Analisis spasial Perencanaan Lanskap Jalur Pejalan Kaki Bantaran Kanal Tarum Barat Kota Bekasi, Jawa Barat

40 Konsep Konsep Dasar Perencanaan Berdasarkan hasil analisis potensi dan kendala yang ada pada lokasi penelitian maka, konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran Kanal Tarum Barat Kota Bekasi ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi kenyamanan, keamanan, dan estetik. Kenyamanan pada lanskap akan memberikan rasa nyaman baik kepada pengguna jalan, pengelola jalan maupun masyarakat sekitar jalan. Fungsi kenyamanan yang dimaksud yaitu dengan menanam tanaman peneduh, memperbaiki fisik jalan, menjaga kebersihan sekitar jalan dan menciptakan ketenangan bagi masyarakat sekitar jalan. Fungsi keamanan diarahkan untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengguna jalan, pengelola jalan dan masyarakat sekitar jalan yang diwujudkan dengan membuat pembatas yang jelas antara wilayah jalan transportasi dengan wilayah aktivitas manusia jalur pejalan kaki, pemasangan rambu-rambu lalu lintas, membuat jalur penyeberangan dan pemasangan lampu penerang jalan, membuat pagar pembatas di bagian sisi kanal, serta membuat tanda bahaya atau keterangan bantaran kanal dapat dilalui atau tidak. Fungsi estetika untuk menberikan view yang indah untuk menarik pengguna jalan. Hal tersebut didukung dengan adanya kesatuan yang harmonis antara jalan dengan lanskap sekitarnya. Fungsi estetika sendiri diwujudkan dengan penataan tanaman semak dan tanaman penutup tanah pada daerah sisi jalan, memberi desain khusus pada struktur bangunan, memanfaatkan potensi alam yang memiliki view yang baik dan mengkombinasikan atau memadukan lanskap jalan dengan lingkungan sekitarnya. Fungsi-fungsi ini diperlukan bagi manusia terutama di kota-kota besar sebagai kompensasi dari kesibukan kota yang semrawut.Sehingga dapat menciptakan suasana serasi dan seimbang. Konsep Pengembangan Perencanaan Konsep pengembangan perencanaan lanskap jalur pejalan kaki ditujukan untuk mengembangkan fungsi pejalan kaki. Konsep pengembangan dalam penelitian ini meliputi konsep ruang, konsep sirkulasi, aktivitas, vegetasi, dan fasilitas. Adapun konsep yang dikembangkan pada penelitian ini adalah pada segmen 1.

1. Konsep Ruang

Pembagian zonasi ruang ini bertujuan untuk mewujudkan kondisi ruang agar aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan sehingga terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, dan terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Konsep ruang dikembangkan menjadi lima zonasi ruang. Yaitu ruang pejalan kaki, konservasi, penerimaan, peristirahatan, dan perniagaan. Ruang pejalan kaki, yaitu ruang yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Sehingga menghindari penggunaan dari badan jalan. Selain akan memberikan keamanan bagi pejalan kaki diharapkan dapat memberikan kenyamanan. Ruang 41 41 konservasi merupakan jalur hijau yang berfungsi sebagai peningkat kualitas lingkungan sepanjang tapak maupun lingkungan sekitarnya. Tanaman dapat berupa semak ataupun penutup tanah. Ruang penerimaan, merupakan ruang penting dalam menciptakan kesan pertama yang menarik saat pengguna memasuki tapak. Hal ini diwujudkan melalui penataan fasilitas dan penggunaan tanaman yang memiliki nilai estetis dari bentuk dan warna yang menarik. Ruang peristirahatan atau stop area merupakan ruang yang dirancang untuk tempat beristirahat pejalan kaki setelah melakukan perjalanan atau tempat untuk sekedar menunggu kendaraan, duduk- duduk, dan berbincang. Pada ruang ini dilengkapi dengan penambahan objek- objek yang dapat dinikmati oleh pengguna tapak. Ruang perniagaan, merupakan ruang yang akan dimanfaatkan untuk mengakomodasi ruang bagi aktivitas ekonomi yang berlangsung di tapak. Ruang dirancang di tempat yang lokasinya dekat dengan pusat keramaian. Pemberian adanya peralihan-peralihan ruang pada tapak juga diperlukan untuk menyatukan ruang-ruang tersebut. Bentuk peralihan dapat berupa perbedaan material, ruang yang semakin melebar, ruang menyempit, perbedaan suasana, dan sebagainya. Gambar 23. Konsep Ruang Segmen 1

2. Konsep Sirkulasi

Konsep sirkulasi dibuat dengan menghubungkan kegiatan yang satu dengan lainnya. Sirkulasi yang dikembangkan bertujuan dapat memberi kepuasan, kenyamanan bagi pengguna jalan. Pengembangan sirkulasi dilakukan berdasarkan kondisi eksisting, kebutuhan tapak, dan ruang-ruang yang ada. Sirkulasi adalah prasarana penghubung vital yang menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan dalam sebuah tapak. Dapat juga digambarkan sebagai satu-satunya cara seseorang untuk bisa mengalami sepenuhnya tapak dalam tiga dimensi. Pengalaman berbeda-beda saat menelusuri sebuah tapak, dapat diciptakan melalui perubahan-perubahan dalam sistem sirkulasinya. Sistem sirkulasi menggambarkan seluruh pola-pola pergerakan kendaraan, barang, dan pejalan kaki di dalam dan keluar-masuk tapak. Selain itu, sistem sirkulasi dalam tapak juga menghubungkan tapak tersebut dengan jaringan sistem 42 sirkulasi di luar tapak. Penerapan kendali dalam perancangan sistem sirkulasi pejalan kaki diperlukan untuk mengatasi munculnya jalan-jalan pintas yang merusak penampilan tapak, namun tidak kaku. Karena kekakuan akan menyebabkan pejalan kaki merasa terhambat. Antara sistem sirkulasi yang satu dengan sistem sirkulasi lainnya terdapat batas-batas yang jelas untuk menghindari kekacauan lalu lintas dan resiko kecelakaan. Misalnya, antar sistem sirkulasi pejalan kaki dan sistem sirkulasi kendaraan bermotor, diberi batas pemisah berupa perbedaan ketinggian permukaan, perbedaan material, dan pembatas fisik berupa jalur pepohonan. Jalan dapat dibuat lebih menarik dan tidak monoton dengan pengaturan rute, pengaturan pencapaian bangunan, serta pengaturan pemandangan. Selain itu, sebagai bagian dari ruang eksterior, sistem sirkulasi juga dirancang dengan prinsip-prinsip estetika. Misalnya dengan menggunakan warna, keseimbangan, bentuk, garis, tekstur, irama, bergabung untuk membentuk keindahan pada sistem sirkulasi yang dirancang. 3. Konsep Aktivitas Jalur pedestrian berperan menjadi perantarayang penting bagi manusia dalam beraktivitas di tapak melakukan interaksi sosial-ekonomi antar masyarakat . Pejalan kaki membutuhkan sebuah ruang pada jalan yang dibentuk secara fisik agar dapat melakukan aktivitas pedestrian. Aktivitas ini diharapkan aman dan terlindung dari unsur lain dari jalan itu sendiri, yaitu kendaraan bermotor. Aktivitas yang dikembangkan berdasarkan tinggi rendahnya aktivitas di tapak yang disesuaikan dengan bentuk penggunaan lahan dan keinginan masyarakat serta kepadatan intensitas penggunaan jalur tersebut di beberapa wilayah pada segmen penelitian. Dari kuisioner yang disebar tentang pilihan aktivitas yang dilakukan di tapak, hasil terbanyak yang dilakukan adalah melintas dan tidak ada kegiatan berfoto pada tapak. Kondisi yang paling diinginkan secara berurutan berupa kondisi aman, nyaman, indah, bersih, dan terakhir adalah adanya kemudahan interaksi. Untuk memberikan keamanan pada tapak maka tidak hanya diberikan pembatas pada area jalan raya melainkan pada sisi kanal untuk diberi pembatas. Kenyamanan orang untuk berjalan kaki dipengaruhi oleh faktor cuaca dan iklim. Iklim yang kurang baik akan mengurangi keinginan orang untuk berjalan kaki sehingga diperlukan penambahan vegetasi. Dengan adanya vegetasi dapat mempengaruhi iklim mikro disekitar tapak, selain itu juga dapat menambah keindahan pada tapak.

4. Konsep Vegetasi

Vegetasi tidak hanya mempunyai nilai estetis tetapi berfungsi pula untuk menambah kualitas lingkungan. Fungsi vegetasi adalah sebagai pengontrol pandangan, pembatas fisik, pengendali iklim, pencegah erosi dan sebagai tempat habitat binatang. Selain itu, pada tapak inipun direncanakan pemberian vegetasi yang berfungsi melindungi fungsi kanal yang perakarannya tidak mengganggu konstruksi kanal, misalkan seperti jenis rumput dan semak. Vegetasipun dapat mengurangi silau lampu kendaraan dansinar matahari, serta mengurangi polusi 43 43 udara dan kebisingan kendaraan dengan menggunakan tanaman dengan menggunakan bentuk tajuk yang memberikan naungan seperti bentuk kubah atau menyebar. Fungsi lain seperti, dapat meredam kebisingan terutama yang disebabkan oleh laju kendaraan, dengan menggunakan tanaman semak atau perdu sehingga getaran suara dapat diredam secara alamiah. Tata hijau yang direncanakan pada tapak ditujukan untuk menciptakan kenyamanan dan estetis bagi pengunjung. Selain memanfaatkan vegetasi asli tapak yang ada juga ditambahkan beberapa vegetasi lainnya. Vegetasi yang digunakan yang mampu beradaptasi dengan kondisi ekologi tapak, menyangkut suhu udara, kebutuhan air, kebutuhan cahaya, pH tanah, kecepatan angin, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta tingkat pemeliharaan yang rendah, tanaman yang tidak beracun, tidak mudah patah dan perakarannya tidak mengganggu pondasi. 5. Konsep Fasilitas Fasilitas yang direncanakan adalah fasilitas untuk melindungi fungsi kanal dan fasilitas yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung dalam melakukan aktivitas rekreasi. Penentuan tata letak fasilitas pada dasarnya disesuaikan dengan aktivitas-aktivitas yang akan diakomodasikan, sehingga semua fungsi dari tiap ruang yang direncanakan akan sejalan dan saling mendukung. Fasilitas jalan meliputi tata informasi dan street furniture. Penempatan informasi seperti rambu lalu lintas, papan informasi, papan reklame, landmark kawasan. Penempatan street furniture seperti tempat duduk, tempat sampah,lampu penerangan, telepon umum, halte, tempat parkir, dan sebagainya dimaksudkan agar fungsional, informatif dan estetik. Fasilitas jalan dibuat tidak mengganggu sirkulasi dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Fasilitas pejalan kaki ditempatkan disepanjang jalan atau pada suatu kawasan yang akan mengakibatkan pertumbuhan pejalan kaki dan biasanya diikuti oleh peningkatan arus lalu lintas serta memenuhi syarat-syarat atau ketentuan- ketentuan untuk pembuatan fasilitas tersebut. Tempat-tempat tersebut antara lain daerah industri, pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, sekolah, terminal bus, perumahan, pusat hiburan. Selain itu dibuat tanda keterangan tingkat keamanan pada kanal. Perencanaan Perencanaan yang baik tentu harus memperhatikan manusia dan alam pada lanskap tersebut, dengan cara memperhatikan kebutuhan-kebutuhan manusia dan persepsi terhadap lingkungan. Pertimbangan perencanaan juga didasar pada tidak hanya melayani kebutuhan pemakai secara fungsional, rasional, ekonomis, dan dapat dipertanggungjawabkan tetapi lingkunganpun juga harus diperhatikan agar dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna akan ekspresi emosionalnya termasuk bersosialisasi dengan sesamanya.Untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut, dilakukan perencanaan berdasarkan perkiraan aktivitas manusia atau perkiraan bagaimana manusia berperilaku, dan bagaimana manusia bergerak dalam lingkungannya. 44 Tabel 11. Perencanaan ruang, aktivitas, fasilitas dan vegetasi Ruang Aktivitas Fasilitas Fungsi Vegetasi Pejalan Kaki Melintas, Menunggu kendaraan, Berjalan-jalan, Jogging Pagar pembatas, Rambu-rambu lalu lintas, Lampu penerangan, Papan informasi, Tempat sampah, Penyebrangan jalan Pengarah, pembatas dan peneduh Penerimaan Melintas, Menunggu kendaraan Pagar pembatas, Papan informasi Estetik dan pembatas Konservasi Duduk-duduk, bersantai, menikmati pemandangan Pagar pembatas, Lampu penerangan, Tempat duduk, Tempat sampah Pencegah erosi, dan pembatas Perniagaan Aktivitas ekonomi, Melintas, Menunggu kendaraan Pagar pembatas, Lampu penerangan, Tempat sampah, Penyebrangan jalan, dan Papan informasi Pembatas dan pengarah Peristirahatan Duduk-duduk, bersantai, Menikmati pemandangan, Menunggu kendaraan Tempat duduk, tempat sampah, Lampu penerangan, tempat sampah, Penyebrangan Jalan, dan Papan informasi Estetik, pembatas, dan peneduh 1.Perencanaan ruang Dibutuhkan perencanaan untuk pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Konsep ruang yang dikembangkan diharapkan dapat menciptakan suasana yang harmonis antara manusia dan lingkungannya. Ilustrasi ruang yang harmonis dengan lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut. Sumber: Google Image Gambar 24. Illustrasi ruang pejalan kaki, konservasi, penerimaan, peristirahatan, dan perniagaan 45 45 Perencanaan dilakukan pada tiap segmen. Segmen pertama dengan panjang 1.8 kmdimulai dari perempatan jalan raya yaitu pertemuan antara Jalan Cut Meutia dengan Jalan Chairil Anwar sampai perempatan Jalan Jendral Ahmad Yani dengan lebar, segmen dua dengan panjang 3 kmdimulai dari perempatan Jalan Jendral Ahmad Yani sampai Perumahan Bumi Satria Kencana, dan segmen tiga dengan panjang 2.6 km dimulai dari Perumahan Bumi Satria Kencana sampai pertigaan Jalan Bintara Jaya. Dengan lebar dari 1m sampai 1.5 m. Luas yang direncanakan pada segmen pertama adalah 5400 m 2 , segmen dua dengan luas 9000 m 2 dan segmen tiga dengan luas 7800 m 2 .

2. Perencanaan sirkulasi

Jalur pejalan kaki merupakan elemen penting dalam perancangan kota. Trotoar ini terletak di daerah manfaat jalan dan memiliki ketentuan-ketentuan yang harus diikuti, misalnya diberi lapisan permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Jalur sikulasi ini direncanakan di tempat yang terdapat penggunaan lahan yang mempunyai potensi menimbulkan pejalan kaki. Sirkulasi jalur yang direncanakan diharapkan dapat menampung aktivitas dari pejalan kaki. Tinggi bebas jalur pejalan kaki ini tidak kurang dari 2.5 m dan kedalaman bebasnya tidak kurang dari 0.3 m. Jalur pedestrian dengan lebar 1.8 m termasuk jalur untuk penyandang cacat. Pada bagian pedestrian yang di bawahnya dilewati saluran drainase pada setiap 10 m diberi lubang manhole untuk pemeliharaan dilenkapi dengan tutup yang dapat dibuka. Lebar jalur harus dapat melayani volume pejalan kaki yang ada Tabel 6 adapun penambahan lebar jalur pejalan kaki apabila dilengkapi fasilitas dapat dilihat seperti pada Tabel 7. Permukaan trotoar harus rata dan mempunyai kemiringan melintang 2-4 supaya tidak terjadi genangan air. Perkerasan trotoar dapat dibuat dengan blok beton, batu, bata, perkerasan aspal. Pemasangan dan pemeliharaannya beton terbilang mudah. Batu merupakan salah satu material yang paling tahan lama, memiliki daya tahan yang kuat dan mudah dalam pemeliharaannya. Bata memiliki tekstur dan dapat menyerap air dan panas dengan cepat tetapi mudah retak. Sumber: Direktorat Jendral Bina Marga Gambar 25. Ruang Bebas Trotoar 46 Tabel 12. Lebar minimum trotoar menurut penggunaan lahan sekitarnya Penggunaan lahar sekitar Lebar minimum m Perumahan Perkantoran Industri Sekolah Terminal Stop Bus Pertokoan Perbelanjaan 1.5 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 Sumber: Direktorat Jendral Bina Marga Tabel 13. Penambahan Lebar Jalur Pejalan Kaki Jenis Fasilitas Lebar Tambahan cm Kursi roda Tiang lampu penerang Tiang lampu lalu lintas Rambu lalu lintas Tempat sampah Tanaman peneduh Pot bunga 100-120 75-100 100-120 75-100 100 60-120 150 Sumber: Direktorat Jendral Bina Marga 3. Perencanaan aktivitas Perencanaan aktivitas pada ruang dibuat berdasarkan fungsi setiap ruang. Adapun aktivitas-aktivitas yang dilakukan seperti menunggu kendaraan, duduk- duduk, bersantai, jogging, berjalan-jalan, menikmati pemandangan, dan lainnya. Selain itu diberikan fasilitas sebagai pendukung dari aktivitas pejalan kaki. Sumber: Google Image Gambar 26. Illustrasi aktivitas di sekitar kanal 4. Perencanaan vegetasi Kriteria tanaman yang digunakan pada bagian jalan dengan fungsi-fungsi tertentu. Tegakkan pohon ditata selain sebagai elemen pembentuk ruang dan untuk keteduhan, juga sebagai pembatas, penghalang utama pandangan. Alternatif pemilihan vegetasi pada bantaran KTB Kota Bekasi disajikan pada Tabel 14. Penambahan fungsi vegetasi yang diinginkan oleh user pada jalur pejalan kaki secara berurutan adalah peneduh, estetik, pengarah, pembatas, buffer terhadap kebisingan, dan terakhir adalah penyerap polusi. 47 47 Tabel 14.Alternatif vegetasi yang dapat dikembangkan pada Bantaran Kanal Tarum Barat Kota Bekasi No Nama Gambar Fungsi Vegetasi Ciri Fisik Pohon 1 2. 3. 4. 5. Dadap merah Erythrina cristagali Kenanga Cananga odorata Sapu tangan Maniltoa grandiflora Sikat botol Callistemon citrinus Tanjung Mimusops elengi Display plant, tanaman peneduh dan pengarah Tanaman peneduh, memiliki wangi yang khas Display plant, tanaman peneduh dan pengarah, Display plant, tanaman peneduh Tanamanan peneduh dan pengarah Tinggi 6-7 m, bunga berwarna merah jingga atau merah darah Tinggi 6-15 m, bunga muda berwarna hijau saat tua berwarna kuning Tinggi 6-8 m, daun muda berubah warna dari hijau muda, kuning kemerahan, hijau dan hijau tua Tinggi 6-15 m, bunga berwarna merah Tinggi 10-15 m, warna daun hijau mengkilap Perdu 6. 7. 8. 9. 10. 11. Drasena Dracaena marginata colorama Euphorbia Euphorbia milii Hanjuang Cordyline sp Lolipop Pachystachys lutea Melati jepang Pseuderanthemum reticulatum Puring Codiaeum variegatum Display plant Display plant, tanaman pembatas dan pengarah Display plant, tanaman pembatas dan pengarah, Display plant, tanaman pembatas dan pengarah, Tanaman pengarah dan pembatas, memiliki bau, tinggi dapat mencapai 1.5m Display plant, tanaman pembatas dan pengarah Tinggi dapat mencapai 3m Tinggi 0.5-1.5 m, warna bunga kuning, merah, jingga, putih, atau kombinasi Tinggi dapat mencapai 3m, warna daun beragam Tinggi dapat mencapai 2m, bunga berwarna kuning Ruang perumahan dan pendidikan Tinggi 1-2 m, warna daun beraneka macam Semak 12. 13. Bunga tasbih Cana sp Daun renda Acalypha wilkesiana Display plant, tanaman pembatas dan pengarah Tanaman pembatas dan pengarah Tinggi dapat mencapai 1m. Bentuk, ukuran dan warna bunga sangat beranekaragam Tinggi dapat mencapai 2m, tepi daun bergerigi 48 14. 15. 16. Kenikir hias Cosmos bipinnatus Siklok Agave attenuata Soka Ixora sp Display plant, tanaman pembatas dan pengarah, Display plant Display plant dan tanaman pembatas Tinggi dapat mencapai 1m, warna bunga beraneka ragam Tinggi dapat mencapai 1m. Bentuk, ukuran dan warna bunga beraneka ragam, bentuk daun menyerupai pelepah Tinggi dapat mencapai 1m. Warna bunga orange, merah dan putih Penutup Tanah 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Adam hawa Rhoe discolor Kacang-kacangan Arachis pintoi Krokot Alternantera sp Kucai Carex morrowii Lidah mertua sansevieria sp Rumput Embun Zoysia matrella Rumput Gajah Axonopus compressus Taiwan beauty Cuphea hyssopifolia Display plant, tanaman pembatas dan pengarah Penutup tanah Penutup tanah dan border Barrier dan penutup tanah Display plant, tanaman pembatas dan pengarah, tanaman anti polutan Penutup tanah Penutup tanah Tanaman pembatas dan pengarah Tinggi mencapai 0,3 m. memiliki cirri khas pada warna daun Tinggi mencapai 0,15 m. Bunga berwarna kuning terang Tinggi mencapai 0,2 m, daun berwarna hijau atau merah keunguan Tinggi dapat mencapai 0,3m. Daun berbentuk pita Tinggi 0.1-0.5 m. Bentuk daun tebal Tinggi mencapai 0,1m. Tanaman ini memiliki bulu lembut penyimpan embun Tidak mudah rusak bila diinjak-injak, tinggi 0,1m Tinggi 0,3 m. Bunga berwarna putih, pink atau ungu 5. Konsep dan perencanaan fasilitas Perolehan hasil preferensi untuk fasilitas pertama yang harus ada di jalur pejalan kaki menurut user adalah petunjuk arah dan diurutan terakhir adalah fasilitas telepon umum. Fasilitas jalur pejalan kaki yang harus ada bila diurutkan secara keseluruhan dari prioritas pertama sampai akhir adalah petunjuk arah, Tabel 14. Lanjutan