Pembangunan Ekonomi Otonomi Daerah

daya produksi diantara sektor-sektor kegiatan ekonomi, perubahan pada pola pembagian distribusi kekayaan dan pendapatan di antara berbagai golongan pelaku ekonomi, perubahan pada kerangka kelembagaan dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh Djojohadikusumo, 1994.

2. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi ditujukan untuk membuat penghidupan masyarakat banyak negara yang bersangkutan makin makmur dan adil, keduanya dalam artian ekonomi. Istilah makin makmur diartikan sebagai keadaan pendapatan perkapita yang tahun demi tahun makin meningkat, sedangkan adil diartikan sebagai distribusi pendapatan yang makin merata. Disamping itu, pembangunan ekonomi juga sering ditujukan untuk membuat struktur ekonomi negara yang bersangkutan makin seimbang antara sektor ekonomi yang satu dan yang lain, terutama antar sektor pertanian dan industri Djojodipuro, 1994. Menurut Arsyad 1999 pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Dari definisi tersebut, pembangunan ekonomi mempunyai pengertian : a. Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus-menerus yang didalamnya telah mengandung unsur- unsur kekuatan sendiri untuk investasi baru. b. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita. c. Kenaikan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang. d. Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya.

3. Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan Kamaluddin, 1992. Inti dari pelaksanaan otonomi daerah adalah upaya memaksimalkan hasil yang akan dicapai sekaligus menghindari kerumitan dan hal-hal yang menghambat pelaksanaan otonomi daerah. Dengan demikian tuntutan masyarakat dapat diwujudkan secara nyata dengan penerapan otonomi daerah luas dan kelangsungan pelayanan umum tidak diabaikan serta memelihara kesinambungan fiskal secara nasional. Melalui otonomi daerah diharapkan daerah akan lebih mandiri dalam menentukan seluruh kegiatannya dan pemerintah pusat diharapkan tidak terlalu aktif mengatur daerah. Pemerintah daerah diharapkan mampu memainkan peranannya dalam membuka peluang memajukan daerah dengan melakukan identifikasi potensi sumber-sumber pendapatannya dan mampu menetapkan belanja daerah secara ekonomi yang wajar, efisien, dan efektif termasuk kemampuan perangkat daerah dalam meningkatkan kinerja, mempertanggungjawabkan kepada pemerintah atasannya maupun kepada publik masyarakat Widjaja, 2004. Diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti UU No. 22 Tahun 1999, dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Dengan otonomi seluas-luasnya yang diberikan kepada daerah, diharapkan daerah mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan serta potensi keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia Anonim, 2004. Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah adalah meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung tiga misi utama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yaitu : Mardiasmo, 2002. a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. b. Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah. c. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat publik untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.

4. Perencanaan Pembangunan Daerah