Aspek Sosial Aspek Legal
20
Sumber: Tata Kota Bekasi
Gambar 9. Peta Rencana Penataan Pedestrian Dan Fasilitas Pendukung Kota Bekasi
21 21
Sumber: Tata Kota Bekasi
Gambar 10. Peta Rencana Pengembangan Sarana Transportasi Kota Bekasi
Kondisi Visual
Daerah penelitian berada di pusat perkotaan sehingga termasuk kedalam wilayah yang sangat ramai.Pada tapak terdapat pemandangan yang menarik good
view dan pemandangan yang tidak menarik bad view. Lokasi good view adalah lokasi yang memiliki potensi berupa pemandangan yang indah, begitupun
sebaliknya pada lokasi bad view.
22
Gambar 11. Good View
Gambar 12. Bad View Kondisi kanal pada segmen pertama Gambar 13 cukup bersih, disekitar
area tersebut tidak terdapat pemukiman kumuh dan tidak terlihat sampah yang berserakan dalam jumlah yang besar. Area disekitar lahan digunakan untuk
perumahan, perdagangan, industri nonpertanian, dan sisanya berupa tanah kosong. Pada jalur tertentu tidak terdapat pagar pengaman yang membatasi
antara kanal dengan jalan, kondisi ini cukup berbahaya bagi keselamatan pengguna jalan. Di bagian tertentu dari segmen pertama terdapat para pedagang.
Selain pedagang keliling yang berada di dekat lokasi sekolah, terdapat pedagang bunga yang membangun kios dari bilik bambu disekitar bantaran. Kecepatan
kendaraan tidak terlalu kencang, namun di beberapa titik tertentu arus kendaraan cukup kencang sehingga sulit bagi pedestrian untuk menyebrang jalan.
Perlengkapan dan kelengkapan jalan cukup lengkap. Pada segmen ini dapat dijumpai beberapa fasilitas jalan seperti lampu penerangan jalan, lampu lalu lintas
dan rambu lalu lintas yang tersebar di sepanjang lokasi penelitian. Sedangkan untuk perlengkapan jalan lainnya terdapat zebra cros, petunjuk arah, papan
informasi dan lain sebagainya. Keadaan tanaman di sepanjang lokasi penelitianpun sangat tidak terawat membuat tanaman tidak terlihat estetik untuk
dinikmati oleh pengguna jalan yang mengakibatkan suasana jalan terasa monoton dan berantakkan. Tanaman yang mendominasi pada umumnya adalah tanaman liar
Lebar pedestrianjalur pejalan kaki bervariasi di beberapa lokasi, mulai dari tidak ada pedestrian sampai yang memiliki lebar 1,5 meter. Material pelapis
pedestrian secara umum hanya berupa tanah saja, walaupun ada disebagian tempat yang sudah menggunakan konblok.Pada bagian pedestrian yang terlalu sempit
memberikan ketidaknyamanan dalam berjalan kaki, terutama jika berpapasan dari arah yang berlawanan.
Pada bagian segmen kedua dimulai dari perempatan Jalan Jendral Ahmad Yani sampai Perumahan Bumi Satria Kencana Gambar 14. Kondisi kanal pada
area perempatan Jalan Jendral Ahmad Yani sangat ramai. Kecepatan kendaraan
23 23
cukup kencang, terutama disekitar Mall Metropolitan dan Mall Bekasi. Kondisi kanal tidak terawat, banyak diantara pagar pengaman telah hilang ataupun rusak,
papan reklame dan spanduk-spandukpun banyak terpasang di pagar pembatas kanal. Pada segmen ini selain terdapat pemukiman yang tidak teratur juga
digunakan sebagai area perumahan teratur, perdagangan umum, dan sisanya hanya berupa tanah kosong. Suasana jalan dipenuhi dengan pertokoan seperti
mall dan ruko-ruko yang berada di sepanjang jalan.
Di bagian sisi jalur pejalan kaki banyak digunakan oleh pedagang. Seperti pedagang buah, kacamata, pernak-pernik pengendara sepeda motor, masker dan
lain sebagainya. Perlengkapan dan kelengkapan jalan cukup lengkap. Fasilitas jalan seperti lampu penerangan jalan, lampu lalu lintas dan rambu lalu lintas dapat
dijumpai di sepanjang daerah penelitian. Sedangkan untuk perlengkapan jalan lainnya terdapatzebra cros, petunjuk arah, papan informasidan lain sebagainya.
Keadaan kondisi tanaman di sepanjang lokasi penelitianpun beragam. Dari sangat terawat hingga tak terawat. Selain itu juga terdapat lahan yang hanya terdiri dari
semak belukar. Pada siang hari kondisi cuaca sangat panas.
Lebar pedestrianjalur pejalan kaki bervariasi, dari tidak ada sama sekali jalur pejalan kaki hingga memiliki lebar 1,5 meter. Materialpun beragam dari
yang hanya tanah dan beberapa berupa konblok, Kondisi materialnya mulai dari baik hingga ada beberapa bagian yang rusak, hancur, dan bergelombang. Pada
bagian pedestrian yang terlalu sempit memberikan ketidaknyamanan dan ketidakamanan dalam berjalan kaki.
Pada bagian segmen ketiga dimulai dari Perumahan Bumi Satria Kencana sampai pertigaan Jalan Bintara Jaya Gambar 15. Di sepanjang jalur pejalan
kaki juga terdapat banyak para pedagang. Ada yang berdampak negatif ada pula yang berdampak positif. Yang berdampak positif yaitu penjual tanaman hias.
Tanaman hias yang dipajang oleh para pedagang dapat menghilangkan kemonotonan kondisi lingkungan sekitar yang dipenuhi dengan ruko. Hanya saja
banyak diantara pedagang tersebut membangun kios dengan permanen.
Kecepatan kendaraan sangat kencang. Sehingga ketika hendak
menyebrang jalan cukup sulit, walaupun terdapat zebra cross. Perlengkapan dan kelengkapan jalan cukup lengkap. Pada segmen ini dapat dijumpai beberapa
fasilitas jalan seperti lampu penerangan jalan, lampu lalu lintas dan rambu lalu lintas yang tersebar di sepanjang daerah studi. Sedangkan untuk perlengkapan
jalan lainnya yang dapat dijumpai seperti petunjuk arah, papan informasi dan lain sebagainya. Namun untuk pagar pembatas pada segmen ini banyak yang sudah
rusak, hilang ataupun bengkok.
Keadaan kondisi tanaman di sepanjang lokasi penelitian banyak yang tidak terawat dan banyak diantaranya hanya berupa semak belukar. Pada daerah ini,
kondisi padasiang sangat panas, namun karena masih banyak terdapat pohon besar yang berada di pinggir jalan membuat suasana teduh. Lebar pedestrianjalur
pejalan kaki bervariasi, dari tidak ada sama sekali jalur pejalan kaki hingga lebar 1,5 meter. Materialpun beragam dari yang hanya tanah dan beberapa bagian
berupa konblok, namun tanah lebih mendominasi. Kondisi material mulai dari baik hingga ada beberapa bagian yang rusak, hancur, dan bergelombang. Pada
jalurpedestrian yang terlalu sempit, membuat pengguna jalan merasa tidak nyaman dan aman.
24
Gambar 13. Segmen 1
25 25
Ga mbar
14. S egmen 2
26
Ga mbar
15. S egmen 3
27 27
Aspek Sosial
Data yang diperoleh dari hasil kuisioner yang disebar berupa identitas responden, aktivitas, persepsi dan preferensi. Penyebaran kuisioner dilakukan
secara acak dengan jumlah 30 buah kepada pengguna jalur yang ditemui. Pengguna jalan yang potensial di sepanjang lokasi penelitian adalah masyarakat
yang tinggal di permukiman di sekitar jalan tersebut, dan warga Kota Bekasi yang melakukan perjalanan menuju lokasi yang dituju baik menuju pusat perbelanjaan,
sarana pendidikan, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya yang ada di sekitar kanal. Jenis kendaraan yang melintasi jalan ini terdiri dari kendaraan milik pribadi
dan kendaraan umum.
Tabel 5. Persentase Identitas Responden
Identitas Segmen 1
Segmen 2 Segmen 3
∑ ∑
∑
Jenis Kelamin Laki-laki
5 50
5 50
3 30
Perempuan 5
50 5
50 7
70 Usia
10-20thn 3
30 2
20 21-30thn
4 40
2 20
3 30
31-40thn 1
10 3
30 4
40 41-50thn
2 20
2 20
2 20
51thn 1
10 1
10 Pendidikan terakhir
SD SMP
SMA D3
S1 S2
1 2
5 1
1 10
20 50
10 10
2 6
2 20
60 20
6 2
2 60
20 20
Pekerjaan PelajarMahasiswa
PNS Pegawai swasta
Wirausaha Iburumah tangga
Lainnya 3
1 4
2 30
10 40
20 2
1 3
1 3
20 10
30 10
30 2
6 1
1 20
60 10
10
Pengguna jalur pada segmen pertama yang terbanyak adalah pada usia 21 sampai 30 tahun. Sementara jumlah pengguna jalur jalan pada segmen 2 dan 3
adalah usia 31 sampai 40 tahun dengan pendidikan terakhir SMA pada masing- masing segmen. Pengguna jalur terkecil adalah yang memiliki usia diatas 51 tahun.
Jenis pekerjaan terbanyak pada segmen 1 dan 3 adalah sebagai wirausaha. Tabel 6. Persentase Aktivitas Responden
Aktifitas Segmen 1
Segmen 2 Segmen 3
∑ ∑
∑
Waktu Pagi
Siang Sore
Malam 1
10 6
6 59
35 2
5 9
1 12
29 53
6 6
6 2
3 35
35 18
12
Jenis aktivitas Jogging
Menunggu kendaraan Duduk-duduk
Berfoto Berjalan-jalan
Bersantai Menikmati pemandangan
Melintas Lainnya
3 2
2 5
1 23
15
15 39
8 1
3 1
1 1
5 1
7 23
8 8
8
38 8
1 3
2 2
1 6
2 6
17 12
12 6
35 12
28 Aktivitas responden pada segmen 1 terbanyak dilakukan pada siang hari.
Pada segmen 2 aktivitas banyak dilakukan pada sore hari dan pada segmen 3 aktivitas terbanyak dilakukan pada waktu pagi dan siang hari. Adapun persepsi
terhadap ke tiga segmen tersebut adalah terbilang ramai sehingga pagar pengaman diperlukan untuk memberikan rasa aman bagi pengguna jalur. Iklim mikro yang
dirasakan oleh pengguna jalur pada seluruh segmen dirasa panas sehingga diperlukan penambahan vegetasi selain akan meningkatkan kualitas lingkungan
juga akan menambah kualitas estetik dari tapak tersebut. Walaupun demikian kenyamanan pada seluruh segmen cukup baik kebersihanpun cukup bersih.
Persepsi lebar jalur saat berjalan di jalur tersebut responden menilai cukup baik, hanya saja kelengkapan fasilitas masih banyak yang kurang terutama pada segmen
3. Fasilitas penyandang cacat diperlukan untuk mempermudah aktivitas mereka. Penempatan papan reklame dinilai tidak sesuai yaitu pada segmen 1 karena
menurunkan kualitas visual dan pada segmen 2 dan 3 cukup sesuai, walaupun demikian diperlukan penataan papan reklame.
Tabel 7. Persentase Persepsi Responden
Persepsi Segmen 1
Segmen 2 Segmen 3
∑ ∑
∑
Pagar Perlu
Kurang perlu Tidak perlu
7 2
1 70
20 10
9 1
90 10
8 2
80 20
Keramaian Penambahan vegetasi
Kebersihan Keamanan
Kenyamanan Lebar jalur
Kelengkapan fasilitas Fasilitas penyandang
cacat Penempatan papan
reklame Keteduhan
Ramai Cukup ramai
Sangat ramai Sepi
Perlu Kurang perlu
Tidak perlu Bersih
Cukup bersih Kotor
Baik Cukup baik
Tidak baik Baik
Cukup baik Tidak baik
Baik Cukup Baik
Kurang Lengkap
Kurang Tidak ada
Perlu Kurang perlu
Tidak perlu Sesuai
Cukup sesuai Tidak sesuai
Teduh Kurang teduh
Panas 6
4 9
1 4
3 3
4 5
1 3
4 3
4 4
2 5
5 5
2 3
2 3
5 2
3 5
60 40
90 10
40 30
30 40
50 10
30 40
30 40
40 20
50 50
50 20
30 20
30 50
20 30
50 4
3 3
8 1
1 4
4 2
6 3
1 3
4 3
2 5
3 5
4 1
5 3
2 2
5 3
1 4
5 40
30 30
80 10
10 40
40 20
60 30
10 30
40 30
20 50
30 50
40 10
50 30
20 20
50 30
10 40
50 7
3 5
2 3
1 3
6 3
5 2
3 6
1 3
5 2
2 8
7 3
2 4
4 4
2 4
70 30
50 20
30 10
30 60
30 50
20 30
60 10
30 50
20 20
80
70 30
20 40
40 40
20 40
29 29
Tabel 8. Preferensi responden terhadap fasilitas
Fasilitas Segmen 1
∑ Segmen 2
∑ Segmen 3
∑ 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Petunjuk arah 2 0 2 0 3 1 0 0 2
4 2 2 0 2 0 0 0 0 5 1 1 2 0 0 0 1 0
Shelter 0 3 0 2 1 0 2 2 0
0 1 0 0 0 5 2 2 0 0 0 0 1 0 1 3 3 2
Pagar 1 3 2 1 0 0 3 0 0
0 0 3 3 0 3 0 1 0 1 0 0 3 1 2 1 2 0
Bangku 4 0 0 2 2 0 1 0 1
0 1 0 0 1 0 6 2 0 0 1 0 0 3 2 2 0 2
Telepon umum 0 1 0 0 3 0 0 3 3
0 0 0 1 0 0 0 2 7 0 1 1 1 0 1 1 2 3
Tempat sampah 1 1 6 0 0 2 0 0 0
0 2 2 2 1 1 1 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0
Lampu 2 0 0 2 0 3 1 2 0
3 2 2 0 1 1 1 0 0 2 3 2 0 1 1 0 1 0
Penyebrangan 0 2 0 4 1 1 0 2 0
3 1 0 3 1 0 0 1 1 1 2 3 1 1 1 1 0 0
Papan informasi 0 0 0 0 0 3 2 1 4 0 1 1 1 4 0 0 2 1
0 0 2 1 2 1 1 0 3
Preferensi terhadap fasilitas yang dibutuhkan di tapak cukup beragam. Pada segmen 1 yang diprioritaskan pertama adalah bangku taman dan yang menjadi
prioritas terakhir adalah papan informasi. Pada segmen 2 dan 3 fasilitas yang diprioritaskan pertama adalah penunjuk arah dan yang menjadi prioritas terakhir
adalah telepon umum. Preferensi kondisi yang diinginkan responden pada seluruh segmen berturut-turut adalah memberikan rasa aman, nyaman, indah, bersih dan
kemudahan interaksi. Adapun preferensi fungsi vegetasi yang diinginkan pada tapak cukup beragam namun yang menjadi prioritas pertama adalah fungsi
peneduh. Tabel 9. Preferensi responden terhadap kondisi yang diinginkan pada tapak
Kondisi Segmen 1
∑ Segmen 2
∑ Segmen 3
∑ 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Aman 6 1 0 3 0
4 4 0 2 0 8 2 0 0 0
Nyaman 2 6 2 0 0
3 3 2 0 2 1 7 2 0 0
Indah 0 1 6 3 0
2 2 5 1 0 0 0 6 4 0
Bersih 0 2 2 6 0
1 1 1 7 0 1 1 2 6 0
Kemudahan Interaksi 0 0 0 0 10
0 0 2 0 8 0 0 0 0 10
Tabel 10. Preferensi responden terhadap fungsi vegetasi yang diinginkan pada tapak
Fungsi vegetasi Segmen 1
∑ Segmen 2
∑ Segmen 3
∑ 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Estetik 0 1 4 1 2 2
2 4 4 0 0 0 1 2 1 4 0 2
Peneduh 4 4 1 0 1 0
3 3 1 1 0 2 6 2 0 1 1 0
Pengarah 2 0 2 3 0 3
1 1 3 1 1 3 1 2 4 1 2 0
Pembatas 0 3 0 4 2 1
0 0 2 7 0 1 0 2 4 3 1 0
Buffer terhadap bising 0 0 3 2 3 2
0 1 0 1 8 0 0 1 0 1 4 4
Penyerap polusi 4 2 0 0 0 4
3 2 0 0 1 4 2 1 1 0 2 4
Gambar 16.Aktivitas yang ada di tapak.
30
Aspek Legal
Pemerintah Kota Bekasi merencanakan pengembangan jalan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi tahun 2010-2030, selain itu lokasi
penelitian juga termasuk kedalam rencana penataan pedestrian dan fasilitas pendukung SUB wilayah pusat. Pada Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13
Tahun 2011tentang rencana pengembangan jaringan pejalan kaki penyediaan jalur pejalan kaki haruslah aman dan nyaman. Jalur pejalan kaki diperlukan
sebagai komponen penting yang harus disediakan untuk meningkatkan keefektifan mobilitas warga di perkotaan.
Peraturan terkait dengan jalur pejalan kaki terdapat pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Jalan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30PRTM2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06PRTM2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
Jalur pejalan kaki direncanakan sesuai standar khusus dengan memperhatikan pedoman teknis jalur pejalan kakiyang dimaksudkan sebagai
acuan dan pegangan dalam merencanaan jalur pejalan kaki. Pedoman ini meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dan langkah-langkah pekerjaan yang harus diikuti.
Seperti yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional BSN dan Peraturan Mentri Pekerjaan Umum.
Analisis 1.
Analisis Deskriptif
Lokasi bantaran kanal tarum barat Kota Bekasi ini merupakan penghubung wilayah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan DKI Jakarta. Keberadaannya tidak
hanya menambah nilai estetik tapak, tetapi juga menjadi pendukung kehidupan di sekitarnya. Dalam suatu lanskap, badan air dapat menjadi pemandangan yang
berdiri sendiri atau dapat juga membentuk kesatuan pemandangan dengan vegetasi serta bentuk lahan di dekatnya.
Pemerintah Kota Bekasi merencanakan pengembangan jalan-jalan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi tahun 2010-2030, selain itu
lokasi penelitian juga termasuk kedalam rencana penataan pedestrian dan fasilitas pendukung SUB wilayah pusat kota 2013-2031. Perubahan fisik yang terjadi
akibat perkembangan kota yang sedemikian pesat dengan memanfaatkan lahan sebesar-besarnya, mengakibatkan pergeseran fungsi-fungsi ruang dan tampaknya
lebih sering mengorbankan ruang-ruang publik, seperti pedestrian. Secara umum kota-kota di Indonesia, seperti pusat Kota Bekasi memperlihatkan adanya kegiatan
formal dan kegiatan informal kota yang sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik kawasannya. Dampak kegiatan tersebut berakibat pada berbagai penyalahgunaan
fungsi terhadap jalur pedestrian, yang merupakan bagian dari ruang arsitektur kota dan salah satu elemen dalam perancangan kota.
31 31
Pembangunan kota yang terus berkembang, berdampak pada kualitas dan kuantitas ruang kota. Misalnya pembangunan area jalan di kota sering berorientasi
pada sistem transportasi dengan kendaraan bermotor. Ruang untuk pejalan kaki menjadi berkurang bahkan hilang kalaupun ada, tidak dapat memberikan manfaat
dan keuntungan bagi pejalan kaki. Baik untuk bergerak maupun untuk beraktifitas.Jalur pejalan kaki adalah bagian dari area publik. Orang yang
menggunakan jalur pejalan kaki memiliki berbagai alasan diantaranya untuk pergi ke sekolah, rumah sakit, untuk berbelanja, atau hanya sekedar melintas untuk
pergi dari satu tempat ke tempat lain. Selain itu orang juga berjalan untuk berekreasi dan kesehatan. Untuk itu kondisi jalur pejalan kaki tersebut harus aman,
nyaman, estetis, dan menyenangkan, sehingga menarik bagi para pejalan kaki untuk berjalan NAASRA 2010.
Bentuk tapak adalah berupa koridor dimana di dalamnya terjadi pergerakan dan sirkulasi yang cukup tinggi. Cara manusia bergerak di dalam lanskap
semacam ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan elemen-elemen pembentuk lanskap, apakah badan jalan sendiri, pembatas jalan, maupun oleh pemandangan
scenery di sekitar jalur yang dilaluinya. Jalan yang berbentuk lurus memungkinkan kendaraan bergerak lebih cepat dan memandang suatu obyek lebih
lama. Kecepatan kendaraan pada daerah yang memiliki jalan yang lurus akan cenderung cepat.
Tapak tersebut memiliki berbagai macam aktivitas, selain aktivitas sosial ekonomi, terdapat juga aktivitas industri. Penggunaan lahan disepanjang jalur
penelitian tidak homogen. Lahan digunakan sebagai pertanian lahan basah, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan tempat ibadah. Hal ini menjadikan
kawasan ini mempunyai posisi yang cukup strategis untuk dikembangkan. Karena letaknya yang strategis ini mengundang berbagai macam kegiatan ditawarkan
sehingga banyak pengunjung datang dari berbagai lapisan, seperti pedagang kaki lima.
Kondisi tata guna lahan di sepanjang jalur pejalan kaki merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan. Pada lokasi penelitian
sebagian besar digunakan untuk perdaganagan dan jasa. Kondisi tapak sangat ramai dan strategis, sehingga membuat PKL membangun kios di jalur pedestrian.
Kios PKL bersifat semi permanen dan permanen. Kios yang permanen tidak dapat dipindah-pindahkan dengan mudah kecuali dengan cara pembongkaran
menggunakan bantuan alat. Jalur pejalan kaki menjadi sempit, sehingga pejalan kaki harus menggunakan badan jalan untuk berjalan. Begitupun halnya dengan
penutupan lahan di sekitar kanal. Sebagian besar lahan ditutupi oleh bangunan, tegakkan pohon sangat minim. Jumlah serta kerapatan vegetasi sangat sedikit.
Kalaupun ada lahan kosong, hanya ditutupi oleh semak liar. Sehingga diperlukan adanya penataan pada jalur tersebut untuk memenuhi nilai fungsional dan estetik.
Topografi selain mempengaruhi aktivitas pergerakan air juga berpengaruh terhadap arah pandang manusia. Lokasi penelitian termasuk kedalam topografi
yang datar. Biasanya pada topografi yang datar maka akan mengalami kemonotonan visual. Berbeda dengan daerah yang memiliki topografi beragam
yang akan memberikan pengalaman berbeda bagi pengguna tapak.
Tanah di perkotaan sebagian sudah tercemar, untuk mengatasinya dalam penataan lanskap
bantaran tersebut dapat berupa penambahan bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
32 Kenyamanan iklim bagi pengguna jalur pejalan kaki dipengaruhi oleh iklim
disekitar tapak.Apabila cuacanya panas maka pejalan kakipun tidak tertarik untuk berjalan. Radiasi matahari dapat dikurangi dengan pemberian naungan pada tapak,
diantara naungan dapat berupa sruktur bangunan atau vegetasi yang ditempatkan untuk memberikan kenyamanan ikim mikro pada tapak. Kondisi vegetasi saat ini
di daerah sisi jalan secara keseluruhan sangan kurang. Kebanyakan hanya ditanami semak belukar. Hanya di beberapa lokasi saja yang tersusun dengan baik,
Seperti daerah di sekitar mall.
Kondisi visual di lokasi penelitian kurang beragam. Namun dengan adanya kanal menjadi daya tarik tersendiri. Akan tetapi adanya sampah yang berserakan
di sekitar kanal menjadi permasalahan penting yang harus diatasi, selain akan mencemari kanal juga merusak pemandangan visual yang akan mengurangi
kenyamanan pengguna jalan. Selain sampah yang merusak pemandangan visual, juga terdapat papan reklame. Kehadiran papan reklame ini memang berpotensi
mengurangi kualitas visual. Pada awalnya media reklame ini dipasang agar dapat menyampaikan suatu pesan informasi kepada masyarakat. Untuk itu perlu adanya
pembatasan terhadap reklame yang boleh dipasang jumlah atau kerapatan keberadaan reklame. Reklame yang dipasang saling berdekatan dan saling
menutupi pada suatu sudut pandang akan terkesan kumuh dan berpotensi mengurasi estetika lingkungan.
Sarana dan prasarana sangat dibutuhan dalam menunjang aktivitas pengguna jalan. Keberadaan sarana dan prasarana sudah cukup lengkap hanya saja kurang
lengkap dan kurang terawat. Rambu-rambu lalu lintas dan lampu jalan merupakan fasilitas sangat penting. Tidak adanya lampu penerangan di jalur pedestrian sangat
berbahaya bagi pejalan kaki dimalam hari.