Bubu .1 Deskripsi Daur hidup kepiting bakau

terlindung, seperti alur-alur air laut yang menjorok ke daratan creek, di bawah batu, di bentangan rumput laut dan di sela-sela akar pohon bakau Heasman 1980 diacu dalam Tossin 1992. Kepiting jantan dewasa biasanya tetap berada di perairan bakau atau estuari. Kepiting banyak ditemukan pada dasar perairan yang berlumpur, atau pada tempat yang banyak terdapat makanannya. 2.2 Bubu 2.2.1 Deskripsi Bubu diklasifikasikan ke dalam kelompok perangkap dan penghadang atau traps and guiding barriers . Jenis alat tangkap ini pada umumnya dikenal dengan nama fish pots atau fish basket Von Brandt 2005. Bubu merupakan alat tangkap yang dipasang secara pasif Sudirman dan Mallawa 2000; Baskoro dan Effendy 2005. Organisma yang menjadi tujuan tangkapannya adalah jenis-jenis organisma non ikan dan ikan. Jenis-jenis organisma non ikan terdiri atas kepiting dan udang, sedangkan jenis-jenis ikan meliputi ikan demersal, ikan karang, ikan hias dan ikan terbang Puspito 2009. Konstruksi bubu dirancang agar mudah dimasuki oleh organisma air, tetapi sulit untuk membebaskan diri Sudirman dan Mallawa 2000. Bagian-bagian utamanya terdiri atas badan bubu, rangka, mulut, tempat umpan, dan pintu untuk mengeluarkan hasil tangkapan Slack and Smith 2001. Pada umumnya, jumlah pintu masuk pada bubu sebanyak 1 atau 2 buah Von Brandt 2005. Bentuk bubu bermacam-macam, diantaranya adalah tabung silinder, tabung segi banyak, kubah setengah lingkaran Slack and Smith 2001, kerucut, kubus, dan balok Monintja dan Martasuganda 1991. Bentuk umum bubu yang digunakan oleh nelayan Indonesia adalah kubah, prisma segitiga dan tabung silinder Subani dan Barus 1989. Bubu dapat dioperasikan pada tempat-tempat dimana jenis alat tangkap lain tidak dapat dioperasikan. Misalnya daerah berkarang, celah karang, lubang-lubang di antara bebatuan, perairan yang sangat dalam, atau perairan dengan pantai berupa tebing yang tinggi dan terjal Puspito 2009. Pengoperasiannya, menurut Sudirman dan Mallawa 2000, dilakukan dengan cara dipasang secara menetap di dalam air pada jangka waktu tertentu. Bubu dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah, baik menggunakan perahu maupun tanpa menggunakan perahu Von Brandt 2005. Menurut lokasi pemasangannya, bubu dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu bubu yang dipasang di dekat pantai inshore potting dan jauh dari pantai offshore potting Sainsbury 1996. Rinciannya adalah: 1 Bubu yang dipasang di dekat pantai inshore potting Lokasi pemasangan bubu biasanya di daerah estuari, pantai, dan teluk. Kedalaman perairan tempat bubu ini dipasang berkisar antara 1,8-75 m. Karakteristik bubu inshore potting adalah berukuran kecil dan ringan, sehingga dapat dioperasikan menggunakan perahu yang berukuran kecil. Jumlah nelayan yang mengoperasikannya sebanyak 1 - 2 orang. 2 Bubu yang dipasang jauh dari pantai offshore potting Bubu yang termasuk offshore potting berukuran lebih besar dan lebih berat jika dibandingkan dengan bubu inshore potting. Perahu yang digunakan berukuran besar dan dilengkapi dengan perlengkapan yang mendukung operasi penangkapan di laut lepas. Bubu yang termasuk ke dalam kelompok ini dioperasikan hingga kedalaman perairan 900 m atau lebih. Selanjutnya Sainsbury 1996 menambahkan bahwa menurut metode pengoperasiannya, bubu digolongkan menjadi dua, yaitu: 1 Sistem tunggal Pengoperasian bubu dengan sistem tunggal dilakukan dengan cara bubu dipasang satu per satu di dasar perairan. Bubu biasanya diberi pemberat agar posisi bubu tepat ketika berada di dasar perairan. Setiap bubu dilengkapi dengan pelampung tanda yang dihubungkan dengan tali. 2 Sistem rawai Pengoperasian bubu dengan sistem rawai dilakukan dengan cara merangkai bubu yang satu dengan lainnya dengan menggunakan tali utama. Jarak antar bubu disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah bubu. Pemasangan bubu dengan sistem rawai diawali dengan menurunkan jangkar, tali pelampung, dan pelampung tanda. Kemudian dilanjutkan dengan penurunan tali utama dan bubu yang diikatkan pada tali tersebut. Penurunan jangkar dan pelampung tanda terakhir dilakukan setelah seluruh bubu selesai dipasang.

2.2.2 Konstruksi bubu lipat