12 dan temperatur pada proses rolling. Pengendalian input batang kawat baja cold
heading ini merupakan pengendalian pada komposisi kimia yang digunakan. Unsur C, Si, dan Mn merupakan unsur komposisi kimia utama dalam pembuatan
batang kawat baja cold heading. Gambar 7 merupakan hasil eksplorasi komposisi kimia dengan grafik scatter plot dapat dikatakan bahwa komposisi untuk unsur C
dan Mn sesuai dengan batas spesifikasi namun untuk unsur Si banyak pengamatan yang berada diluar batas spesifikasi.
Gambar 7. Sactter plot peubah komposisi kimia Selanjutnya eksplorasi pengendalian pada proses produksi yaitu
pengendalian pada tahapan temperatur proses rolling. Ada beberapa tahapan temperatur proses rolling °C yang terdiri dari temperatur di FCE Furnace,
NTM No Twist Mill, LHD Laying Head dan SMC Stelmor Conveyor. Gambar 8 merupakan hasil eksplorasi grafik scatter plot. Pada grafik scatter plot
0,01 0,02
0,03 0,04
0,05 0,06
0,07
200 400
600 800
0,01 0,02
0,03 0,04
0,05 0,06
0,07
200 400
600 800
0,2 0,25
0,3 0,35
0,4 0,45
200 400
600 800
13 menggambarkan bahwa keempat temperatur proses rolling banyak yang berada
diluar batas spesifikasi yang telah ditentukan. Hal ini merupakan dugaan adanya keragaman yang ditimbulkan akibat tempertaur proses rolling yang beragam.
Gambar 8. Sactter plot peubah temperatur proses rolling
1080 1100
1120 1140
1160 1180
1200 1220
200 400
600 800
500 600
700 800
900 1000
1100
200 400
600 800
800 820
840 860
880 900
920 940
960
200 400
600 800
600 650
700 750
800 850
900
200 400
600 800
14
3.5.1. Keterkaitan berdasarkan batas spesifikasi
Eksplorasi menggunakan grafik scatter plot yang telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa banyak pengamatan pada produk batang kawat
baja cold heading yang memiliki nilai sifat mekanik baja TS berada diluar batas spesifikasi yang ditentukan perusahaan ataupun konsumen. Hal ini diduga adanya
pengaruh peubah input dan proses produksi terhadap keberagamannya nilai peubah TS yang dihasilkan. Keterkaitan antar batas spesifikasi peubah disajikan
dengan menggunakan tabel silang. Tabel silang digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan pengaruh antar kriteria batas spesifikasi peubah berdasarkan
banyaknya pengamatan yang memiliki kriteria yang sama berada di dalam atau diluar batas spesifikasi. Tabel 6 merupakan hasil tabel silang antar peubah TS
dengan peubah komposisi dan peubah temperatur proses rolling.
Tabel 6. Hubungan antar batas spesifikasi peubah
Peubah Batas
Spesifikasi
Jumlah
877 TS
didalam diluar
241 636
C didalam
877 241
636
diluar -
- -
Si didalam
236 149
87 diluar
641 92
549
Mn didalam
877 241
636
diluar -
- -
dddst_FCE didalam
63 15
48
diluar 814
226 588
t_NTM didalam
370
96 274
diluar 507
145 362
t_LHD didalam
105 6
99
diluar 772
235 537
t_SMC didalam
2 -
2
diluar 875
241 634
Pada hasil tabel silang didapatkan bahwa peubah TS memiliki hubungan dengan peubah unsur Si. Hali ini dilihat berdasarkan keterkaitan batas
spesifikasinya yaitu banyaknya kriteria yang hampir sama antara kriteria yang berada didalam dengan yang berada diluar batas spesifikasi. Dapat dilihat juga
pada grafik scatter plot peubah TS dan peubah komposisi kimia Si bahwa banyaknya pengamatan yang memiliki kriteria sama ketika periode produksi
tanggal 17-18 Desember dengan komposisi kimia Si tepat pada batas spesifikasi yang ditentukan. Hal ini menandakan komposisi kimia Si yang tepat digunakan
agar nilai peubah TS berada didalam kriteria yang diinginkan yaitu sebesar 0.03 . Selanjutnya, pada peubah-peubah selain peubah Si menyatakan bahwa tidak
adanya hubungan berdasarkan kriteria antar batas spesifikasi dikarenakan jumlah kriteria yang sama dengan peubah TS cukup jauh.
3.5.2. Keterkaitan berdasarkan pergerakan grafik
Eksplorasi antar peubah komposisi kimia, peubah temperatur proses rolling dan peubah nilai sifat mekanik baja berdasarkan besarnya pergerakan grafik