Metode Stepwise Regresi Metode Kemungkinan Maksimum [Maximum Likelihood Method] Analisis Biplot

dengan menurunkan persamaan 2.6 terhadap β, diperoleh persamaan : 2 2    X y X X β 2.7 Persamaan 2.7 akan menghasilkan persamaan normal yang mempunyai bentuk  X X β X y 2.8 Dari persamaan 2.8 diperoleh penduga kuadrat terkecil 2.9 sehingga nilai y yang berhubungan dengan nilai observasi y adalah y = X β 2.10 dengan nilai error adalah ε = y - y 2.11 MontGomery Peck, 1992

2.1.10 Metode Stepwise Regresi

Stepwise Regression Method adalah suatu modifikasi seleksi maju dimana pada setiap langkahnya, semua peubah masuk ke dalam model yang akan dinilai ulang melalui uji F statistik parsial. Jika F statistik parsial suatu peubah kurang dari F statistik, maka peubah tersebut dikeluarkan dari model. MontGomery Peck, 1992 2.1.11 Metode Kemungkinan Maksimum [Maximum Likelihood Method] Misalkan X 1 , X 2, ..., X n adalah peubah acak dari distribusi yang mempunyai fungsi kepekatan peluang fX,β dengan parameter β dimana β ϵ himpunan ruang parameter. Fungsi Likelihood adalah   1 2 , 1 , , , , n n i i L f X X X f X         2.12 Penduga β yang memaksimumkan fungsi likelihood dapat dicari dengan menentukan solusi dari persamaan : log L      -1 β = XX Xy 1 , n i i logf X        2.13 Hogg Craig, 1995

2.1.12 Analisis Biplot

Analisis Biplot adalah peragaan secara grafik dari baris dan kolom sebuah matriks data n X p , dengan baris mewakili objek dan kolom mewakili peubah. Dalam setiap aplikasi, analisis biplot dimulai dengan mentransformasikan matriks X sebagai matriks data asal terhadap nilai rata-ratanya menjadi matriks X yang akan digambarkan Aitchison dan Greenacre, 2001. Apabila matriks X berpangkat r r ≤ p ≤ n maka dengan menggunakan Dekomposisi Nilai Singular diperoleh : n X p = n U r L r A ′ p dengan matriks U, kolom-kolomnya merupakan eigenvektor yang berpadanan dengan eigennilai tak nol dari matriks XX ′ . , Matriks A, kolom-kolomnya merupakan eigenvektor yang berpadanan dengan eigennilai tak nol dari matriks X ′ X , dan matriks L adalah matriks diagonal yang unsur diagonal-diagonalnya merupakan akar dari eigennilai tak nol matriks XX ′ atau matriks X ′ X , yaitu L = , , dimana 1 ≥ 2 ≥ … ≥ r 0 dan i adalah nilai singular. Dengan mendefinisikan G = UL α dan H ′ = L α-1 A , maka untuk α ϵ [0,1] : 2. 14 Jolliffe, 2002 Pengambilan nilai α tertentu berimplikasi penting dalam interpretasi biplot. Nilai-nilai α dapat digunakan pada kisaran [0,1]. Pada analisis ini digunakan nilai α = 0. Dengan tampilan grafik biplot maka diperoleh beberapa informasi diantaranya yaitu : 1. Kedekatan antar objek yaitu objek mempunyai kemiripan dengan objek lain yang ditunjukkan dengan posisi dari objek-objek tersebut. 2. Keragaman peubah yaitu dengan membandingkan panjang vektor peubahnya. Peubah dengan keragaman kecil digambarkan dengan vektor yang pendek, dan jika keragamannya besar maka digambarkan dengan vektor yang panjang. 3. Korelasi antar peubah, dalam hal ini peubah digambarkan sebagai vektor. Dua peubah yang berkorelasi positif digambarkan dengan arah yang sama atau membentuk sudut lancip. Sedangkan dua peubah yang berkorelasi negatif digambarkan dengan arah berlawanan atau membentuk sudut tumpul. Jika sudut yang terbentuk siku-siku, maka dua peubah tersebut tidak saling berkorelasi. 4. Keterkaitan peubah dengan objek. Objek yang letaknya sepihak dengan vektor peubah, menunjukkan objek tersebut nilainya di atas rata-rata, jika berlawanan berarti nilainya di bawah rata-rata, jika hampir di tengah- tengah berarti nilainya mendekati rata-rata. Informasi ini digunakan untuk melihat keunggulan dari setiap objek. Menurut Gabriel 2002, biplot tidak hanya sebagai pendekatan matriks X dengan menggunakan matriks GH′, tetapi juga koragam dan korelasi antar peubah, serta kemiripan antar objek. HH′ sebagai pendekatan dari matriks X′X terkait pada matriks ragam koragam dan korelasi antar peubah, sedangkan matriks GG′ sebagai pendekatan bagi XX′ terkait pada ukuran kemiripan objek. Selanjutnya Gabriel mengemukakan ukuran kesesuaian biplot Goodness of Fit of Biplot sebagai ukuran pendekatan, dalam bentuk sebagai berikut : Kesesuaian data : GFX,GH′ = 2.15 Makin besar nilai ukuran kesesuaian untuk memperoleh gambaran layak tidaknya analisis biplot dalam ruang berdimensi r dengan matriks X sebagai matriks pendekatan terbaik berpangkat r, makin layak analisis biplot digunakan untuk penarikan kesimpulan Siswadi dan Suharjo, 1999.

2.2 Ukuran Fertilitas