sumber  pakan  larva  nyamuk  Anopheles  spp.  untuk  mempertahankan  hidupnya Clement 2000.
Larva Anopheles ditemukan berkembangbiak pada berbagai habitat air tawar kecuali  air  yang  terkontaminasi  air  limbah  atau  limbah  pabrik  bahan  kimia.
Meskipun tidak ada larva Anopheles yang ditemukan dalam air laut murni, tetapi ada beberapa spesies yang dapat berkembang biak di air payau di danau dan anak
sungai yang terhubung dengan laut Rao 1981. Perkembangan larva nyamuk di dalam  suatu  habitat  dipengaruhi oleh  suhu  air,  pH air,  kedalaman,  kekeruhan,
salinitas, cahaya, aliran air, dasar air, plankton dan predator. Larva Anopheles dapat hidup dengan karakteristik habitat yang bervariasi,
dan hal ini terlihat pada informasi dari beberapa hasil penelitian. Chadijah 2005 melaporkan  bahwa  larva  An.  barbirostris,  An.  nigerrimus,  An.  kochi,  dan  An.
tesselatus di Desa Tongoa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah dapat hidup
dan  berkembang  pada  pH  6,5-7,  kekeruhan  2,1-21  NTU.  Sembiring  2005 melaporkan bahwa larva Anopheles spp. di Daerah Pasang Surut Asahan Sumatera
Selatan, dapat hidup dan berkembang pada pH 7,90-8,45 dan kekeruhan 10-14 NTU. Sementara itu, di Dusun Mataram, Lengkong, Kabupaten Sukabumi, larva
Anopheles dapat hidup dan berkembang dengan kekeruhan air 70-150 NTU Saleh
2002.
2.3.1 Jenis Habitat
Clement  2000  menyatakan bahwa larva nyamuk terdapat pada berbagai habitat, hal yang sama diyatakan Hadi dan Koesharto 2006 bahwa larva nyamuk
ditemukan pada berbagai jenis habitat, seperti danau, aliran air, kolam, air payau, bendungan, saluran irigasi, air bebatuan, selokan dan lain-lain. Rueda et al. 2007
melaporkan bahwa larva Anopheles spp. dapat hidup dan berkembang pada habitat kolam, sungai, lubang di tanah, rawa-rawa, sawah, irigasi, saluran air di pinggir
jalan, batu karang, pinggiran sungai, sumur, dan air drum. Kolong  merupakan salah  satu  jenis  habitat  bekas penggalian timah  yang
Banyak   ditemukan   di   Pulau   Bangka.   Qomariah   2004   menemukan   An. philippinensis,  An.  peditaeniatus,  An.  nigerrimus,
dan  An.  barbirostris  pada Kolong  Ijo,  Kecamatan  Bacang,  Kotamadya  Pangkalpinang,  Provinsi  Bangka
Belitung, sedangkan di Desa Air Duren Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, ditemukan  larva  Anopheles  spp.  pada  kubangan,  parit  dan  rawa-rawa  Dinkes
Kab. Bangka 2007. Jenis  habitat  potensial larva Anopheles spp.  yang  terdapat  di Kecamatan
Rajabasa   dan  Pesawaran  Lampung   Selatan  sangat   beragam,   yaitu   tambak terbengkalai,  bak  benur  terbengkalai,  kolam,  lagun,  rawa-rawa,  parit,  sungai,
sawah, saluran irigasi, sumur, kubangan, dan kobakan Suwito 2010. Nyamuk An. barbirostris
dan An. sundaicus di daerah pantai Banyuwangi, Jawa Timur, dapat hidup dan berkembang pada habitat lagun, kobakan dan mata air Sinta et
al . 2003. An. maculatus, An. balabacensis dan An. vagus ditemukan pada habitat
sungai   dan   mata   air   di   Desa   Hargotirto,   Kecamatan   Kokap,   Kabupaten Kulonprogo,  Daerah  Istimewa  Yogyakarta  Santoso  2002.  Jenis  habitat  An.
albimanus di  Artibonite  Valley,  Haiti,  ditemukan  pada  persawahan,  kolam  di
tanah, kobakan, dan selokan Caillouet et al. 2008.  Larva Anopheles spp. di Dar es Salam, Tanzania, ditemukan  pada habitat rawa-rawa Sattler et al. 2005.
2.3.2 Suhu Air
Pengaruh suhu terhadap laju pertumbuhan dan perkembangan larva nyamuk telah menjadi subjek penelitian hingga saat ini Clement 2000. Hasil penelitian
dari beberapa tempat menunjukkan bahwa larva Anopheles spp. dapat tumbuh dan berkembang  pada  suhu  yang  bervariasi.  Markovich  menemukan  An.  claviger
berkembang di kolam teduh dengan suhu berkisar antara 8°C-16°C, spesies ini juga ditemukan di kolam padang  rumput  pada  suhu  20°C-30°C Russel et  al.
1963. Suhu air habitat merupakan bagian penting bagi perkembangan larva Rao
1981. Larva Anopheles spp. yang ditemukan di Desa Doro, Halmahera Selatan dapat hidup dan berkembang dengan rataan suhu 25°C-28°C. Nyamuk An. farauti
ditemukan   pada   habitat   dengan   suhu   25°C-30°C,   larva   An.   Vagus   dan An.  punctulatus
pada  suhu  25°C-28°C,  An.  kochi  pada  suhu  26°C-28°C,  dan An.  minimus
pada suhu  25°C-26°C Mulyadi 2010.  Larva An.  maculatus dan An. balabacensis
yang terdapat di Desa Hargotrito, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo,  DIY  ditemukan  pada  sungai  dengan  suhu  24,12°C-25,80°C,  dan
pada mata air dengan suhu 24,10°C-26,20°C Santoso 2002. Larva An. subpictus di Pulau Pari dan Pulau Tidung dapat hidup dan berkembang pada suhu 27°C
Ariati  et  al.  2007.  Suwito  2010  melaporkan  bahwa  larva  An.  sundaicus ditemukan pada air bersuhu 26°C, An. barbirostris 27°C, An. indefinites dan An.
subpictus 29°C.  Larva  Anopheles  spp.  yang  ditemukan  dari  peneliti-peneliti
tersebut menunjukkan suhu batas normal yaitu antara 24,10°C-29°C.
2.3.3 Salinitas