Model Palmore dan Modifikasinya

erat dan positif terjadi antara peubah yaitu: TFR dengan CWR, TFR dengan CP, TFR dengan IMR, GRR dengan CVAG, dan GRR dengan K 3 karena membentuk sudut lancip. Selain itu, terjadi korelasi positif antara peubah TFR dengan PEM, tetapi tidak terlalu berarti jika dilihat nilainya pada Tabel 2. Sebaliknya antara peubah GRR dan AHH terjadi korelasi erat tetapi negatif karena terbentuk sudut lancip apabila dilihat berlawanan arah. Untuk lebih jelasnya, keeratan hubungan berdasarkan tabel korelasi Pearson dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 5 di halaman berikutnya. Untuk melihat keterkaitan objek dengan peubah dapat dilihat dari letak objek dengan peubah yaitu sepihak, di tengah-tengah, atau berlawanan. Dari Gambar 2 terlihat beberapa negara seperti Estonia 9 dan Greece 12 mempunyai nilai di bawah rata-rata terhadap peubah TFR, tetapi mempunyai nilai di atas rata-rata untuk peubah AHH. Sebaliknya untuk negara-negara seperti Saint Lucia 32 dan Nepal 26 mempunyai nilai di atas rata-rata terhadap peubah IMR, CWR, CP dan TFR tetapi mempunyai nilai di bawah rata-rata untuk peubah AHH. Pengelompokan Gugus Data Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada penelitian ini akan dibuat dua gugus data untuk melakukan fitting pengepasan model dan validasi model dengan menggunakan metode Palmore dan Gunasekaran-Palmore serta modifikasinya. Untuk itu, dibentuk gugus data I digunakan fitting model dan gugus data II digunakan validasi model. Langkah berikutnya adalah mengelompokkan dua gugus data berdasarkan proporsi letak negara yang mewakili beberapa benua dari empat kelompok A, B, C dan D. Untuk gugus data I terdiri dari 20 negara yaitu : 3 negara dari kelompok A, 8 negara dari kelompok B, 4 negara dari kelompok C dan 5 dari kelompok D. Gugus data II terdiri dari 20 negara yaitu : 2 negara dari kelompok A, 8 negara dari kelompok B, 3 negara dari kelompok C dan 7 dari kelompok D. Hasilnya seperti terlihat pada Lampiran 3.

4.2 Model Palmore dan Modifikasinya

Sebelum melakukan fitting menggunakan metode Palmore, terlebih dahulu dianalisis bentuk hubungan masing-masing peubah bebas IMR, PEM, CWR dan CP dengan peubah takbebas TFR. Pada Lampiran 10 disajikan grafik scatter plot diagram pencar menggunakan Software Mathematica 7.0. Berdasarkan diagram pencar tersebut terlihat plot antara peubah TFR dengan IMR, peubah TFR dengan CWR, peubah TFR dengan CP, dan peubah TFR dengan PEM yang tidak semua berbentuk linear. Ada beberapa kecenderungan bentuk hubungan yang terjadi, di antaranya kuadratik dan logaritmik. Setelah dilakukan analisis regresi hasilnya adalah antara peubah IMR dengan TFR dan peubah PEM dengan TFR terlihat kecenderungan bentuk kuadratik. Sebaliknya antara peubah CWR dengan TFR dan CP dengan TFR terlihat kecenderungan bentuk logaritmik. Untuk lebih jelasnya, hasil R 2 antara peubah TFR dengan IMR, PEM, CWR , dan CP dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1 Hasil R 2 antara peubah TFR dengan IMR, PEM, CWR, dan CP Peubah Fungsi IMR PEM CWR CP Linear 0,25 0,09 0,65 0,47 Kuadratik 0,27 0,12 0,54 0,38 Logaritmik 0,16 0,05 0,71 0,53 Tabel berikut menjelaskan keeratan hubungan antar peubah berdasarkan rumus korelasi Pearson. Tabel 2 Hubungan antara peubah IMR, PEM, CWR, CP dengan peubah TFR dengan korelasi Pearson Peubah IMR PEM CWR CP TFR IMR 1,00 PEM 0,42 1,00 CWR 0,65 0,22 1,00 CP 0,53 0,20 0,76 1,00 TFR 0,50 0,27 0,81 0,68 1,00 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat hubungan erat dan positif terjadi antara peubah TFR dengan CWR, sebesar 0,81; TFR dengan CP sebesar 0,68; dan TFR dengan IMR sebesar 0,50. Sebaliknya hubungan erat tetapi negatif terjadi pada peubah TFR dengan AHH sebesar -0,44. Sementara untuk hubungan yang kurang erat terjadi antara peubah TFR dengan PEM yaitu sebesar 0,27. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh empat model sebagai berikut - Model 1 merupakan model yang dikembangkan oleh Palmore diperoleh bentuk fungsi , , , TFR f IMR CWR CP PEM  . - Model 2 berdasarkan pola hubungan terbaik dari hasil eksplorasi diperoleh bentuk fungsi 2 2 , ln , ln , TFR f IMR CWR CP PEM  . - Model 3 merupakan pengembangan model 2 berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson yaitu dengan menghilangkan peubah CP. Modifikasi tanpa CP dilakukan berdasarkan pola keeratan hubungan pada Tabel 2. Dari tabel tersebut menunjukkan hubungan signifikan antara peubah CWR dengan CP dengan koefesien korelasi sebesar 0,76. Demikian juga jika berdasarkan Gambar 2 terlihat hubungan erat antara peubah CWR dengan CP yang ditandai dengan terbentuk sudut lancip. Dengan demikian salah satu peubah dapat dihilangkan untuk menghindari terjadinya multikolinearitas, yaitu ada hubungan linear antara sesama peubah bebas. Seperti diketahui, jika multikolinearitas tinggi maka mengakibatkan koefesien-koefesien regresi dugaan cenderung memiliki keragaman besar yang berakibat tidak diperoleh informasi tepat mengenai koefesien regresi sebenarnya. Pemilihan menghilangkan peubah CP dibandingkan dengan peubah CWR karena CWR mempunyai korelasi lebih tinggi dengan peubah TFR. Sehingga diperoleh model dalam bentuk fungsi 2 2 , ln , TFR f IMR CWR PEM  . - Model 4 berdasarkan analisis eksplorasi bentuk fungsi setiap peubah bebas dalam bentuk linear, kuadratik, dan logaritmik maka diperoleh bentuk fungsi ln , ln TFR f CWR PEM  dengan metode stepwise regression. Berdasarkan penjelasan tersebut, dengan menggunakan gugus data I diperoleh empat model sebagai berikut : Model 1 2 0, 2909 0,0239 2,9822 0,1445 0,0030 0,937 TFR IMR CWR CP PEM R adj       4.1 Hal ini menunjukkan bahwa dengan data baru untuk 20 negara dengan model Palmore didapat kesesuaian sebesar 93,7 dari model. Model 2 2 2 3,1156 0,0002 1,3557 ln 0,3447ln 0,0001 TFR IMR CWR CP PEM      4.2 2 0,955 R adj  Hal ini menunjukkan bahwa dengan data baru untuk 20 negara dengan modifikasi model Palmore didapat kesesuaian sebesar 95,5 dari model. Model 3 2 2 2 4,1878 0, 0002 1, 6848 ln 0, 0001 0 5 ,9 6 TFR IMR CWR P R ad E j M      4.3 Hal ini menunjukkan bahwa dengan data baru untuk 20 negara dengan modifikasi model Palmore didapat kesesuaian sebesar 95,6 dari model. Model 4 2 3,9539 1, 4168ln 0, 0781ln 0,954 TFR CWR PEM R adj     4.4 Hal ini menunjukkan bahwa dengan data baru untuk 20 negara dengan modifikasi model Palmore didapat kesesuaian sebesar 95,4 dari model. Keempat model tersebut merupakan model yang cukup baik untuk modifikasi model Palmore, tetapi yang paling baik adalah Model 4. Selain itu, pada Model 4 tidak terdapat korelasi yang tinggi antar peubah bebas seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 8. Setelah diperoleh empat model Palmore tersebut maka dilakukan validasi model dengan menggunakan gugus data II. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Validasi Model Palmore dan modifikasinya Model Validasi Model Palmore Original Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 R 2 adj - 93,7 95,5 95,6 95,4 MAPEint - 7,1 6,1 6,3 7,6 MAPEeks 51,2 36,1 33,6 33,5 30,6 Dari Tabel 3, terlihat bahwa Model 4 adalah modifikasi model Palmore yang terbaik. Model tersebut menghasilkan nilai MAPE internal pada gugus data I sebesar 7,6 dan MAPE eksternal pada gugus data II terkecil sebesar 30,6. Artinya Model 4 sudah cukup baik jika menggunakan metode Stepwise Regression. Berikut akan dibandingkan antara nilai TFR duga dengan nilai TFR asli pada Model 4 seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 Perbandingan antara nilai TFR duga dan TFR asli Model 4 pada gugus data II Secara umum, nilai TFR duga dengan menggunakan Model 4 sudah mendekati nilai TFR asli dari negara-negara seperti terlihat pada Gambar 3. Namun masih ada beberapa negara yaitu Kazakhastan, Korea, dan Norwegia yang mempunyai nilai galat lebih besar dibanding negara lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan pola tingkat kelahiran dan kematian pada ketiga tersebut berbeda dibandingkan dengan negara-negara lain. Perbedaan itu dapat terjadi karena beberapa faktor yang memengaruhi diantaranya faktor sosial, ekonomi, dan budaya.

4.3 Model Gunasekaran-Palmore dan Modifikasinya