Perilaku Nyamuk The Behaviour and characteristics potential of habitat of mosquitoes Anopheles spp. in Riau Village Riau Silip Subdistrict Bangka District Bangka Belitung Province

2.2 Perilaku Nyamuk

Anopheles spp Nyamuk Anopheles yang aktif mengisap darah adalah yang betina karena darah diperlukan untuk perkembangan telurnya. Nyamuk Anopheles apabila aktif mencari darah maka akan berkeliling sampai ditemukan rangsangan dari inang yang cocok. Nyamuk Anopheles mencari darah berdasarkan inangnya dibedakan atas kesukaan mengisap darah hewan zoofilik, darah manusia antropofilik dan kedua-duanya baik darah hewan maupun darah manusia zooantropofilik. Berdasarkan tempat nyamuk mencari darah inangnya dibedakan atas endofagik dan eksofagik, yakni mengisap darah di dalam dan di luar rumah, sedangkan berdasarkan tempat istirahat dibedakan endofilik dan eksofilik. Hadi Koesharto 2006 menyatakan bahwa beberapa spesies nyamuk memasuki rumah untuk mencari makan endofagik dan istirahat di dalam rumah endofilik, dan ada beberapa spesies masuk rumah hanya untuk makan endofagik dan menghabiskan waktu istirahatnya di luar rumah eksofilik; ada pula yang mengisap darah di luar rumah eksofagik dan istirahat di luar rumah eksofilik. Daerah yang disenangi nyamuk adalah suatu daerah yang tersedia tempat untuk beristirahat, adanya inang yang disukai, dan tempat untuk berkembangbiak Ditjen PPPL 2007. Pertumbuhan dan perkembangan populasi nyamuk pada habitatnya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber pakan darah serta lingkungan yang sesuai, seperti suhu udara, kelembaban udara yang cocok, tersedia tempat-tempat berkembangbiak dan tempat istirahat. Untuk kepentingan pengendalian vektor, perilaku nyamuk Anopheles mengisap darah berdasarkan tempat perlu diketahui, demikian pula dengan waktu puncak aktif mengisap darah pada waktu malam hari. Kepadatan vektor, intensitas kontak antara manusia dan vektor merupakan salah satu faktor penting dalam penularan malaria. Apabila suatu spesies Anopheles memiliki kemampuan bertahan hidup terhadap infeksi Plasmodium, masa hidup yang lebih panjang, dan lebih bersifat antropofilik maka akan terjadi penularan malaria Rao 1981. Nyamuk Anopheles spp. pada suatu tempat menunjukkan perilaku yang berbeda-beda. Juliawaty 2008 melaporkan bahwa perilaku nyamuk An. letifer yang ada di sekitar Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, cenderung bersifat antropofilik dan eksofagik, sedangkan mencari tempat istirahat cenderung bersifat eksofilik . Mahmud 2002 melaporkan bahwa perilaku mencari darah An. balabacensis di desa Hargotirto Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung bersifat eksofagik, dan mencari tempat istirahat cenderung eksofilik. Wardana 2010 menyatakan hal yang sama tentang perilaku An. balabacensis di Desa Lembah Sari, Kecamatan Batu layar, Kabupaten Lombok Barat, yaitu cenderung bersifat eksofagik, selama empat bulan penangkapan ditemukan lebih banyak mengisap darah orang di luar rumah daripada di dalam rumah, di dalam rumah hanya ditemukan pada bulan Juni dengan kepadatan rata-rata 0,17 ekorbulan, sedangkan di luar rumah ditemukan setiap bulan dengan kepadatan rata-rata 3,67 ekorbulan. Effendi 2002 melaporkan bahwa An. balabacensis yang ditemukan di Daerah Kokap Kulonprogo, DI Yogyakarta cenderung bersifat endofagik. Suwito 2010 menyatakan bahwa perilaku An. barbirostris yang ada di Kecamatan Rajabasa dan Kecamatan Padangcermin Lampung Selatan cenderung bersifat eksofagik, begitu juga di Desa Tongoa, Donggala, Sulawesi Tengah Jastal 2005 dan di Desa Segara Kembang, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu OKU Sumatera Selatan U’din 2005. Salam 2005 menyatakan bahwa An. kochi di Desa Alat Hantakan, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan cenderung bersifat eksofagik , hal yang sama di Kecamatan Rajabasa dan Kecamatan Padangcermin, Lampung Selatan Suwito 2005.

2.3 Karakteristik Habitat Larva