Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan Pertanian

5. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah

Pengertian perencanaan ekonomi adalah usaha secara sadar dari suatu pusat organisasi untuk mempengaruhi, mengarahkan serta dalam beberapa hal bahkan mengendalikan perubahan variabel-variabel ekonomi yang utama misal GDP, konsumsi, investasi, tabungan, dll dari suatu negara atau wilayah tertentu selama periode tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya Arsyad, 1992. Pembangunan ekonomi daerah adalah proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok pembangunan ekonomi daerah adalah pada penekanan terhadap kebijakan- kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan endogenous development dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik secara lokal daerah. Orientasi ini mengarahkan kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah dapat dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya- sumberdaya publik yang tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumber daya-sumber daya swasta secara bertanggung jawab. Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah suatu daerah dilihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang berinteraksi satu sama lain. Pentingnya campur tangan pemerintah, terutama dalam pembangunan daerah serta menjaga agar pembangunan dan hasil-hasilnya dapat dinikmati di berbagai daerah yang ada Arsyad, 1999.

6. Pembangunan Pertanian

Menurut Todaro 2000, suatu strategi ekonomi yang berlandaskan pada prioritas pertanian dan ketenagakerjaan paling tidak memerlukan tiga unsur pelengkap dasar, yakni : a. Percepatan, pertumbuhan output melalui serangkaian penyesuaian teknologi, institusional dan insentif harga yang khusus dirancang untuk meningkatkan produktivitas petani kecil b. Peningkatan permintaan domestik terhadap output pertanian yang didasarkan pada strategi pembangunan perkotaan yang berorientasikan pada upaya pembinaan ketenagakerjaan c. Diversifikasi kegiatan pembangunan pedesaan padat karya non pertanian yang secara langsung dan tidak langsung akan menunjang dan ditunjang oleh masyarakat pertanian. Ada tiga visi pemerintah dalam pembangunan pertanian 2005-2009 untuk menuju Indonesia sebagai negara agragris seutuhnya. Pertama adalah terwujudnya pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan, kedua peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian dan ketiga peningkatan kesejahteraan petani Anonim, 2007. Menurut Soekartawi 2001, agar sasaran pembangunan pertanian yang dimaksudkan untuk tetap mampu mempunyai kontribusi yang nyata dalam perekonomian Indonesia dapat dicapai, maka upaya-upaya yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut : a. Tetap memperhatikan prinsip keunggulan komparatif b. Terus meningkatkan keterampilan masyarakat setempat yang memadai dalam memantapkan jenis industri pengolahan hasil pertanian yang telah dikenal c. Terus meningkatkan bahan baku yang berkesinambungan, dan d. Terus menyediakan fasilitas kredit dan fasilitas pelayanan yang memadai. Menurut Cahyono 1983, dalam pembangunan pertanian terdapat tiga komponen dasar yang harus dibina yaitu petani, komoditi, hasil pertanian dan wilayah pembangunan dimana kegiatan pertanian berlangsung. Pembinaan terhadap petani diarahkan sehingga menghasilkan peningkatan pendapatan petani. Pengembangan komoditi hasil pertanian diarahkan benar-benar berfungsi sebagai sektor yang menghasilkan bahan pangan, bahan ekspor dan bahan baku bagi industri. Pembinaan terhadap wilayah pertanian ditujukan agar dapat menunjang pembangunan wilayah seutuhnya dan tidak terjadi ketimpangan antar wilayah. Upaya pembangunan pertanian ke depan yang sesuai dengan pengembangan wilayah dan otonomi daerah, diantaranya melalui agrobisnis dalam artian dengan melakukan kajian pengembangan wilayah komoditas pertanian unggulan sehingga memberikan kontribusi yang jelas bagi daerah maupun bagi pelaku kegiatannya itu sendiri, disamping tetap membenahi kegiatan agroindustri yang lebih berpihak pada sektor pertanian dan peningkatan kegiatan usaha yang berskala kecil dan menengah serta lebih menekankan pada kegiatan yang berbasis pada sektor pertanian Anugrah dan Deddy, 2003.

7. Peran Pertanian dalam Pembangunan