Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori .1 Tinjauan Pustaka

1.4.2 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau mengamati masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan diamati. Pada tulisan ini digunakan kerangka teori berdasarkan pendapat dari pada pakar. Morfologi merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji tentang pembentukan kata. Menurut Verhaar 2001 : 97, kata adalah satuan atau bentuk bebas dalam tuturan yang dapat berdisi sendiri, artinya tidak membutuhkan bentuk lain untuk digabungkan dengannya, dan dapat dipisah dari bentuk-bentuk bebas lainnya didepannya dan dibelakangnya dalam tuturan. Keraf 1980 : 53 juga mengatakan mengatakan bahwa kesatuan- kesatuan yang terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas bagian-bagaiannya, dan yang mengandung suatu ide disebut kata. Dalam bahasa Indonesia,Kridalaksana 2010:159 menjelaskan bahwa abreviasi adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain untuk abreviasi ialah pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut kependekan. Kridalaksana 2010:162 juga menambahkan bahwa abreviasi memiliki bentuk sebagai berikut: 1. Singkatan, yaitu salah satu proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf, seperti: FSUI Fakultas Sastra Universitas Indonesia DKI Daerah Khusus Ibukota KKN Kuliah Kerja Nyata dll dan lain lain dgn dengan dst dan seterusnya 2. Penggalan, yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem, seperti : Prof profesor Bu ibu Pak bapak 3. Akronim, yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata, seperti: FKIP dibaca efkip dan bukan ef,ka,i,pe ABRI abri dan bukan a,be.er,i 4. Kontraksi, yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem seperti: Tak dari tidak Takkan dari tidak akan Sendratari dari seni drama dan tari Berdikari dari berdiri di atas kaki sendiri Rudal dari peluru kendali 5. Lambang huruf, yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur, seperti: g gram cm sentimeter Au aurum Menurut Sutedi 2003:45 yang menyebutkan bahwa pembentukan bahasa Jepang dibagi atas empat bagian dan hasil dari pembentukan kata dalam bahasa Jepang tersebut, salah satunya adalah karikomi shoryakugo dan toujiigo. 1 . Haseigo, yaitu kata yang sudah mengalami perubahan bentuk, penambahan imbuhan dan proses perubahan ucap. 2 . Fukugougogoseigo, yang disebut juga dengan kata majemuk dalam bahasa Jepang. Kata majemuk fukugo yaitu penggabungan dua buah kata yang membentuk satu kata baru. 3.Karikomishouryaku, merupakan akronim yang berupa suku kata silabis dari kosakata aslinya. 4.Toujigo, merupakan singkatan huruf pertama yang dituangkan kedalam huruf alfabet romaji Senada dengan pengertian shouryaku menurut Haruhiko 1978 : 950 menyebutkan, hal menyingkatkan satu kalimat atau hal yang ada supaya menjadi bentuk yang lebih gampang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa shouryakugo adalah proses pemenggalan kata dengan memotong kemudia membuang sehingga menjadi kata yang baru dalam bahasa Jepang disebut dengan ryakugo. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian