Kesepakatan Guru dalam Merelevansikan Materi Pembelajaran dan Evaluasi dengan Pelestarian

Kelima, peran guru adalah sebagai faslitator pembelajaran, menyampaikan tugas, memotifasi, mengontrol kegiatan, dan mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa. Sedangkan peran siswa adalah melaksanakan semua tugas yang dibebankan guru termasuk mencari materi pembelajaran sebagaiman adilakukan oleh tiga orang guru, Guru W, aguru Ch, dan Guru N dilokasi yang berbeda. Keenam, hanya ada satu orang guru yang secara sadar mengembangkan menyang kut kedua aspek kebutuhan Kota. Tujuannya adalah demi memperkenaklan budaya jawa dan objekkawasan wisatanya melalui siswa yang mayoritas berasal dari luar Yogyakarta. Prosedurnya adalah: a mengajak siswa untuk memperoleh materi mereka sediri melalui majalah, surat kabar, dan internet, b menugaskan siswa menuliskan laporan singkat tentang materi yang diperoleh ,dan c melaporkan hasilnya dalam suatu presentasi di depan kelas. Evaluasi pembelajaranya dilakukan dengan cara mengamati proses dan hasil pembelajaran, yang dapat dilakukan baik secara individu maupum kelompok. Dari keenam dimensi diatas, hanya ada lima dimensi yang nyata-nyata telah dilakukan oleh semua guru, dan relative sesuai dengan konsep KBK, namun demikian, dimensi keenam yaitu relevansi materi ajar dengan kebutuhan Kota Yogyakarta dalam kedudukan sebagai Kota Budaya dan kota Pariwisata hanya secara sengaja dilakukan oleh seorang guru. Dengan kata lain, materi pembelajaran bahasa inggris SMA belum relevan dengan pelestarisan budaya dan pengembangan pariwisata Kota Yogyakarta.

B. Implikasi

Hasil penelitian terutama yang berkenaan dengan relevansi pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata Kota yogyakarta menyiratkan perlunya kesadaran guru untuk lebih menghayati perab dan tanggung jawab nya sebagai model bagi siswa. Artinya semua kegiatan dan perbuatan guru dapat dijadikan patokan bagi siswa untuk bertindak. Kenyataan dilapangan bahwa belum semua guru menerapkan kaidah-kaidah pembelajaran yang berlaku secara murni dan konsekuen. Ada tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam melaksanakan PBM, yaitu: 1 implementasi KBK, 2 eksistensi silabus, dan 3 kreativitas guru. Keatiga hal tersebut mengindikasikan profesionalisme guru. Guru Profesional adalah giri yang aktif, kreatif dan produktif termasuk dalam menggunakan silabus baik buatan sendiri atau lembaga sebagai acuan dalam setiap KBM jika tidak berarti guru melakukan proses pembelajaran tanpa perencanaan . kondisi ini terjadi karena keberadaan buku tes yang memang duisahakan memenuhi tuntutan kurikulum sedang berlaku. Pemakaian buku secara intens dapat mengebiri kreatifitas siswa. Gage dan Berliner 1984: 406-407 menegaskan bahwa guru mestinya memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan idenya secara bebas, dan dengan alasan apapun seyogyanya tidak menentukan semua materi pembelajaran secara sepihak. Jika hal in uterus nserlangsung dapat menghambat upaya peningkatan SDM Kota Yogyakarta.

C. Saran

Bertitik tolak dari hasil penelitian dan implikasinya, penulis mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut. Untuk menghasilkan keluaran out come yang memiliki akseptabilitas atau keberteriamaan tinggi dilingkungan tempat tinggalnya, guru hendaknya memiliki daerahlingkungan tersebut dalam bentuk sikap sadar budaya dan sadar wisata kepada para siswa melalui materi pembelajaran bahasa inggris. JURNAL PENELITIAN 35 Demi terwujudnya cita-cita tersebut tentunya harus di dukung oleh semua pihak terkait, terutama pemerintah Kota memfasilitasi pengadaan materi ajar bahasa inggris yang berkaitan dengan aspek pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata Kota Yogyakarta. Dalam hal ini, pemerintah Kota dapat bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pengajaran serta Dinas parsenibud Kota Yogyakarta. Peran Guru dan siswa dalam aktivitas pembelajaran semacam ini perlu diusahakan seoptimal mungkin.