Dasar Habitat Tanaman Air

terdapat di Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu, ditemukan pada kedalaman 50-100 cm pada kolam rendaman rumput laut, 30-70 cm pada sumur dangkal, sedangkan di Pulau Tidung ditemukan pada sumur dengan kedalaman 50-150 cm Ariati et al. 2007. Hal yang tidak jauh berbeda larva An. sundaicus di Daerah Pasang Surut Asahan, Sumatera Selatan ditemukan pada kedalaman habitat 70-75 cm Sembiring 2005.

2.3.7 Dasar Habitat

Larva Anopheles spp. di daerah pasang surut Asahan Sumatera Utara, ditemukan pada rawa-rawa yang dasarnya terdiri atas tanah keras dan liat sehingga terjadinya kekeruhan sangat kecil meskipun air pasang Sembiring 2005. Suwito 2010 melaporkan bahwa larva Anopheles spp. di Kecamatan Rajabasa dan Padangcermin ditemukan pada dasar habitat lumpur, begitu pula di Desa Way Muli, Lampung Selatan Setyaningrum et al. 2007. An. farauti, An. punctulatus, An. vagus , dan An. kochi di Desa Doro Halmahera Selatan Maluku Utara, ditemukan pada perairan berdasar lumpur, meskipun keempat spesies nyamuk Anopheles tersebut ditemukan juga pada dasar pasir dan kerikil, sedangkan An. minimus hanya terdapat pada habitat dengan dasar pasir dan kerikil Mulyadi 2010. An. punctulatus di Desa Dulanpokpok, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, ditemukan pada habitat berdasar lumpur Suprapto 2010. Namun, di Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, An. maculatus lebih menyukai habitat dengan dasar batu dan tanah, sedangkan An. balabacensis lebih menyukai habitat dengan dasar batu dibandingkan dasar habitat pasir dan tanah Santoso 2002. Nyamuk Anopheles spp. sering ditemukan pada habitat lumpur, kemungkinan disebabkan pada perairan dengan dasar lumpur banyak terdapat tumbuhan air, seperti ganggang, lumut, rumput, teratai, kangkung, lompong, dan pakis. Dasar habitat tidak berpengaruh langsung terhadap larva Anopheles, karena lumpur, tanah liat, pasir mengendap pada bagian dasar habitat, sedangkan larva Anopheles berada di atas permukaan air atau berlindung di balik tanaman air. Partikel lumpur akan berpengaruh terhadap kejernihan air apabila terjadi pergerakan pada badan air.

2.3.8 Tanaman Air

Larva Anopheles spp. memanfaatkan tanaman di atas permukaan air sebagai tempat meletakkan telur dan berlindung dari predator Depkes 2007. Larva nyamuk Anopheles spp. yang ditemukan di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan ditemukan pada habitat perairan yang di sekitarnya terdapat tumbuhan berkayu, dan pada selokan air mengalir yang terdapat satu jenis tumbuhan yaitu bandotan Ageratum conizoides Setyaningrum et al. 2002. Habitat larva Anopheles spp. yang ada di Desa Doro, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara terdapat tanaman air, yaitu ganggang dan tanaman bakau Mulyadi 2010. Hal yang sama di Desa Senggigi Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat ditemukan larva nyamuk Anopheles berkumpul pada tempat yang tertutup tanaman air yang mengapung seperti ganggang, sampah yang terapung, dan pinggiran habitat yang berumput Sulistio 2010. Suwito 2010 melaporkan bahwa larva Anopheles spp. di kecamatan Rajabasa ditemukan pada perairan yang ada maupun tidak ada gulma air, yaitu An. sundaicus, An. subpictus, An. vagus, An. kochi, An. annularis, An. aconitus dan An. barbirostris, sementara larva An. tesselatus hanya ditemukan pada perairan tidak terdapat gulma, sedangkan An. indefinitus dan An. minimus hanya ditemukan pada perairan yang terdapat gulma. Di Kecamatan Padangcermin hanya larva An. indefinitus dan An. tesselatus yang ditemukan pada perairan yang terdapat gulma, selebihnya An. sundaicus, An. subpictus, An. vagus, An. kochi, An. maculatus, An. aconitus, An. barbirostris pada perairan yang tidak terdapat gulma. Larva An. maculatus di Desa Hargotirto, Kulonprogo, DIY selain ditemukan pada perairan yang terdapat naungan, juga ditemukan juga pada perairan yang tidak terdapat naungan Santoso 2002. Larva An. sundaicus di Daerah Pasang Surut Asahan Sumatera Utara ditemukan pada habitat kolam yang terdapat tumbuhan bentogajah dan batang kayu yang membusuk Sembiring 2005.

2.3.9 Keberadaan Predator