program pemerintah selama lima tahun. Berkaitan dengan hal itu, wewenang MPR adalah melantik presiden dan wakil presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat.
Dalam hal ini MPR tidak boleh tidak melantik presiden dan atau wakil presiden yang sudah terpilih.
Wewenang MPR berdasarkan Pasal 3 dan Pasal 8 ayat 2 dan ayat 3 UUD Tahun 1945 adalah :
1. Mengubah dan menetapkan Undang- Undang Dasar. 2. Melantik Presiden dan atau Wakil Presiden.
3. Memberhentikan dan atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut Undang- undang Dasar.
4. Memilih wakil presiden dari dua calon yang diusulkan oleh presiden apabila terjadi kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya.
5. Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua pasangan calon presiden dan calon
wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon presiden dan calon wakil presidennya meraih suara
terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya.
B. Dewan Perwakilan Rakyat.
Dewan Perwakilan Rakyat merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan legislatif sebagaimana tercantum pada pasal 20 ayat 1 UUD 1945. Dalam
UUD 1945 secara eksplisit dirumuskan tugas, fungsi, hak, dan wewenang DPR yang menjadi pedoman dalam pola penyelenggaraan negara. Anggota DPR dipilih melalui
Pemilihan Umum. Ketentuan tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan asas kedaulatan rakyat yang secara implisit menjiwai Pembukaan UUD 1945, dengan demikian tidak
ada lagi anggota DPR yang diangkat. Hal itu sesuai dengan paham demokrasi perwakilan yang berdasarkan keberadaannya pada prinsip perwakilan atas dasar
pemilihan Representation by Election . Melalui rekruitmen anggota DPR dalam pemilu, diharapkan demokrasi semakin berkembang dan legitimasi DPR makin kuat.
Dengan pengaturan secara eksplisit dalam UUD 1945 bahwa DPR sebagai lembaga pemegang kekuasaan legislatif akan lebih memberdayakan DPR dan
8
mengubah peranan DPR yang sebelumnya hanya bertugas membahas dan memberikan persetujuan terhadap rancangan Undang- undang yang dibuat oleh Presiden kekuasaan
eksekutif . Pergeseran kewenangan membentuk Undang- undang, yang sebelumnya ditangan presiden dialihkan kepada DPR, merupakan langkah konstitusional untuk
meletakkan secara tepat fungsi lembaga negara sesuai dengan bidang tugasnya masing- masing, yakni DPR sebagai lembaga pembentuk Undang- undang kekuasaan
legislatif dan presiden sebagai lembaga pelaksana Undang- undang kekuasaan eksekutif . Namun, UUD 1945 juga mengatur kekuasaan presiden di bidang legislatif,
antara lain ketentuan bahwa pembahasan setiap rancangan undang- undang RUU oleh DPR dilakukan secara bersama- sama dengan presiden.
Dengan pergeseran kewenangan membentuk Undang- undang itu, sesungguhnya ditinggalkan pula teori pembagian kekuasaan Distribution Of Power
dengan prinsip supremasi MPR menjadi pemisahan kekuasaan Separation Of Power dengan prinsip saling mengawasi dan saling mengimbangi sebagai ciri yang melekat.
Hal itu juga merupakan penjabaran lebih jauh dari kesepakatan untuk memperkuat sistem presidensial.
C. Dewan Perwakilan Daerah.