Aspek Sosial Aspek Legal

20 Sumber: Tata Kota Bekasi Gambar 9. Peta Rencana Penataan Pedestrian Dan Fasilitas Pendukung Kota Bekasi 21 21 Sumber: Tata Kota Bekasi Gambar 10. Peta Rencana Pengembangan Sarana Transportasi Kota Bekasi Kondisi Visual Daerah penelitian berada di pusat perkotaan sehingga termasuk kedalam wilayah yang sangat ramai.Pada tapak terdapat pemandangan yang menarik good view dan pemandangan yang tidak menarik bad view. Lokasi good view adalah lokasi yang memiliki potensi berupa pemandangan yang indah, begitupun sebaliknya pada lokasi bad view. 22 Gambar 11. Good View Gambar 12. Bad View Kondisi kanal pada segmen pertama Gambar 13 cukup bersih, disekitar area tersebut tidak terdapat pemukiman kumuh dan tidak terlihat sampah yang berserakan dalam jumlah yang besar. Area disekitar lahan digunakan untuk perumahan, perdagangan, industri nonpertanian, dan sisanya berupa tanah kosong. Pada jalur tertentu tidak terdapat pagar pengaman yang membatasi antara kanal dengan jalan, kondisi ini cukup berbahaya bagi keselamatan pengguna jalan. Di bagian tertentu dari segmen pertama terdapat para pedagang. Selain pedagang keliling yang berada di dekat lokasi sekolah, terdapat pedagang bunga yang membangun kios dari bilik bambu disekitar bantaran. Kecepatan kendaraan tidak terlalu kencang, namun di beberapa titik tertentu arus kendaraan cukup kencang sehingga sulit bagi pedestrian untuk menyebrang jalan. Perlengkapan dan kelengkapan jalan cukup lengkap. Pada segmen ini dapat dijumpai beberapa fasilitas jalan seperti lampu penerangan jalan, lampu lalu lintas dan rambu lalu lintas yang tersebar di sepanjang lokasi penelitian. Sedangkan untuk perlengkapan jalan lainnya terdapat zebra cros, petunjuk arah, papan informasi dan lain sebagainya. Keadaan tanaman di sepanjang lokasi penelitianpun sangat tidak terawat membuat tanaman tidak terlihat estetik untuk dinikmati oleh pengguna jalan yang mengakibatkan suasana jalan terasa monoton dan berantakkan. Tanaman yang mendominasi pada umumnya adalah tanaman liar Lebar pedestrianjalur pejalan kaki bervariasi di beberapa lokasi, mulai dari tidak ada pedestrian sampai yang memiliki lebar 1,5 meter. Material pelapis pedestrian secara umum hanya berupa tanah saja, walaupun ada disebagian tempat yang sudah menggunakan konblok.Pada bagian pedestrian yang terlalu sempit memberikan ketidaknyamanan dalam berjalan kaki, terutama jika berpapasan dari arah yang berlawanan. Pada bagian segmen kedua dimulai dari perempatan Jalan Jendral Ahmad Yani sampai Perumahan Bumi Satria Kencana Gambar 14. Kondisi kanal pada area perempatan Jalan Jendral Ahmad Yani sangat ramai. Kecepatan kendaraan 23 23 cukup kencang, terutama disekitar Mall Metropolitan dan Mall Bekasi. Kondisi kanal tidak terawat, banyak diantara pagar pengaman telah hilang ataupun rusak, papan reklame dan spanduk-spandukpun banyak terpasang di pagar pembatas kanal. Pada segmen ini selain terdapat pemukiman yang tidak teratur juga digunakan sebagai area perumahan teratur, perdagangan umum, dan sisanya hanya berupa tanah kosong. Suasana jalan dipenuhi dengan pertokoan seperti mall dan ruko-ruko yang berada di sepanjang jalan. Di bagian sisi jalur pejalan kaki banyak digunakan oleh pedagang. Seperti pedagang buah, kacamata, pernak-pernik pengendara sepeda motor, masker dan lain sebagainya. Perlengkapan dan kelengkapan jalan cukup lengkap. Fasilitas jalan seperti lampu penerangan jalan, lampu lalu lintas dan rambu lalu lintas dapat dijumpai di sepanjang daerah penelitian. Sedangkan untuk perlengkapan jalan lainnya terdapatzebra cros, petunjuk arah, papan informasidan lain sebagainya. Keadaan kondisi tanaman di sepanjang lokasi penelitianpun beragam. Dari sangat terawat hingga tak terawat. Selain itu juga terdapat lahan yang hanya terdiri dari semak belukar. Pada siang hari kondisi cuaca sangat panas. Lebar pedestrianjalur pejalan kaki bervariasi, dari tidak ada sama sekali jalur pejalan kaki hingga memiliki lebar 1,5 meter. Materialpun beragam dari yang hanya tanah dan beberapa berupa konblok, Kondisi materialnya mulai dari baik hingga ada beberapa bagian yang rusak, hancur, dan bergelombang. Pada bagian pedestrian yang terlalu sempit memberikan ketidaknyamanan dan ketidakamanan dalam berjalan kaki. Pada bagian segmen ketiga dimulai dari Perumahan Bumi Satria Kencana sampai pertigaan Jalan Bintara Jaya Gambar 15. Di sepanjang jalur pejalan kaki juga terdapat banyak para pedagang. Ada yang berdampak negatif ada pula yang berdampak positif. Yang berdampak positif yaitu penjual tanaman hias. Tanaman hias yang dipajang oleh para pedagang dapat menghilangkan kemonotonan kondisi lingkungan sekitar yang dipenuhi dengan ruko. Hanya saja banyak diantara pedagang tersebut membangun kios dengan permanen. Kecepatan kendaraan sangat kencang. Sehingga ketika hendak menyebrang jalan cukup sulit, walaupun terdapat zebra cross. Perlengkapan dan kelengkapan jalan cukup lengkap. Pada segmen ini dapat dijumpai beberapa fasilitas jalan seperti lampu penerangan jalan, lampu lalu lintas dan rambu lalu lintas yang tersebar di sepanjang daerah studi. Sedangkan untuk perlengkapan jalan lainnya yang dapat dijumpai seperti petunjuk arah, papan informasi dan lain sebagainya. Namun untuk pagar pembatas pada segmen ini banyak yang sudah rusak, hilang ataupun bengkok. Keadaan kondisi tanaman di sepanjang lokasi penelitian banyak yang tidak terawat dan banyak diantaranya hanya berupa semak belukar. Pada daerah ini, kondisi padasiang sangat panas, namun karena masih banyak terdapat pohon besar yang berada di pinggir jalan membuat suasana teduh. Lebar pedestrianjalur pejalan kaki bervariasi, dari tidak ada sama sekali jalur pejalan kaki hingga lebar 1,5 meter. Materialpun beragam dari yang hanya tanah dan beberapa bagian berupa konblok, namun tanah lebih mendominasi. Kondisi material mulai dari baik hingga ada beberapa bagian yang rusak, hancur, dan bergelombang. Pada jalurpedestrian yang terlalu sempit, membuat pengguna jalan merasa tidak nyaman dan aman. 24 Gambar 13. Segmen 1 25 25 Ga mbar 14. S egmen 2 26 Ga mbar 15. S egmen 3 27 27 Aspek Sosial Data yang diperoleh dari hasil kuisioner yang disebar berupa identitas responden, aktivitas, persepsi dan preferensi. Penyebaran kuisioner dilakukan secara acak dengan jumlah 30 buah kepada pengguna jalur yang ditemui. Pengguna jalan yang potensial di sepanjang lokasi penelitian adalah masyarakat yang tinggal di permukiman di sekitar jalan tersebut, dan warga Kota Bekasi yang melakukan perjalanan menuju lokasi yang dituju baik menuju pusat perbelanjaan, sarana pendidikan, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya yang ada di sekitar kanal. Jenis kendaraan yang melintasi jalan ini terdiri dari kendaraan milik pribadi dan kendaraan umum. Tabel 5. Persentase Identitas Responden Identitas Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 ∑ ∑ ∑ Jenis Kelamin Laki-laki 5 50 5 50 3 30 Perempuan 5 50 5 50 7 70 Usia 10-20thn 3 30 2 20 21-30thn 4 40 2 20 3 30 31-40thn 1 10 3 30 4 40 41-50thn 2 20 2 20 2 20 51thn 1 10 1 10 Pendidikan terakhir SD SMP SMA D3 S1 S2 1 2 5 1 1 10 20 50 10 10 2 6 2 20 60 20 6 2 2 60 20 20 Pekerjaan PelajarMahasiswa PNS Pegawai swasta Wirausaha Iburumah tangga Lainnya 3 1 4 2 30 10 40 20 2 1 3 1 3 20 10 30 10 30 2 6 1 1 20 60 10 10 Pengguna jalur pada segmen pertama yang terbanyak adalah pada usia 21 sampai 30 tahun. Sementara jumlah pengguna jalur jalan pada segmen 2 dan 3 adalah usia 31 sampai 40 tahun dengan pendidikan terakhir SMA pada masing- masing segmen. Pengguna jalur terkecil adalah yang memiliki usia diatas 51 tahun. Jenis pekerjaan terbanyak pada segmen 1 dan 3 adalah sebagai wirausaha. Tabel 6. Persentase Aktivitas Responden Aktifitas Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 ∑ ∑ ∑ Waktu Pagi Siang Sore Malam 1 10 6 6 59 35 2 5 9 1 12 29 53 6 6 6 2 3 35 35 18 12 Jenis aktivitas Jogging Menunggu kendaraan Duduk-duduk Berfoto Berjalan-jalan Bersantai Menikmati pemandangan Melintas Lainnya 3 2 2 5 1 23 15 15 39 8 1 3 1 1 1 5 1 7 23 8 8 8 38 8 1 3 2 2 1 6 2 6 17 12 12 6 35 12 28 Aktivitas responden pada segmen 1 terbanyak dilakukan pada siang hari. Pada segmen 2 aktivitas banyak dilakukan pada sore hari dan pada segmen 3 aktivitas terbanyak dilakukan pada waktu pagi dan siang hari. Adapun persepsi terhadap ke tiga segmen tersebut adalah terbilang ramai sehingga pagar pengaman diperlukan untuk memberikan rasa aman bagi pengguna jalur. Iklim mikro yang dirasakan oleh pengguna jalur pada seluruh segmen dirasa panas sehingga diperlukan penambahan vegetasi selain akan meningkatkan kualitas lingkungan juga akan menambah kualitas estetik dari tapak tersebut. Walaupun demikian kenyamanan pada seluruh segmen cukup baik kebersihanpun cukup bersih. Persepsi lebar jalur saat berjalan di jalur tersebut responden menilai cukup baik, hanya saja kelengkapan fasilitas masih banyak yang kurang terutama pada segmen 3. Fasilitas penyandang cacat diperlukan untuk mempermudah aktivitas mereka. Penempatan papan reklame dinilai tidak sesuai yaitu pada segmen 1 karena menurunkan kualitas visual dan pada segmen 2 dan 3 cukup sesuai, walaupun demikian diperlukan penataan papan reklame. Tabel 7. Persentase Persepsi Responden Persepsi Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 ∑ ∑ ∑ Pagar Perlu Kurang perlu Tidak perlu 7 2 1 70 20 10 9 1 90 10 8 2 80 20 Keramaian Penambahan vegetasi Kebersihan Keamanan Kenyamanan Lebar jalur Kelengkapan fasilitas Fasilitas penyandang cacat Penempatan papan reklame Keteduhan Ramai Cukup ramai Sangat ramai Sepi Perlu Kurang perlu Tidak perlu Bersih Cukup bersih Kotor Baik Cukup baik Tidak baik Baik Cukup baik Tidak baik Baik Cukup Baik Kurang Lengkap Kurang Tidak ada Perlu Kurang perlu Tidak perlu Sesuai Cukup sesuai Tidak sesuai Teduh Kurang teduh Panas 6 4 9 1 4 3 3 4 5 1 3 4 3 4 4 2 5 5 5 2 3 2 3 5 2 3 5 60 40 90 10 40 30 30 40 50 10 30 40 30 40 40 20 50 50 50 20 30 20 30 50 20 30 50 4 3 3 8 1 1 4 4 2 6 3 1 3 4 3 2 5 3 5 4 1 5 3 2 2 5 3 1 4 5 40 30 30 80 10 10 40 40 20 60 30 10 30 40 30 20 50 30 50 40 10 50 30 20 20 50 30 10 40 50 7 3 5 2 3 1 3 6 3 5 2 3 6 1 3 5 2 2 8 7 3 2 4 4 4 2 4 70 30 50 20 30 10 30 60 30 50 20 30 60 10 30 50 20 20 80 70 30 20 40 40 40 20 40 29 29 Tabel 8. Preferensi responden terhadap fasilitas Fasilitas Segmen 1 ∑ Segmen 2 ∑ Segmen 3 ∑ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Petunjuk arah 2 0 2 0 3 1 0 0 2 4 2 2 0 2 0 0 0 0 5 1 1 2 0 0 0 1 0 Shelter 0 3 0 2 1 0 2 2 0 0 1 0 0 0 5 2 2 0 0 0 0 1 0 1 3 3 2 Pagar 1 3 2 1 0 0 3 0 0 0 0 3 3 0 3 0 1 0 1 0 0 3 1 2 1 2 0 Bangku 4 0 0 2 2 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 6 2 0 0 1 0 0 3 2 2 0 2 Telepon umum 0 1 0 0 3 0 0 3 3 0 0 0 1 0 0 0 2 7 0 1 1 1 0 1 1 2 3 Tempat sampah 1 1 6 0 0 2 0 0 0 0 2 2 2 1 1 1 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 Lampu 2 0 0 2 0 3 1 2 0 3 2 2 0 1 1 1 0 0 2 3 2 0 1 1 0 1 0 Penyebrangan 0 2 0 4 1 1 0 2 0 3 1 0 3 1 0 0 1 1 1 2 3 1 1 1 1 0 0 Papan informasi 0 0 0 0 0 3 2 1 4 0 1 1 1 4 0 0 2 1 0 0 2 1 2 1 1 0 3 Preferensi terhadap fasilitas yang dibutuhkan di tapak cukup beragam. Pada segmen 1 yang diprioritaskan pertama adalah bangku taman dan yang menjadi prioritas terakhir adalah papan informasi. Pada segmen 2 dan 3 fasilitas yang diprioritaskan pertama adalah penunjuk arah dan yang menjadi prioritas terakhir adalah telepon umum. Preferensi kondisi yang diinginkan responden pada seluruh segmen berturut-turut adalah memberikan rasa aman, nyaman, indah, bersih dan kemudahan interaksi. Adapun preferensi fungsi vegetasi yang diinginkan pada tapak cukup beragam namun yang menjadi prioritas pertama adalah fungsi peneduh. Tabel 9. Preferensi responden terhadap kondisi yang diinginkan pada tapak Kondisi Segmen 1 ∑ Segmen 2 ∑ Segmen 3 ∑ 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Aman 6 1 0 3 0 4 4 0 2 0 8 2 0 0 0 Nyaman 2 6 2 0 0 3 3 2 0 2 1 7 2 0 0 Indah 0 1 6 3 0 2 2 5 1 0 0 0 6 4 0 Bersih 0 2 2 6 0 1 1 1 7 0 1 1 2 6 0 Kemudahan Interaksi 0 0 0 0 10 0 0 2 0 8 0 0 0 0 10 Tabel 10. Preferensi responden terhadap fungsi vegetasi yang diinginkan pada tapak Fungsi vegetasi Segmen 1 ∑ Segmen 2 ∑ Segmen 3 ∑ 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Estetik 0 1 4 1 2 2 2 4 4 0 0 0 1 2 1 4 0 2 Peneduh 4 4 1 0 1 0 3 3 1 1 0 2 6 2 0 1 1 0 Pengarah 2 0 2 3 0 3 1 1 3 1 1 3 1 2 4 1 2 0 Pembatas 0 3 0 4 2 1 0 0 2 7 0 1 0 2 4 3 1 0 Buffer terhadap bising 0 0 3 2 3 2 0 1 0 1 8 0 0 1 0 1 4 4 Penyerap polusi 4 2 0 0 0 4 3 2 0 0 1 4 2 1 1 0 2 4 Gambar 16.Aktivitas yang ada di tapak. 30 Aspek Legal Pemerintah Kota Bekasi merencanakan pengembangan jalan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi tahun 2010-2030, selain itu lokasi penelitian juga termasuk kedalam rencana penataan pedestrian dan fasilitas pendukung SUB wilayah pusat. Pada Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011tentang rencana pengembangan jaringan pejalan kaki penyediaan jalur pejalan kaki haruslah aman dan nyaman. Jalur pejalan kaki diperlukan sebagai komponen penting yang harus disediakan untuk meningkatkan keefektifan mobilitas warga di perkotaan. Peraturan terkait dengan jalur pejalan kaki terdapat pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30PRTM2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06PRTM2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Jalur pejalan kaki direncanakan sesuai standar khusus dengan memperhatikan pedoman teknis jalur pejalan kakiyang dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam merencanaan jalur pejalan kaki. Pedoman ini meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dan langkah-langkah pekerjaan yang harus diikuti. Seperti yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional BSN dan Peraturan Mentri Pekerjaan Umum. Analisis 1. Analisis Deskriptif Lokasi bantaran kanal tarum barat Kota Bekasi ini merupakan penghubung wilayah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan DKI Jakarta. Keberadaannya tidak hanya menambah nilai estetik tapak, tetapi juga menjadi pendukung kehidupan di sekitarnya. Dalam suatu lanskap, badan air dapat menjadi pemandangan yang berdiri sendiri atau dapat juga membentuk kesatuan pemandangan dengan vegetasi serta bentuk lahan di dekatnya. Pemerintah Kota Bekasi merencanakan pengembangan jalan-jalan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi tahun 2010-2030, selain itu lokasi penelitian juga termasuk kedalam rencana penataan pedestrian dan fasilitas pendukung SUB wilayah pusat kota 2013-2031. Perubahan fisik yang terjadi akibat perkembangan kota yang sedemikian pesat dengan memanfaatkan lahan sebesar-besarnya, mengakibatkan pergeseran fungsi-fungsi ruang dan tampaknya lebih sering mengorbankan ruang-ruang publik, seperti pedestrian. Secara umum kota-kota di Indonesia, seperti pusat Kota Bekasi memperlihatkan adanya kegiatan formal dan kegiatan informal kota yang sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik kawasannya. Dampak kegiatan tersebut berakibat pada berbagai penyalahgunaan fungsi terhadap jalur pedestrian, yang merupakan bagian dari ruang arsitektur kota dan salah satu elemen dalam perancangan kota. 31 31 Pembangunan kota yang terus berkembang, berdampak pada kualitas dan kuantitas ruang kota. Misalnya pembangunan area jalan di kota sering berorientasi pada sistem transportasi dengan kendaraan bermotor. Ruang untuk pejalan kaki menjadi berkurang bahkan hilang kalaupun ada, tidak dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi pejalan kaki. Baik untuk bergerak maupun untuk beraktifitas.Jalur pejalan kaki adalah bagian dari area publik. Orang yang menggunakan jalur pejalan kaki memiliki berbagai alasan diantaranya untuk pergi ke sekolah, rumah sakit, untuk berbelanja, atau hanya sekedar melintas untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain. Selain itu orang juga berjalan untuk berekreasi dan kesehatan. Untuk itu kondisi jalur pejalan kaki tersebut harus aman, nyaman, estetis, dan menyenangkan, sehingga menarik bagi para pejalan kaki untuk berjalan NAASRA 2010. Bentuk tapak adalah berupa koridor dimana di dalamnya terjadi pergerakan dan sirkulasi yang cukup tinggi. Cara manusia bergerak di dalam lanskap semacam ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan elemen-elemen pembentuk lanskap, apakah badan jalan sendiri, pembatas jalan, maupun oleh pemandangan scenery di sekitar jalur yang dilaluinya. Jalan yang berbentuk lurus memungkinkan kendaraan bergerak lebih cepat dan memandang suatu obyek lebih lama. Kecepatan kendaraan pada daerah yang memiliki jalan yang lurus akan cenderung cepat. Tapak tersebut memiliki berbagai macam aktivitas, selain aktivitas sosial ekonomi, terdapat juga aktivitas industri. Penggunaan lahan disepanjang jalur penelitian tidak homogen. Lahan digunakan sebagai pertanian lahan basah, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan tempat ibadah. Hal ini menjadikan kawasan ini mempunyai posisi yang cukup strategis untuk dikembangkan. Karena letaknya yang strategis ini mengundang berbagai macam kegiatan ditawarkan sehingga banyak pengunjung datang dari berbagai lapisan, seperti pedagang kaki lima. Kondisi tata guna lahan di sepanjang jalur pejalan kaki merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan. Pada lokasi penelitian sebagian besar digunakan untuk perdaganagan dan jasa. Kondisi tapak sangat ramai dan strategis, sehingga membuat PKL membangun kios di jalur pedestrian. Kios PKL bersifat semi permanen dan permanen. Kios yang permanen tidak dapat dipindah-pindahkan dengan mudah kecuali dengan cara pembongkaran menggunakan bantuan alat. Jalur pejalan kaki menjadi sempit, sehingga pejalan kaki harus menggunakan badan jalan untuk berjalan. Begitupun halnya dengan penutupan lahan di sekitar kanal. Sebagian besar lahan ditutupi oleh bangunan, tegakkan pohon sangat minim. Jumlah serta kerapatan vegetasi sangat sedikit. Kalaupun ada lahan kosong, hanya ditutupi oleh semak liar. Sehingga diperlukan adanya penataan pada jalur tersebut untuk memenuhi nilai fungsional dan estetik. Topografi selain mempengaruhi aktivitas pergerakan air juga berpengaruh terhadap arah pandang manusia. Lokasi penelitian termasuk kedalam topografi yang datar. Biasanya pada topografi yang datar maka akan mengalami kemonotonan visual. Berbeda dengan daerah yang memiliki topografi beragam yang akan memberikan pengalaman berbeda bagi pengguna tapak. Tanah di perkotaan sebagian sudah tercemar, untuk mengatasinya dalam penataan lanskap bantaran tersebut dapat berupa penambahan bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. 32 Kenyamanan iklim bagi pengguna jalur pejalan kaki dipengaruhi oleh iklim disekitar tapak.Apabila cuacanya panas maka pejalan kakipun tidak tertarik untuk berjalan. Radiasi matahari dapat dikurangi dengan pemberian naungan pada tapak, diantara naungan dapat berupa sruktur bangunan atau vegetasi yang ditempatkan untuk memberikan kenyamanan ikim mikro pada tapak. Kondisi vegetasi saat ini di daerah sisi jalan secara keseluruhan sangan kurang. Kebanyakan hanya ditanami semak belukar. Hanya di beberapa lokasi saja yang tersusun dengan baik, Seperti daerah di sekitar mall. Kondisi visual di lokasi penelitian kurang beragam. Namun dengan adanya kanal menjadi daya tarik tersendiri. Akan tetapi adanya sampah yang berserakan di sekitar kanal menjadi permasalahan penting yang harus diatasi, selain akan mencemari kanal juga merusak pemandangan visual yang akan mengurangi kenyamanan pengguna jalan. Selain sampah yang merusak pemandangan visual, juga terdapat papan reklame. Kehadiran papan reklame ini memang berpotensi mengurangi kualitas visual. Pada awalnya media reklame ini dipasang agar dapat menyampaikan suatu pesan informasi kepada masyarakat. Untuk itu perlu adanya pembatasan terhadap reklame yang boleh dipasang jumlah atau kerapatan keberadaan reklame. Reklame yang dipasang saling berdekatan dan saling menutupi pada suatu sudut pandang akan terkesan kumuh dan berpotensi mengurasi estetika lingkungan. Sarana dan prasarana sangat dibutuhan dalam menunjang aktivitas pengguna jalan. Keberadaan sarana dan prasarana sudah cukup lengkap hanya saja kurang lengkap dan kurang terawat. Rambu-rambu lalu lintas dan lampu jalan merupakan fasilitas sangat penting. Tidak adanya lampu penerangan di jalur pedestrian sangat berbahaya bagi pejalan kaki dimalam hari.

2. Analisis spasial

Dalam menganalisis aspek fisik metode yang digunakan selain metode deskriptif adalah analisis spatial. Adapun aspek fisik yang dianalisis secara spatial adalah tata guna lahan, penutupan lahan, topografi dan visual Lampiran. Berikut adalah peta komposit segmen 1 Gambar 17, segmen 2 Gambar 18 dan segmen 3 Gambar 19. Dari hasil komposit tersebut didapatkan untuk kategori sesuai dengan skor 9-12, cukup sesuai dengan skor 5-8 dan tidak sesuai dengan skor 1-4. Secara keseluruhan tiga segmen tersebut terkategorikan cukup sesuai bagi pejalan kaki. 3. Analisis sosial Pengguna pedestrian tidaklah homogen. Hal ini terlihat dari beragamnya pengguna jalan mulai dari anak-anak hingga dewasa dan dari berbagai tingkat sosial dan ekonomi yang memberikan karakter berbeda dalam hal ketertiban berlalu lintas dan kebiasaan. Pengguna jalan juga memiliki tujuan yang berbeda- beda. Ada yang hanya sekedar melintas, atau yang memang ingin duduk-duduk disekitar kanal tersebut. Terdapat kebiasaan pengguna jalan yang tidak baik seperti menyeberang di sembarang tempat, merusak fasilitas publik, membuang sampah di sembarang tempat, dan membuat kios-kios liar. 33 33 Gambar 17. Peta Komposit Segmen 1 34 Ga mbar 18. P eta Komposi t S egmen 2 35 35 Ga mbar 19. P eta Komposi t S egmen 3 36 Selain pengguna yang beragam, persepsi terhadap tapakpun berbeda-beda. Manusia selalu melakukan persepsi dan interpretasi terhadap lingkungannya. Proses persepsi dan interpretasi merupakan rangkaian tindakan manusia sebagai upaya mendapatkan gambaran dari lingkungannya, sehingga manusia dapat menetapkan tindakan selanjutnya terhadap lingkungan tersebut. Arah dan bentuk tindakan manusia terhadap lingkungannya dapat berupa hal-hal yang positif atau negatif, dimana pilihan tindakan tersebut sangat bergantung dari hasil persepsi dan interpretasi yang telah ia dapatkan sebelumnya. Bentuk persepsi tersebut berbeda pada setiap orang, karena pengaruh latar belakang intelektual, pengalaman emosional, pergaulan, dan sikap seseorang. Sedangkan, kedalaman persepsi akan sebanding dengan kedalaman intelektual dan semakin banyaknya pengalaman emosional yang dialami seseorang. Persepsi seseorang terhadap kualitas suatu lanskap ditentukan oleh interaksi yang kuat antara lanskap dan pengetahuan seseorang terhadap lanskap tersebut. Tingkat penilaian tersebut tergantung pada kepuasan perasaan seseorang terhadap lanskap tersebut. Tingkat kepuasan dapat dirasakan oleh pengguna tapak setelah ia merasakan kenyamanan baik secara fisik ataupun fungsi. Tingkat Kenyamanan pejalan kaki dalam melakukan aktifitas dipengaruhi oleh cuaca dan jenis aktivitas, dan kondisi ruang pejalan kaki. Misalnya, kesesakan dan kepadatan, keamanan dan kemudahan untuk bergerak. Hal yang mempengaruhi pejalan kaki untuk mau berjalan adalah penempatan elemen pendukungdisepanjang jalur pejalan kaki tersebut, apabila sepanjang jalur pejalan kaki tidak terdapat elemen pendukung, tidak banyak pejalan kaki yang mau berjalan diatasnya dan cenderung akan berjalan dengan cepat ke tujuan. Kegiatan utama pada tapak meliputi kegiatan berjalan untuk berbelanja, menunggu angkutan dan istirahat setelah berjalan lama. Fasilitas-fasilitas yang dikehendaki umumnya telah ada, namun dengan jumlah yang sangat sedikit atau tidak berfungsi lagi. Lampu penerangan sangat dibutuhkan pada jalur pedestrian, untuk memberikan rasa aman bagi pengguna. Tidak adanya tempat sampah pada area-area tertentu terutama di tempat berkumpulnya masyarakat akan mendukung kebiasaan membuang sampah sembarangan, yang pada akhirnya akan mengurangi kenyamanan dan keindahan bagi pengguna jalan. Dengan adanya keberadaan fasilitas jalan akan mendukung fungsi jalan sebagai sarana pelayanan masyarakat. Sintesis Bantaran Kanal Tarum Barat Kota Bekasi, merupakan lokasi yang strategis, dapat dikembangkan sebagai jalur pejalan kaki di kawasan perkotaan. Untuk menunjang potensi tersebut, diperlukan suatu pengembangan tapak. Pada tahap sintesis, suatu rencana zona atau block plan. Agar tapak tidak terkesan monoton, perlu adanya penambahan elemen yang menarik pengguna jalan berjalan kaki di area tersebut. Penambahan dan penataan vegetasi yang sesuai juga diperlukan dengan memperhatikan jenis, bahan dan warna material yang akan digunakan. Penempatan vegetasi disesuaikan dengan lebar jalur pejalan kaki. Penambahan tanda-tanda signage dibutuhkan pada titik tertentu, signage merupakan salah satu elemen yang secara khusus dirancang untuk memberikan informasi kepada 37 37 masyarakat atau warga kota. Bentuknya secara fisik haruslah sesuatu yang mudah untuk dibaca, baik berupa tulisan, gambar, simbol, maupun bendera. Gambar 20. Rencana Blok Segmen 1 38 Ga mbar 21. R en ca na B lo k S egmen 2 39 39 Ga mbar 22. R en ca na B lo k S egmen 3 40 Konsep Konsep Dasar Perencanaan Berdasarkan hasil analisis potensi dan kendala yang ada pada lokasi penelitian maka, konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran Kanal Tarum Barat Kota Bekasi ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi kenyamanan, keamanan, dan estetik. Kenyamanan pada lanskap akan memberikan rasa nyaman baik kepada pengguna jalan, pengelola jalan maupun masyarakat sekitar jalan. Fungsi kenyamanan yang dimaksud yaitu dengan menanam tanaman peneduh, memperbaiki fisik jalan, menjaga kebersihan sekitar jalan dan menciptakan ketenangan bagi masyarakat sekitar jalan. Fungsi keamanan diarahkan untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengguna jalan, pengelola jalan dan masyarakat sekitar jalan yang diwujudkan dengan membuat pembatas yang jelas antara wilayah jalan transportasi dengan wilayah aktivitas manusia jalur pejalan kaki, pemasangan rambu-rambu lalu lintas, membuat jalur penyeberangan dan pemasangan lampu penerang jalan, membuat pagar pembatas di bagian sisi kanal, serta membuat tanda bahaya atau keterangan bantaran kanal dapat dilalui atau tidak. Fungsi estetika untuk menberikan view yang indah untuk menarik pengguna jalan. Hal tersebut didukung dengan adanya kesatuan yang harmonis antara jalan dengan lanskap sekitarnya. Fungsi estetika sendiri diwujudkan dengan penataan tanaman semak dan tanaman penutup tanah pada daerah sisi jalan, memberi desain khusus pada struktur bangunan, memanfaatkan potensi alam yang memiliki view yang baik dan mengkombinasikan atau memadukan lanskap jalan dengan lingkungan sekitarnya. Fungsi-fungsi ini diperlukan bagi manusia terutama di kota-kota besar sebagai kompensasi dari kesibukan kota yang semrawut.Sehingga dapat menciptakan suasana serasi dan seimbang. Konsep Pengembangan Perencanaan Konsep pengembangan perencanaan lanskap jalur pejalan kaki ditujukan untuk mengembangkan fungsi pejalan kaki. Konsep pengembangan dalam penelitian ini meliputi konsep ruang, konsep sirkulasi, aktivitas, vegetasi, dan fasilitas. Adapun konsep yang dikembangkan pada penelitian ini adalah pada segmen 1.

1. Konsep Ruang

Pembagian zonasi ruang ini bertujuan untuk mewujudkan kondisi ruang agar aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan sehingga terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, dan terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Konsep ruang dikembangkan menjadi lima zonasi ruang. Yaitu ruang pejalan kaki, konservasi, penerimaan, peristirahatan, dan perniagaan. Ruang pejalan kaki, yaitu ruang yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Sehingga menghindari penggunaan dari badan jalan. Selain akan memberikan keamanan bagi pejalan kaki diharapkan dapat memberikan kenyamanan. Ruang