Pada dasarnya terkandung tiga misi utama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yaitu : Mardiasmo, 2002.
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat. b.
Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah. c.
Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat publik untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.
4. Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan dianggap sebagai alat pembangunan karena perencanaan memang merupakan alat strategis dalam menuntun jalannya
pembangunan. Suatu perencanaan yang disusun secara tidak sistematis dan tidak memperhatikan aspirasi sasaran, maka pembangunan yang dihasilkan
juga tidak seperti yang diharapkan. Di sisi lain, perencanaan juga dipandang sebagai tolok ukur dari keberhasilan dan kegagalan dari
pembangunan, yang mengandung arti bahwa kegiatan pembangunan yang gagal bisa jadi karena perencanaan yang tidak baik dan begitu pula
sebaliknya. Perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan agar semua
daerah dapat melaksanakan pembangunan secara proporsional dan merata sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut. Manfaat perencanaan
pembangunan daerah adalah untuk pemerataan pembangunan atau perluasan dari pusat ke daerah. Bila perencanaan pembangunan daerah dan
pembangunan daerah berkembang dengan baik maka diharapkan bahwa kemandirian daerah dapat tumbuh dan berkembang sendiri mandiri atas
dasar kekuatan sendiri. Dengan demikian, maka kenaikan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut tidak terlalu bergantung dari
pusat tetapi relatif cukup didorong dari daerah yang bersangkutan Soekartawi, 1990.
Menurut Arsyad 1992, perencanaan pembangunan ditandai dengan adanya usaha untuk memenuhi berbagai ciri-ciri tertentu serta
adanya tujuan pembangunan tertentu. Ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan tersebut adalah :
a. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai
perkembangan sosial ekonomi yang mantap steady social economic growth.
b. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan
pendapatan perkapita. c.
Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. d.
Usaha perluasan kesempatan kerja. e.
Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice.
f. Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang
menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan. g.
Usaha secara terus-menerus menjaga stabilitas ekonomi. Baik dalam perencanaan pembangunan nasional maupun dalam
perencanaan pembangunan daerah, pendekatan perencanaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : pendekatan sektoral dan pendekatan
regional wilayah. Pendekatan sektoral adalah dengan memfokuskan perhatian pada sektor-sektor kegiatan yang ada di wilayah tersebut.
Pendekatan ini mengelompokkan kegiatan ekonomi atas sektor-sektor yang seragam atau dainggap seragam. Pendekatan regional adalah melihat
pemanfaatan ruang serta interaksi berbagai kegiatan di dalam ruang wilayah. Jadi dalam hal ini melihat perbedaan fungsi ruang yang satu
dengan ruang yang lainnya dan bagaimana ruang itu saling berinteraksi untuk diarahkan pada tercapainya kehidupan yang efisien dan nyaman.
Perbedaan fungsi itu karena perbedaan lokasi, perbedaan potensi dan perbedaan aktivitas utama di masing-masing ruang dimana perbedaan
tersebut harus diarahkan untuk bersinergi agar saling mendukung menciptakan pertumbuhan yang serasi dan seimbang Tarigan, 2002.
5. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah