a. Riset Hospitaliti dan Pariwisata dalam Manajemen
Kembali ke empat komponen yang berinteraksi dalam pariwisata yaitu wisatawan, pebisnis pariwisata atau industri, penduduk lokal dan
pemerintah. Dari keempat komponen yang saling berinteraksi tersebut memiliki peran masing-masing.
Peran Pemangku Kepentingan Industri Hospitaliti dan Pariwisata Proses dan tahapan manajemen secara umum tidak terlepas dari analisis
dan perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan pengawasan. Dalam industri hospitaliti dan pariwisata proses tersebut dilakukan oleh setiap
pihak yang terlibat dalam organisasi, dan semuanya dapat mengambil manfaat dari temuan hasil riset. Secara umum, organisasi pengelola
hospitaliti dan pariwisata dapat dikelompokkan menjadi tiga pihak yaitu: pemerintah, pebisnis, dan lembaga nirlaba.
Pemerintah, sebagai pihak yang berperan dalam mengembangkan
infrastruktur penunjang bisnis hospitaliti dan pariwisata memerlukan data untuk memperkuat keputusan dalam menetapkan dan melaksanakan
kebijakannya. Perencanaan pembangunan pariwisata nasional,
memerlukan informasi yang akurat mengenai masa lalu, kondisi eksisting current condition dan perkiraan di masa datang. Setiap tahun pemerintah
menetapkan target kunjungan wisatawan, penerimaan devisa, pajak dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, Pemerintah juga berperan dalam
menyediakan sarana-prasarana, inisiatif pengembangan kawasan, termasuk mengembangkan taman bertema theme park, taman margasatwa kebun
binatang, area rekreasi, dan tempat-tempat bersejarah. Kesemua kegiatan tersebut perlu didukung oleh informasi yang akurat, terutama hasil-hasil
riset sebelumnya. Pemerintah mempunyai kepentingan dalam
mempersiapkan iklim investasi dan menyusun strategi pengembangan
2
kawasan berbasis lingkungan yang menurut de Oliveira 2003 ada empat peran pemerintah dalam pengembangan pariwisata tersebut yaitu:
Membangun kapasitas institusi building institutional capacity. Dalam
hal ini, pemerintah harus menciptakan lingkungan organisasi yang kondusif, melatih dan mendidik pegawai pemerintahan mengenai isu-isu
lingkungan, dan memberdayakan peraturan perudangan yang berkaitan dengan lingkungan dan pengembangan kawasan.
Membuat proyek percontohan sebagai investasi pemerintah dalam
proyek lingkungan. Dalam hal ini, pemerintah menyediakan
infrastruktur dan institusi pendukung seperti sanitasi dan penyediaan air bersih, memberikan pelatihan kepada kelompok-kelompok di luar
pemerintah, melakukan restorasi, reboisasi, dan pemberasihan polusi.
Mengendalikan pembangunan dan aliran wisatawan. Pemerintah dapat membuat dan menegakkan peraturan dalam pengembangan, membatasi
dan melarang berbagai pembiayaaninvestasi untuk memastikan terjaganya lingkungan dan terkendalinya arus wisatawan ke dalam
kawasan pengembangan wisata.
Menciptakan perlindungan kawasan. Pemerintah bertanggung jawab dalam menciptakan kawasan yang terlindungi dari tekanan investasi dan
arus kunjungan wisatawan. Melalui zonasi lingkungan, dan memberikan insentif kepada investorpebisnis yang medukung proteksi terhadap
lingkungan.
Pebisnis, memerlukan informasi hasil studi yang berkaitan dengan
trend wisatawan, situasi internal dan eksternal dari bisnis mereka sebagai faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan bisnisnya. Proses
perencanaan yang dilakukan para pebisnis harus ditunjang oleh informasi yang akurat. Informasi internal tentang perusahaanya, dan informasi
eksternal termasuk saingan usaha, trend regional dan global, perilaku konsumen, keadaan sosial, ekonomi dan politik sangat diperlukan dalam
proses perencanaan.
3
Organisasi nirlaba, memerlukan informasi lebih banyak, dalam upaya
meningkatkan peran dan fungsinya sebagai pengembang dan pengelola yang merupakan bagian penting dari pengembangan hospitaliti dan
pari
festival baru Pusat seni
Mendorong para seniman kontemporer
Rencana tiga tahun, menyiapkan pekerjaan
baru untuk seniman kontemporer
Memilih para seniman dan
menyusun prosedur kerja
Taman nasional
Meningkatkan pendapatan non
pemerintah Rencana tiga tahun,
menerapkan program user-pays
Mererapkan program user pay
Veal, AJ. 1997 p.6
Peran Riset Hospitaliti dan Pariwisata dalam Tahapan Proses Manajemen
Dalam mengelola aktivitasnya, para pihak tidak terlepas dari kegiatan manajemen yang umumnya berdasarkan empat tahapan manajemen yaitu:
1 analisis 2 perancanaan, 3 implementasi dan 4 pengawasan. Analisis dan Perancanaan. Analisis merupakan proses awal dalam
proses manajemen di mana para eksekutif atau pengambil kebijakan lainnya sangat membutuhkan hasil analisis ini untuk memahami akar dan
ruang lingkup permasalahan yang dihadapi. Sedangkakan perencanaan adalah suatu aktivitas organisasional pemerintah, swasta atau nirlaba
dalam menciptakan peluang dari interaksi berbagai varaiabel yang sangat kompleks. Pada tahapan ini, riset sangat memainkan peranan penting.
Perencanaan merupakan proses manajemen yang menggunakan langsung hasil analisis. Pada tahap ini, hasil analisis digunakan untuk menetapkan
tujuan yang ingin dicapai, dan berbagai alternatif pilihan untuk mencapai tujuan tersebut. Tentunya, informasi yang hasil riset sangat perperan dalam
perencanaan ini.
5
Gambar 3–1 Peran riset dan analisis dalam keputusan memilih alternatif
Implementasi. Tahap ini merupakan kegiatan yang menterjemahkan gagasan dalam perencanaan ke dalam kenyataan di lapangan. Pada tahap
ini peran riset sedikit berkurang, hanya menjadi bagian dari rutinitas dalam mengumpulkan dan memonitor data dari pelaksanaan sehari-hari.
Umumya kegiatan ini telah terintegrasi dengan sistem informasi manajemen.
Pengawasan. Merupakan tahap terakhir dari proses manajemen, di mana dilakukan pengukuran terhadap aktivitas pada tahap implementasi
seberapa besar tingkat ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Kontribusi riset sangat diperlukan, untuk meberikan
umpan balik untuk analisis dan perencanaan selanjutnya. Analisis
mengenai keberhasilan atau kegagalan yang dihasilkan melalui riset formal sangat diperlukan.
Riset Hospitaliti dan Pariwisata dalam Tingkat Kegiatan Manajemen Berdasarkan tingkatannya, kegiatan manajemen terdiri atas tingkatan
strategis, manajerial atau taktikal dan operasional. Pada setiap tingkatan,
6
hasil-hasil riset memberikan kontribusi sesuai dengan peran masing-masing tingkatannya.
Kegiatan tingkat manajemen strategis. Kegiatan ini berfokus pada
penentuan perencanaan dan kebijakan jangka panjang, sehingga keputusannya berpengaruh terhadap perubahan dan perkembangan
organisasi. Oleh karena itu, lingkup informasi yang diperlukan juga sangat kompleks dan memerlukan analisis yang komprehensif. Pada
tingkatan ini, informasi tentang indikator-indikator ekonomi, politik, sosial, hukum, lingkungan, teknologi dan yang bersifat makro lainnya
merupakan pijakan dalam menentukan pilihan strategi yang akan dijalankan organisasinya.
Kegiatan tingkat manajerial atau taktikal. Tingkatan manajemen ini
terlibat pada kegiatan administratif harian yang menjalankan roda organisasi untuk mencapai tujuan. Keputusan-keputusan manajerial
untuk menyelesaikan masalah dalam lingkup departemen yang dipimpinnya menjadi tanggung jawabnya. Informasi yang diperoleh
secara langsung dari aktivitas harian, merupakan dasar pertimbangan bagi keputusan yang diambilnya.
Kegiatan tingkat operasional. Sebagai pelaksana dari strategi yang telah
ditetapkan di tingkat manajemen. Dalam hal ini, informasi tentang pelaksanaan tugas harian merupakan bagian dari strategi pengumpulan
data dalam riset evaluasi dan kaji tindak. Dalam perencanaan, masing-masing unsur manajemen memiliki peran
sesuai dengan tingkatannya masing-masing. Stauble membagi menjadi perencanaan tingkat strategis, perencanaan taktis tingkat menengah dan
perencanaan taktis tingkat operasional. Peran dan fungsi masing-masing serta lingkup perencanaan yang menjadi tanggungjawabnya, seperti pada
tabel berikut:
7
Tabel 3-2 Perencanaan Pada Berbagai Tingkat Manajemen Tingkat
Perencanaan Unsur manajemen
Uraian perencanaan
Perencanaan Strategis Tingkat atas top
management Dewan Direksi, Direktur
Utama, Wakil Direktur, Kepala Divisi
Tujuan organisasional, Strategi organisasi
Total anggaran
Perencanaan taktis tingkat menengah
Midle management Manajer Umum
Direktur Riset Direktur Pemasaran
Kepala Departemen Rencana tiga bulanan,
semesteran Anggaran sub divisi
Kebijakan dan prosedur per departemen
Perencanaan taktis tingkat operasional
supervisor Manajer distrik
Supervisor tingkat pertama
Periodik: perencaan harian, mingguan,
anggaran unit
Diadaptasi dari Stauble, 2000 p. 23
Klasifikasi Riset dalam Proses Manajemen Berdasarkan tahapan proses dan tingkat kegiatan manajemen, riset
hospitaliti dan pariwisata dapat dikelompokkan menjadi 1 riset kebijakan atau policy research 2 riset manajerial, 3 riset operasi, 4 riset evaluasi
dan 4 kaji tindakaction research. Pada tingkat manajemen strategis, riset kebijakan dan riset evaluasi
sangat diperlukan. Riset kebijakan umumnya digunakan pada tahap analisis dan perencanaan.
Sedangkan riset evaluasi digunakan pada tahap pelaksanaan dan tahap pengawasan. Riset manajerialtaktikal adalah riset
yang umum dilakukan pada tahap analisis dan perencanaan, bertujuan untuk menyelesaikan problem khusus terkait dengan informasi tambahan
untuk keputusan manajemen. Adapun pada tahap pelaksanaan dan pengawasan kaji tindak seringkali digunakan, untuk memastikan
berjalannya program yang telah ditetapkan serta memberi umpan balik kepada manajemen. Riset operasional dilakukan pada setiap tahap proses
manajemen, yang umumnya menggunakan serangkaian teknik analisis baik kuantitatif maupun kualitatif yang dirancang untuk merumuskan kembali
8
dan menguji keputusan yang sudah diambil. Dalam hal ini, sekaligus dapat mengoptimalkan hubungan antara input dan output yang telah
direncankan.
Tabel 3-3 Klasifikasi metodologi riset dalam proses manajemen Tahapan
proses manajemen
Tingkatan aktivitas manajemen Strategis
Manajerialtaktikal Operasional
Analisis analysis
Riset kebijakan
Analisis situasi kegiatan
organisasi Usulan rumusan
kebijakan
Riset manajerial
Terkait dengan problem khusus terbatas pada
lingkup informasi tambahan yang
dibutuhkan manajemen
Riset operasional
Serangkaian teknik analisis kuantitatif
maupun kualitatif dirancang untuk
merumuskan dan menguji keputusan yang
telah diambil. Mengoptimalkan
hubungan antara input dengan output yang telah
ditetapkan untuk kegiatan operasional
Perencanaan planning
Pelaksanaan executing
Riset evaluasi
Mengukur tingkat keberhasilan
tujuan yang ingin dicapai
Kaji tindak action research
Pengumpulan data dan riset berkelanjutan dan
memberikan umpan balik terhadap
organisasi Pengawasan
controlling
diadaptasi dari Ritchie, 1994: 15
b. Riset dalam Perencanaan Strategis Industri Hospitaliti dan Pariwisata