Penelitian bagian-bagian bubu 1 Design Construction of Collapsible Trap to Catch Mud Crab (Scylla serrata).

3.2.2 Penelitian rancangan bubu

Bahan yang digunakan pada penelitian bubu adalah 30 kepiting bakau, air laut dan 4 macam bubu. Bubu terdiri atas bubu standar dan 3 macam bubu yang dibuat berdasarkan hasil penelitian bagian-bagian bubu. Peralatan yang digunakan meliputi bak fiberglass berbentuk silinder dengan diameter 150 cm dan dalam 70 cm, filter air berbentuk balok dengan dimensi panjang × lebar × tinggi adalah 150 × 20 × 20 cm, kamera, plastik tutupan berwarna hitam, dan lampu dengan kekuatan 300 watt.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian bagian-bagian bubu dan ujicoba bubu menggunakan metode percobaan. Kedua penelitian dilakukan di laboratorium pada kondisi penelitian yang terkontrol. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat yang ditimbulkan oleh perlakuan terhadap variabel respon atau variabel yang diperhatikan. Jenis perlakuan yang diberikan pada penelitian bagian-bagian bubu adalah ukuran mata jaring, sudut kemiringan lintasan masuk bubu, ketinggian pintu bubu, dan warna tutupan. Sementara jenis perlakuan pada penelitian ujicoba bubu adalah jenis bubu. Perlakuan diujikan hanya pada satu jenis kepiting bakau, yaitu Scylla serrata. Prosedur kerja yang lakukan pada kedua penelitian melalui beberapa tahapan yang dibedakan berdasarkan jenis penelitiannya. Masing-masing adalah:

3.3.1 Penelitian bagian-bagian bubu 1

Penentuan ukuran mata jaring lintasan masuk mulut bubu Penentuan ukuran mata jaring lintasan masuk mulut bubu menggunakan sudut kemiringan α = 20 o . Besaran sudut ini sangat biasa digunakan oleh nelayan untuk membuat bubu. Tahapan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1 Jaring dengan ukuran mata 0,5 inci diletakkan melintang pada bagian tengah akuarium uji yang berisi air laut setinggi 50 cm dengan sudut kemiringan 20 o ; 2 Pada bagian depan jaring diletakkan 1 kepiting bakau dan pada bagian lainnya umpan berupa ikan; 3 Pergerakan kepiting melewati jaring diamati dengan kamera yang diletakkan di atas akuarium; 4 Waktu yang diperlukan kepiting untuk melewati jaring lintasan -- dimulai ketika kepiting menyentuh sisi bawah dan melewati sisi atas jaring – dihitung. Selain itu, pola pergerakan dan manuver kepiting di atas jaring diamati untuk mengetahui kemudahan atau kesulitan kepiting bergerak melewati jaring; dan 5 Pengujian yang sama dilakukan terhadap 6 kepiting. Ulangan untuk setiap kepiting sebanyak 3 kali. Kepiting yang digunakan memiliki lebar karapas 9 cm. Kepiting dengan ukuran tersebut diduga sudah mengalami matang gonad pertama kali. Hal tersebut ditunjukkan dengan terjadinya perkawinan pada akuarium penampungan yang dilakukan kepiting yang memiliki lebar karapas 9,1 cm. Menurut Hill 1975 diacu dalam Vay 2001 kepiting bakau dengan spesies Scylla serrata mengalami matang gonad untuk pertama kalinya pada lebar karapas antara 8,3-14,4 cm dan terjadi pada usia 1-1,5 tahun. Susunan peralatan yang digunakan dalam menentukan ukuran mata jaring lintasan masuk mulut bubu disajikan pada Gambar 10. α Kamera Gambar 10 Ilustrasi tampak depan susunan peralatan untuk menentukan ukuran mata jaring lintasan masuk mulut bubu. 2 Penentuan sudut kemiringan lintasan masuk mulut bubu Penentuan sudut kemiringan lintasan masuk bubu dilakukan dengan cara memberikan perlakuan sudut α yang berbeda pada model mulut bubu, yaitu 20 o , 40 o , dan 60 o . Adapun jaring yang digunakan disesuaikan dengan hasil penelitian penentuan ukuran mata jaring lintasan masuk bubu. Urutan penelitiannya adalah: 1 Jaring diletakkan melintang pada bagian tengah akuarium uji yang berisi air laut setinggi 50 cm dengan sudut kemiringan 20 o ; 2 Satu kepiting diletakkan di depan jaring dan umpan berupa ikan di belakang jaring; 3 Kepiting dibiarkan bergerak melintasi jaring; 4 Pola pergerakan kepiting di atas permukaan jaring direkam dan waktu kepiting melewati jaring dihitung; 5 Pengujian yang sama dilakukan terhadap kepiting yang sama sebanyak 3 kali ulangan; 6 Kerja yang sama dilakukan pada kepiting yang sama, tetapi pada sudut kemiringan α = 40 o dan 60 o ; dan 7 Penelitian diulang dengan menguji 5 kepiting lainnya. Ukuran kepiting yang digunakan adalah 11,5 cm; 10,85 cm; 7,6 cm; 7,35 cm; dan 8,85 cm Posisi penempatan alat di dalam akuarium sama dengan Gambar 10 pada penelitian penentuan ukuran mata jaring lintasan masuk mulut bubu. 3 Penentuan tinggi pintu masuk bubu Pada penelitian ini, jaring yang digunakan dan sudut kemiringan lintasan masuk bubu disesuaikan dengan hasil dari 2 penelitian sebelumnya. Adapun tinggi pintu masuk bubu dihitung dari bagian sisi atas jaring ke arah atas. Tahapan penelitian penentuan tinggi pintu masuk – sesuai dengan Gambar 11 -- adalah sebagai berikut: 1 Kepiting diletakkan di depan jaring dan umpan di belakang jaring; 2 Lembaran kaca mendatar diposisikan sejauh 2 cm – sesuai dengan ketebalan karapas kepiting layak tangkap -- di atas sisi bagian atas jaring; 3 Kepiting dibiarkan bergerak menaiki jaring dan melewati celah antara bagian sisi atas jaring dan kaca; 4 Pergerakan kepiting menaiki jaring dan melewati celah diamati; 5 Seandainya kepiting dapat melewati celah, maka kepiting diposisikan di belakang jaring dan umpan di depan jaring. Selanjutnya kepiting dibiarkan bergerak melewati celah. Jika kepiting tidak dapat melewati celah, maka ketinggian pintu dinaikkan 0,5 cm; 6 Pengujian dianggap selesai ketika kepiting tidak mengalami kesulitan melewati pintu masuk, baik dari depan maupun belakang jaring; dan 7 Jumlah ulangan untuk setiap kepiting sebanyak 3 kali; dan 8 Proses yang sama dilakukan untuk 5 kepiting berikutnya. 4 Penentuan warna tutupan Penentuan warna tutupan menggunakan lampu sorot yang ditempatkan di atas akuarium. Ini dimaksudkan agar kepiting lebih terangsang untuk mencari perlindungan. Urutan penelitian penentuan warna tutupan – berdasarkan Gambar 12 -- adalah sebagai berikut: 1 Tutupan berbentuk balok dengan warna putih dan hitam ditempatkan pada salah satu sisi lebar akuarium dan posisi keduanya berdampingan; 2 Satu kepiting diposisikan di depan kedua tutupan dan lampu dinyalakan; α Kamera Gambar 11 Ilustrasi tampak depan susunan peralatan untuk menentukan tinggi pintu masuk mulut bubu. Tinggi mulut 3 Kepiting dibiarkan bergerak memilih warna tutupan yang disukai; 4 Kepiting ditetapkan menyukai satu warna tutupan jika kepiting uji coba masuk ke dalam balok tutupan yang dimaksud; 5 Pengujian diulang dengan mengubah posisi balok tutupan; 6 Uji yang sama dilakukan terhadap 5 kepiting lainnya; 7 Satu kepiting diuji sebanyak 6 ulangan; dan 8 Warna tutupan yang paling sering didatangi dinyatakan sebagai warna tutupan yang paling disukai oleh kepiting bakau.

3.3.2 Ujicoba bubu