Bagian model degradasi hutan

13

3.3.2 Bagian model degradasi hutan

Bagian model degradasi hutan pada penelitian ini dibatasi pada kegiatan pembalakan dari izin konsesi hutan alam IUPHHK-HA HPH. Terlebih dahulu perlu dimengerti bagaimana pertumbuhan growth pada struktur tegakan pada hutan alam. Sub bagian model tegakan hutan alam Model ini menggambarkan tegakan hutan alam sekunder. Dinamika tegakan hutan merupakan akumulasi dari recruitmentingrowth, upgrowth, mortality, dan pohon yang tetap berada pada kelas diameternya. Davis dan Johnson 1987 mengartikan ingrowth adalah pohon-pohon yang tumbuh ke dalam suatu kelas diameter setelah periode tertentu sedangkan upgrowth menurut Alder 1995 adalah pohon yang tumbuh dan keluar dari kelas diameter tertentu setelah satu periode tertentu. Besaran komponen-komponen pada pemodelan struktur tegakan hutan alam menggunakan hasil penelitian sebelumnya yang relevan. Data jumlah pohon per hektar yang digunakan berasal dari penelitian Agustini 2006. Tabel 3 Jumlah pohon per hektar pada hutan alam Komponen kelas diameter Kelas diameter 10-19 Kelas diameter 20-29 Kelas diameter 30-39 Kelas diameter 40-49 Kelas diameter 50-59 Kelas diameter 60up Jumlah pohon per hektar 295 91 41 22 10 11 Sumber : Agustini 2006 Persamaan ingrowth, upgrowth dan mortality menggunakan hasil penelitian Krisnawati 2001. Persamaan ingrowth yang digunakan adalah Y= 3.98 + 0.0269 Nha – 0.33 LBDS, sedangkan upgrowth Y= 0.214 – 0.00235 LBDS + 0.00925 Dbh – 0.00012 Dbh 2 . Dimana LBDS adalah luas bidang dasar yang dinyatakan dalam meter kubik per hektar m 2 Ha dan Dbh adalah diameter setinggi dada yang dinyatakan dalam sentimeter cm. Mortality yang digunakan sebesar 0.08. Berdasarkan persamaan-persamaan pertumbuhan diatas maka dinamika pertumbuhan tegakan di hutan alam dapat dilihat pada Gambar 7. 8:49 22 Feb 2013 Diagram Perkembangan Tegakan Hutan Alam 2000 2013 2025 2038 2050 Y ears 50 100 1: Conv Logging 2: Ingrowth 3: KD60up 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 Gambar 7 Diagram pertumbuhan tegakan hutan alam Ju m lah Po h o n NH a Tahun 14 Gambar 7 menunjukan pertumbuhan tegakan hutan alam per hektar. Pada tahun awal setelah penebangan ingrowth memiliki nilai yang relatif tinggi, kemudian seiring dengan pertumbuhan tegakan nilainya semakin menurun. Hal ini disebabkan meningkatnya tutupan canopy pohon sehingga semai sulit mendapatkan sinar matahari. Namun demikian, jumlah pohon dalam struktur tegakan semakin meningkat dan saat upgrowth mendekati nilai nol, jumlah pohon dalam struktur tegakan hutan alam mencapai nilai maksimum yang stagnan Agustini 2006. Untuk mengetahui stok karbon pada hutan alam yang dibebani izin HPH, dilakukan dengan mengukur stok karbon per hektarnya kemudian mengalikannya dengan data aktivitas DA perkembangan luasan izin HPH. Adapun pendugaan biomassa pada hutan alam menggunakan hasil penelitian Basuki et al. 2009 yang menyatakan persamaan penduga stok karbon di atas tanah pada hutan alam menggunakan persamaan Ln Y = -1.498 + 2.234 x lnDbh dimana, Y adalah kandungan biomassa tonpohon dan Dbh adalah diameter setinggi dada cm. KD1019 KD2029 KD3039 KD4049 KD5059 KD60up D1019 D2029 D3039 D4049 D5059 PerubahanLuasHPH BiomassaKD1019 BiomassaKD2029 BiomassaKD3039 BiomassaKD4049 BiomassaKD5059 D60up BiomassaKD60up BiomasaTotal Conv ersiC CstockHPH Pendugaan Stok Karbon Gambar 8 Bagian model pendugaan stok karbon hutan alam yang dikembangkan Biomassa hutan dapat digunakan untuk menduga simpanan karbon yang tersimpan dalam vegetasi karena 47 biomassa tersusun oleh karbon IPCC 2006. Hasil simulasi stok karbon tegakan hutan alam yang dibebani izin konsesi hingga tahun 2050 disajikan pada Gambar 9. 15 21:36 07 Mar 2013 Diagram simulasi stok karbon HPH tahun 2000-2050 1 2000 2013 2025 2038 2050 Y ears 100000000 350000000 600000000 1: StokKarbonHPH 1 1 1 1 Gambar 9 Diagram simulasi stok karbon HPH tahun 2000 sampai 2050 Grafik di atas menunjukkan adanya kecenderungan menurun stok karbon pada area HPH. Hal ini lebih disebabkan karena semakin menurunnya luasan area HPH sampai dengan tahun 2050. Sub bagian model kayu illegal Gangguan terhadap kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Barat yang turut memasok jumlah kayu illegal antara lain pengangkutan kayu tanpa dokumen dan pembalakan liar illegal logging. Kalimantan barat termasuk dalam provinsi dengan kasus illegal logging tinggi. Tabel 4 Hasil operasi penanganan hutan Provinsi Kalimantan Barat Tahun Volume m 3 2004 13 139.95 2005 47 829.23 2006 36 587.86 2007 19 745.44 2008 9 922.87 2009 13 184.26 Total 139 184.26 Sumber : Statistik Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat 2009 kay u ilegal koef BJ biomasa IL C IL Pembalakan ilegal Gambar 10 Sub bagian model pendugaan stok karbon kayu illegal T o n C Tahun 16 Data yang digunakan pada bagian model ini adalah hasil kayu sitaan Dinas Kehutanan dan aparat setempat. Data yang didapatkan berupa besaran volume seperti disajikan Tabel 4. Berdasarkan tabel tersebut tidak diketahui jenis kayu sitaan, sehingga untuk menduga stok karbon dari kayu sitaan ini menggunakan asumsi berat jenis kayu sebesar 0,6.

3.3.3 Bagian model hutan tanaman Enhancing carbon stock