2×2.5 meter. Persiapan lain adalah dengan pemberian pakan berupa hijauan pada pagi dan sore hari. Pada siang hari kerbau sesekali dikeluarkan dari kandang untuk
mencari rumput sendiri dan berkubang di lumpur sekitar URR. Pemberian minum dilakukan ad libitum. Obat cacing Albendzol dan vitamin B kompleks juga
diberikan sebelum penelitian untuk menjaga kondisi kerbau supaya dapat optimal.
3.5. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel darah dilakukan setiap dua hari sekali selama 10 minggu. Pengambilan darah dilakukan setiap pagi hari melalui Vena jugularis
menggunakan spuit 10 ml dan jarum 18 G. Darah diambil sebanyak kurang lebih 2 ml kemudian langsung dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung yang
digunakan terlebih dahulu diberi label dengan keterangan tanggal pengambilan dan keterangan kerbau. Tabung tersebut juga telah dilapis antikoagulan EDTA.
Tabung yang telah diisi dengan darah kemudian langsung ditutup menggunakan sumbat penutup tabung. Proses homogenisasi antara darah dengan antikoagulan
yang ada di dinding tabung segera dilakukan dengan cara membuat gerakan angka delapan. Sampel darah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ice box yang
didalamnya terdapat ice pack. Sampel darah kemudian dibawa ke laboratorium fisiologi untuk dilakukan pemeriksaan darah.
3.6. Pemeriksaan Sel Darah Merah, Hemoglobin, dan Hematokrit
Pemeriksan darah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini adalah jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit.
Perhitungan jumlah sel darah merah dilakukan secara manual dengan menggunakan hemositometer. Darah diambil dengan menggunakan pipet
pengencer RBC yang bersih dan telah disambungkan dengan aspirator sampai batas tera 0,5. Setelah itu, ujung pipet pengencer RBC dicelupkan ke dalam
larutan pengencer hayem dan larutan hayem diambil sampai batas tera 101. Aspirator kemudian dilepas dari pipet pengencer RBC dan pangkal pipet ditutup
dengan ibu jari dan bagian ujungnya ditutup dengan jari tengah. Antara darah dan larutan pengencer hayem dihomogenkan dengan melakukan gerakan angka
delapan mendatar. Setelah larutan homogen, cairan tersebut dibuang 3 sampai 5
tetes untuk mendapatkan bagian yang benar-benar homogen. Hasil pengenceran kemudian diisikan ke dalam kamar hitung yang telah ditutupi cover glass dengan
cara menyentuhkan ujung pipet pengencer pada permukaan kamar hitung. Kamar hitung kemudian didiamkan beberapa menit agar darah mengendap sempurna.
Kamar hitung yang telah terisi dilihat dengan mikroskop mula-mula dengan perbesaran 10×10 kali untuk melihat apakah penyebaran darah telah merata.
Setelah penyebaran darah merata, perhitungan jumlah sel darah merah dapat dilakukan dengan menghitung jumlah butir darah merah di dalam lima kotak yang
terletak di daerah sentral yaitu pada pojok kanan atas dan bawah, pokok kiri atas dan bawah, serta satu kotak yang tepat berada di tengah dengan menggunakan
perbesaran 10×40 kali. Hasil perhitungan akhir yaitu Jumlah sel darah merah dari perhitungan lima kotak tersebut dikalikan dengan 10.000 per mm
3
Theml et al. 2004. Kotak untuk menghitung jumlah sel darah merah pada kamar hitung
hemositometer dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Hemositometer Neubauer
Ket: Kotak eritrosit lima kotak tengah; 1, 2, 3, 4, 5, Kotak leukosit empat kotak pinggir; A, B, C, D Haen 1995.
Pengukuran kadar
hemoglobin dilakukan
menggunakan alat
spektrofotometer Theml et al. 2004. Metode ini dilakukan dengan menambahkan reagen untuk mengukur hemoglobin sebanyak 2,5 ml ke dalam
tabung kemudian ditambahkan sampel darah yang akan dianalisis sebanya k 10 µℓ.
Campuran larutan tersebut kemudian dihomogenkan dengan vortex sampai tercampur rata. Setelah itu dibaca kadar hemoglobinnya menggunakan alat
spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm. Perhitungan Kadar
Hemoglobin gr= Absorban x 36,8 gr Hb100ml.
Pembacaan nilai hematokrit atau PCV dilakukan menggunakan International Micro Capillary Reader. Tabung mikro kapiler yang digunakan
adalah tabung mikro dengan panjang 7 cm dan diameter 0,1 mm. Darah dimasukkan dalam tabung mikro kapiler dengan cara menempelkan bagian
ujungnya pada sampel darah dengan posisi mendatar atau sedikit ke bawah. Bagian tabung mikro kapiler diisi darah hingga 70 sampai 90 dari panjang
tabung mikro kapiler. Tabung mikro kapiler kemudian dipegang secara horizontal untuk mencegah darah menetes keluar. Setelah itu, bagian ujung tabung mikro
kapiler disumbat dengan penyumbat agar darah tidak keluar. Tabung mikro kapiler kemudian disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 10.000 rpm
dengan bagian yang tak tersumbat mengarah ke pusat sentrifuse. Hasil sentrifugasi akan terlihat tiga lapisan yang terbentuk yaitu sel darah merah dibagian dasar
yang memadat, lapisan tipis seperti pita putih yang merupakan buffycoat yang tersusun atas leukosit dan trombosit, dan lapisan paling atas berwarna bening
merupakan plasma yang terpisah dari benda-benda darah. Tabung mikro kapiler yang telah disentrifugasi kemudian dibaca dengan menggunakan alat international
micro capillary reader Theml et al. 2004.
3.7. Perhitungan Indeks Eritrosit