Data DATA DAN METODOLOGI

6 Tahapan proses rolling dalam pembuatan batang kawat baja cold heading adalah sebagai berikut: 1. Pemanasan di tungku pemanas Reheating Furnace Proses pembuatan batang kawat baja yang diawali dengan pemasukan baja billet ke tungku pemanasan. Untuk persiapan rolling, baja billet dimasukkan ke dalam reheating furnace dimana baja dipanaskan hingga mencapai temperatur rolling. Salah satu titik kontrol pada tahap ini adalah temperatur di furnace FCE dengan batas spesifikasi 1110±10°C.

2. Pre-Roughing Mill

Proses selanjutnya setelah dari furnace adalah tahap pre-roughing mill. Pada tahap ini baja billet akan direduksi. Billet dengan penampang square 130- 180 mm direduksi menjadi square 105 mm dan billet akan direduksi kembali menjadi ukuran yang lebih kecil. Tujuan dari tahapan ini yaitu meningkatkan fleksibilitas produk.

3. Finishing Mill

Baja billet pada tahap reduksi sebelumnya tidak mengalami pelintirNo Twist. Proses rolling selanjutnya yaitu pada finishing mill berfungsi untuk mereduksi diameter baja billet sesuai permintaan konsumen dengan menggunakan proses no twist mill. Temperatur pada tahap ini dikontrol biasanya disebut temperatur No Twist Mill NTM dengan batas spesifikasi 940±20°C.

4. Cooling Zone

Billet akan didinginkan di Water Box banyaknya air yang disemprotkan yang bertujuan untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan saat pembentukan ring di laying head LHD dengan batas spesifikasi 850±20°C. Setelah itu pendinginan di stelmor conveyor SMC dengan batas spesifikasi 650±20°C. Fungsi utama temperatur di stelmor conveyor adalah mengontrol laju pendinginan cepat atau lambat untuk mendapatkan struktur mikro dan sifat mekanik baja sesuai dengan target yang ditentukan. Pembacaan temperatur pada proses rolling ini menggunakan alat sensor yang dipasang disetiap titik kontrol. Bagan proses produksi batang kawat baja secara keseluruhan disajikan pada lampiran 1.

3.3. Perbandingan Produk Berdasarkan Perbedaan Line Mesin

Perbedaan teknologi pada line 1 dan line 2 merupakan dugaan awal terdapatnya perbedaan dalam mempengaruhi besarnya nilai sifat mekanik baja yang dihasilkan. Gambar 2 merupakan gambar boxplot peubah sifat-sifat mekanik baja pada kedua line. Pada ketiga boxplot peubah sifat mekanik baja pada masing- masing line dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang terlalu besar pada ukuran pemusatan dan ukuran penyebarannya. Hal ini menandakan hasil nilai sifat mekanik baja pada kedua line tidak ada perbedaan. Hasil statistika deskriptif untuk semua peubah pada setiap line dapat dilihat pada lampiran 2. Selanjutnya, uji lain yang dapat digunakan untuk melihat pengaruh perbedaan line terhadap ketiga hasil nilai sifat mekanik baja yaitu dapat menggunakan uji perbandingan vektor nilai tengah multivariat T 2 -Hotelling. Uji Vektor nilai tengah T 2 -Hotelling merupakan salah satu uji hipotesis multivariat yang bertujuan untuk menguji 7 parameter μ 1 dengan parameter μ 2 atau menguji perbedaan antara line 1 dan 2. Asumsi yang harus dipenuhi sebelumnya dalam menggunakan uji perbandingan T 2 -Hotelling adalah terpenuhinya asumsi data mengikuti sebaran normal ganda. 2 1 29 28 27 26 25 Line Y S Boxplot of YS 2 1 41 40 39 38 37 36 Line T S Boxplot of TS 2 1 29.0 28.5 28.0 27.5 27.0 26.5 26.0 Line E L Boxplot of EL Gambar 2. Boxplot peubah sifat-sifat mekanik baja pada line 1 dan line 2

3.3.1. Keterpenuhan Asumsi

Terdapat tiga peubah kualitas produk yang diukur dari hasil produksi pada line 1 dan 2 antara lain YS, TS dan EL. Pengujian asumsi kenormalan data pada data setiap line mesin berfungsi untuk memastikan data pengamatan mengikuti sebaran normal. Salah satu cara untuk memeriksa apakah suatu himpunan data menyebar normal ganda adalah dengan cara membuat qq- plot dari nilai Johnson Wichern 2007. Jika hasil qq-plot nilai untuk peubah sifat mekanik baja menunjukkan ada lebih dari 50 yang memiliki nilai maka keputusan yang diambil bahwa data memenuhi kriteria normal ganda. Berdasarkan hasil analisis distribusi normal ganda pada line 1 diperoleh sebanyak 51.41 dan pada line 2 diperoleh sebanyak 50.55 artinya sudah melebihi 50 yang memiliki nilai dan dapat disimpulkan bahwa data pengamatan pada line 1 dan line 2 mengikuti sebaran normal ganda. Gambar 3 merupakan grafik qq-plot peubah sifat mekanik baja pada line 1 dan line 2. Pada grafik dapat dilihat bahwa grafik mendekati garis lurus sehingga dapat dinyatakan juga data peubah sifat mekanik baja pada line 1 dan line 2 menyebar normal ganda. 16 14 12 10 8 6 4 2 16 14 12 10 8 6 4 2 dd q Line 1 12 10 8 6 4 2 18 16 14 12 10 8 6 4 2 dd q Line 2 Gambar 3. Grafik qq-plot peubah sifat-sifat mekanik baja pada line 1 dan line 2