadaan solardiesel dengan kandungan sulfur rendah. Teknologi terbaru yang mungkin dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan bahan bakar alternatif untuk kendaraan seperti penggunaan bahan bakar gas. 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 F - 01 F - 02 F - 03 K a d a r D e b u J a tu h To n k m 2 b ln Kode Filter 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 F - 01 F - 02 F - 03 K a d a r D e b u J a tu h To n k m 2 b ln Kode Filter 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 F - 01 F - 02 F - 03 K a d a r D e b u J a tu h To n k m 2 b ln Kode Filter SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: 1. Dustfall canister untuk pengukuran debu jatuh di lapangan hasil perancangan dapat memberikan hasil pengukuran yang lebih cepat karena hasil pengambilan contoh uji dapat langsung ditimbang di laboratorium. 2. Alat ukur debu jatuh hasil rancangan terbuat dari material produk dalam negeri sehingga lebih ekonomis untuk dibuat. 3. Ruang stabilisasi Stabilisation Chamber filter untuk pengukuran debu jatuh telah dirancang dan dibangun menggunakan material dasar akrilik dan besi dengan sistem kontrol berbasis PID Proportional – Integral - Drivative. Uji kinerja Stabilisation Chamber untuk memperoleh karakteristik pengeringan filter debu jatuh dengan sistem kontrol PID menunjukkan bahwa: a. Suhu yang stabil selama proses stabilisasi filter. b. Proses stabilisasi filter berlangsung selama 3 jam dimana selama selang waktu tersebut berat filter sudah relatif stabil. Stabilisation Chamber bersama-sama dengan dustfall canister menunjang penyederhanaan sistem pengukuran debu jatuh. 4. Pengukuran konsentrasi debu jatuh di beberapa lokasi pengambilan contoh uji menunjukkan bahwa kegiatan manusia dan kerapatan vegetasi di suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap konsentrasi debu jatuh dalam udara ambien.

6.2. Saran

1. Analisis kadar debu jatuh di laboratorium sebaiknya digunakan timbangan dengan ketelitian 0.0001 gram agar hasil pengukuran lebih akurat. 2. Dustfall canister hasil rancangan sebaiknya dikalibrasi dengan alat ukur debu jatuh yang sudah terkalibrasi agar diperoleh hasil pengukuran yang lebih akurat. 3. Perlu adanya revisi dalam SNI No.134703-1998 tentang Penentuan Kadar Debu di Udara dengan Penangkap Debu Jatuh Dust Fall Collector terutama dalam hal penentuan jenis kertas filter dan metode pengukuran debu jatuh. DAFTAR PUSTAKA Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat, 2007. Pengembangan Sistem Pemantauan Udara Passive Sampler, Kegiatan Pengendalian Pencemaran Udara di Jawa Barat. Laporan Akhir. Kerjasama dengan PT. Dua Ribu Satu Pangripta. Centers for Disease Control and Prevention CDC, National Center for Environmental Health NCEH, 2001, Laporan Akhir. Pemaparan Timbal dan Anemia pada Anak-anak di Jakarta, Indonesia. Ferdinand, Sinaga. 1994 Perkembangan Strategi Kontrol Otomatik di Industri Proses. Laboratorium Instrumentasi dan Kontrol Teknik Fisika. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Harsokoesoemo, Darmawan. 2000. Pengantar Perancangan Teknik Perancangan Produk. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Kartikasari, Pria. 1998. Pengaruh Vegetasi Terhadap Iklim Mikro, Kadar Timah Hitam dan Kadar Debu di Udara Lalu Lintas jalur Utama Kotamadya Semarang. Thesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Lodge Jr, James P. 1988. Method of Air Sampling and Analysis. Third Edition. Intersociety Committee. Lewis Publishers, Inc. Makarim, Nabiel. 2002. Status Lingkungan Hidup Indonesia 2002. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Modaish, A.S. 1997. Characteristic and Composition of The Falling Dust Sediments on Riyadh City, Saudi Arabia. Journal Of Arid Environments 1997 36: 211-223 Nadaffi, K, R. Nabizadeh, Z. Soltainanzadeh, M.H. Ehrampoosh. 2006. Evaluation of Dustfall in Air of Yazd. Iran Journal of Environment Health Science Engineering., 2006 Vol.3, No.3, pp. 161-168 Ogata, Katsuhiko, 1970. Modern Control Engineering. Dalam Edi Laksono., 1995. Teknik Kontrol Automatik. Penerbit Erlangga, Jakarta. Pakpahan, Sahat., 1994. Kontrol Otomatik. Penerbit Erlangga, Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Lampiran Baku Mutu Kualitas Udara Ambien, 1999. Sami. Muhammad, Amir Waseem, Sher Akbar. 2006. Quantitative Estimation of Dustfall and Smoke Particles in Quetta Valley. University of Balochistan, Quetta. Pakistan. Journal of Zhejiang University Science B 2006 77: 542-547 Sastrawijaya, A. Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta Satriyo, Saputro. 2007. Studi kondisi Kimiawi Penyebaran Pb, Debu dan Kebisingan di Kota Jakarta. Jurnal Kajian Ilmiah Lembaga Penelitian Ubhara Jaya Vol. 9 No. 2 Tahun 2008. SNI 13-4703-1998. Penentuan Kadar Debu di Udara dengan Penangkap Debu Jatuh Dust Fall Collector.Badan Standarisasi Nasional. Suharsono, H. 1992. Dampak terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan. Kumpulan Kuliah Kursus AMDAL 3. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Suratmi, Margaretha. 2010. Analisis Karbon Monoksida CO Dalam Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Dengan Sensor Gas Semikonduktor. Tesis, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara. Tjokronegoro. A. Harijono. Perkembangan Teknik Kontrol Modern, Laboratorium Instrumentasi dan Kontrol Teknik Fisika. Institut Teknologi Bandung, Bandung. USEPA, 2003. Fourth External Review Draft of Air Quality Criteria for Particulate Matter June 2003. EPA400391003Ad, Environmental Protection Agency, Research Triangle Park A.C. Wahyono, Budiarto. 2008. Analisis Hubungan Kualitas Udara Ambien dengan Kejadian Penyakit ISPA. Thesis. Universitas Indonesia. Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi. Yogyakarta. Wieringa, M.H., Weyler, J.J., Van Bastelaer, F.J., Nelen, V.J., Van Sprundel, M.P. and Vermeire, P.A. 1997. Higher Asthma Occurance in an Urban than a Suburban Area: Role of House Dust Mite Skin Allergy. Eur Resipiration Journal 1997: 10: 1460-1466. Doi: 10.118309031936.97.10071460 Zhang, Yuanhui. 2005. Indoor Air Quality Engineering. CRC Press. Boca Raton, Florida.