BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting bagi kehidupan manusia. Dengan berbahasa kita dapat menyampaikan ide, gagasan,
dan pikiran kita kepada orang lain. Menurut Plato, bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantara onomata nama benda
atau sesuatu dan rhemata ucapan yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun secara
tertulis, orang tersebut bisa menangkap apa yang kita maksud, tidak lain karena ia memahami makna yang dituangkan melalui bahasa tersebut Sutedi,
2008 : 2. Dengan kata lain, fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk menyampaikan suatu makna kepada orang lain, dengan secara lisan ataupun
tulisan, serta sebagai media dalam perkembangan kehidupan manusia dalam berbagai aspek.
Dalam mempelajari bahasa selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata bahasa. Nagano Masaru dalam
Situmorang dan Rospitauli 2010 : 1 mengatakan; 文法
言語表現
構 成 関
決 bunpou to wa gengohyougen no kousei
nikansuru kimari dearu. artinya; tata bahasa adalah aturan yang berhubungan dengan struktur pengaturan bahasa. Aturan-aturan tata bahasa tersebut adalah,
文章bunshou paragraf, 文bun kalimat, 文節bunsetsu penggalan kalimat, dan単語tango kata. Menurut fungsinya, bahasa dapat dikaji sacara internal
intra bahasa dansecara eksternal ekstra bahasa. Yang dimaksud kajian secara internal adalah pengkajian yang dilakukan terhadap struktur intern
bahasa tersebut, yaitu fo nologis „on-inron‟ mengkaji tentang lambang bunyi
bahasa berdasarkan fungsinya, morfologi „keitairon‟ mengkaji tentang kata
dan prosespem bentukannya, sintaksis „tougoron‟ mengkaji tentang struktur
dan unsur unsur pembentukan kalimat, dan semantik „imiron‟.
Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang pembentukan kata. Sutedi 2003:41 mengatakan bahwa morfologi merupakan
cabang dari linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses pembentukannya. Dalam bahasa Jepang morfologi disebut dengan keitairon
形態論 keitai
形態 = bentuk, ron 論 = ilmu. Maka objek yang
dipelajarinya yaitu tentang kata go 語 atau tango 単語 dan morfem yang
disebut dengan keitaiso 形態素. Koizumi 1993: 89 mengatakan “形態論
語形 析
中心 ”ketairon wa gokei no bunseki ga chusin to
naru . „ morfologi adalah suatu bidang ilmu yang meneliti tentang
pembentukan kata‟.
Salah satu proses morfologi adalah pemendekan kata atau dalam bahasa jepang disebut dengan ryakugo. Ryakugo merupakan kata yang
dipendekkan dalam bahasa Jepang. Pemendekan kata ini banyak ditemukan dalam percakapan antar anak muda, karena dianganggap lebih praktis dan
terkesan lebih modern.Bahasa anak muda ini disebut juga dengan „wakamono kotoba‟. Menurut Tanaka 1987:85-86 bahwa salah satu karakteristik bahasa
anak muda dewasa ini adalah menyingkat unsur-unsur katakalimat yang disebut dengan shouryaku. Sementara hasil dari proses penyingkatan tersebut
disebut juga dengan ryakugo.Misalnya sperti :
ンikemen Adalah singkatan dari ン
iketeru man
yang artinya‟ pria tampan‟. 写 shame adalah singkatan dari 写真
shashin me-ru, yang artinya „foto mail‟ atau foto yang diambil dengan menggunakan
kamera pada HP.
animeadalah pemendekan dari kata ョ ン
animeshion yang artinya „animasi‟.
Ketiga contoh ryakugo diatas merupakan ryakugo yang muncul dikalangan anak muda „wakamono kotoba‟.Ryakugo dapat ditemukan dalam
percakapan sehari sehari, komik, koran, maupun buku pelajaran mengenai tata bahasa Jepang.
Ryakugo dapat berupa akronim, pemendekan, dan singkatan dalam Bahasa Indonesia.Dikarenakan ryakugo adalah pemedekan suatu kata atau
unsur-unsur kata ataupun kalimat yang panjang menjadi bentuk yang lebih pendek dan dilafalkan sebagai satu kata.
Melihat ketiga contoh ryakugo di atas, dapat dilihat adanya perbedaan pada pembentukan katanya. Oleh sebab itu disini penulis bermaksud untuk
meneliti berbagai macam ryakugo yang terdapat dalam komik bahasa Jepang
berjudul “Naruhodo” dan “Onnoji”.
1.2 Rumusan Masalah