Evaluasi Model Penerapan pada Data Penduduk Indonesia

4.5 Evaluasi Model

Berdasarkan pengembangan model yang telah disajikan pada sub bagian sebelumnya, perlu dilakukan evaluasi terhadap keberadaan model-model tersebut sehingga dapat dipilih model terbaik untuk digunakan dalam pendugaan. Dari Model 1 sampai dengan Model 13, model yang terbaik adalah model dengan koefesien determinasi R 2 adj mendekati 1 pada gugus data I dan nilai MAPE eksternal paling kecil. Dari Tabel 9, dapat dilihat bahwa Model 11 dan Model 13 mempunyai MAPE eksternal terkecil yaitu masing-masing sebesar 14,3 dan 14,0, sehingga dapat disimpulkan bahwa Model 11 dan Model 13 paling akurat digunakan untuk menduga nilai TFR. Koefesien determinasi terkoreksi R 2 adj yang dihasilkan masing-masing sebesar 94,3 dan 94,0 juga merupakan nilai yang mendekati 1. Berikut disajikan tabel evaluasi model dari model Palmore dan Gunasekaran-Palmore dan modifikasinya. Tabel 9 Perbandingan antara R 2 adj, MAPE gugus data I, dan MAPE gugus data II pada semua model Model Gugus Data I Gugus Data II R 2 adj MAPEint MAPE eks Palmore 1 93,7 7,1 36,1 2 95,5 6,1 33,6 3 95,6 6,3 33,5 4 95,4 7,6 30,6 Gunasekaran-Palmore 5 58,1 10,7 18,8 6 63,3 10,5 18,9 7 64,0 9,4 17,5 8 63,7 9,5 17,5 9 65,9 9,4 17,4 10 74,5 7,7 20,4 Gabungan Palmore Gunasekaran-Palmore 11 94,3 3,1 14,3 12 93,3 3,9 14,2 13 94.0 3,3 14,0

4.6 Penerapan pada Data Penduduk Indonesia

Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar termasuk negara yang masih kurang lengkap dalam hal perhitungan TFR. Berikut kelengkapan data penduduk Indonesia pada tahun 2000-2003 yang didapat dari Sensus Penduduk SP tahun 2000 dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2003. www.datastatistik.Indonesia.com . Tabel 10 Kelengkapan data penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk dan SDKI tahun 2000-2003 Peubah AHH IMR CWR CP PEM CVAG K 3 B 2 TFR GRR Indonesia 65,5 35,6 0,44 10,1 56,9 0,68 4157,3 2,68 2,40 1,16 Berdasarkan hasil analisis hanya enam model yang digunakan untuk menduga nilai TFR Indonesia yaitu Model Palmore Original, Modifikasi Palmore Model 4, Model Gunasekaran-Palmore Original, Modifikasi Gunasekaran- Palmore Model 9, Modifikasi Gabungan Palmore dan Gunasekaran-Palmore fungsi distribusi umur wanita diskrit Model 11 dan Modifikasi Gabungan Palmore dan Gunasekaran-Palmore fungsi distribusi umur wanita kontinu Model 13 seperti disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Perbandingan nilai TFR duga untuk enam model pada data penduduk Indonesia dengan TFR = 2,40 Model TFR Palmore Original 3,20 Modifikasi Palmore 4 2,46 Gunasekaran-Palmore Original 2,70 Modifikasi Gunasekaran-Palmore 9 2,27 Modifikasi Gabungan Palmore dan Gunasekaran-Palmore fungsi distribusi umur wanita diskrit 11 2,49 Modifikasi Gabungan Palmore dan Gunasekaran-Palmore fungsi distribusi umur wanita kontinu 13 2,37 Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan data penduduk Indonesia pada Model Palmore Original, nilai TFR duga yang dihasilkan sebesar 3,20. Pada Model Gunasekaran-Palmore Original, nilai TFR duga yang dihasilkan sebesar 2,70. Pada Model 4 nilai TFR duga yang dihasilkan sebesar 2,46. Pada Model 9 nilai TFR duga yang dihasilkan sebesar 2,27. Pada Model 11, nilai TFR duga yang dihasilkan sebesar 2,49 dan pada Model 13 menghasilkan nilai TFR duga 2,37. Dari hasil yang diperoleh, maka untuk Model 11 dan Model 13 dengan nilai TFR duga masing-masing sebesar 2,49 dan 2,37 cukup akurat untuk menduga TFR Indonesia, yang jika dilihat berdasarkan data SDKI menggunakan Own Children Method tahun 2003 adalah 2,40. Sedangkan jika untuk Model 4, walaupun nilai TFR duga 2,46 sudah mendekati TFR Indonesia tetapi jika ditinjau secara demografi model tersebut tidak relevan karena tingkat kelahiran tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan faktor sosial yaitu status wanita pernah menikah tetapi juga oleh tingkat kematian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil kesesuaian model Palmore dan Gunasekaran-Palmore pada data yang baru mempunyai nilai validasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi yaitu nilai MAPE Mean Absolute Percentage Error eksternal masing-masing sebesar 36,1 dan 18,8 dibandingkan jika menggunakan data yang lama yaitu masing-masing sebesar 51,2 dan 23,7. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan pola tingkat kelahiran dan tingkat kematian pada hampir semua negara. 2. Modifikasi model gabungan Palmore dan Gunasekaran-Palmore menghasilkan model yang lebih baik dari model aslinya yaitu Model 11 untuk fungsi distribusi umur wanita bentuk diskrit dan Model 13 untuk fungsi distribusi umur wanita bentuk kontinu menggunakan data baru dari tahun 1990-2003. Model dapat ditulis sebagai berikut : Model 11 3 0, 2184 0, 4063ln 0,3743 0, 025 0,8007 l 9ln n GRR AHH CVAG K CWR      2 94,3, int 3,1, eks 14,3 R adj MAPE MAPE    Model 13 3 0, 0268 0,3564ln 0, 0873 0, 4333ln 0, 7969ln GRR AHH CVAG K CWR      2 94, 0, int 3,3, eks =14,0 R adj MAPE MAPE   3. Aplikasi Model 11 dan Model 13 yaitu model gabungan antara Palmore dengan Gunasekaran-Palmore untuk fungsi distribusi umur wanita bentuk diskrit dan kontinu dapat diterapkan pada data penduduk di Indonesia dengan nilai TFR duga masing-masing sebesar 2,49 dan 2,37 yang mendekati nilai TFR Indonesia berdasarkan SDKI menggunakan Own Children Method pada tahun 2003 yaitu sebesar 2,40.