tersebut  untuk  kerbau  sungai  yang  berumur  antara  dua  sampai  empat  tahun digambarkan dalam Tabel 1 di bawah ini.
Tabel  1    Kisaran  nilai  normal  beberapa  variabel  darah  pada  kerbau  sungai berumur dua sampai empat tahun
No Parameter
Nilai Normal 1
Jumlah sel darah merah 7.8±0.38 x 10
6
ml 2
Hemoglobin 12.10±1.36 gr
3 Nilai Hematokrit
39.80±3.79 4
MCV 51.02±3.82 fl
5 MCH
30.4±3.06 pg 6
MCHC 15.51±2.80 grdl
Sumber: Wills  2010.
2.3. Sel Darah Merah
Sel  darah  merah  pada  mamalia  tidak  memiliki  inti  dan  organel  sehingga sel  darah  merah  tidak  mampu  untuk  mensintesis  protein.  Sel  darah  merah
berbentuk  lempengan  bikonkaf  dan  tersusun  atas  61  air,  32  protein  yang sebagian besar terdiri atas hemoglobin, 7 karbohidrat, dan 0,4 lipid Olver  et
al.  2010.  Sel  darah  merah  berfungsi  dalam  mengangkut  hemoglobin  sehingga kebutuhan  jaringan  akan  oksigen  dapat  terpenuhi,  sel  darah  merah  juga
mengandung  banyak  karbonik  anhidrase  yang  bertugas  dalam  mengkatalisis reaksi  antara  karbon  dioksida  dan  air,  dan  hemoglobin  juga  sebagai  dapar  asam
basa Guyton and Hall 2006. Kecepatan pembentukan sel dalam darah diatur oleh konsentrasi sel darah
merah dan dipengaruhi oleh kemampun fungsional sel untuk mengangkut oksigen ke  jaringan  sesuai  dengan  kebutuhan  jaringan  tersebut.  Pembentukan  sel  darah
merah  sangat  dipengaruhi  oleh  eritropoietin  yang  diproduksi  dalam  ginjal. Eritropoeitin akan merangsang produksi eritrosit sebagai respon terhadap hipoksia
pada  jaringan  tubuh.  Eritrosit  dibentuk  mula-mula  berasal  dari  proeritroblas kemudian  terbentuk  basofil  eritroblas,  dilanjutkan  polikromatofil  eritroblas,
ortokromatik  eritroblas,  dan  kemudian  berkembang  menjadi  retikulosit  sampai terbentuk  eritrosit  Guyton  and  Hall  2006.  Eritrosit  dan  retikulosit  ini  yang
kemudian  bersirkulasi  di  dalam  pembuluh  darah.  Pada  keadaan  normal,  jumlah
retikulosit  yang  bersirkulasi  dalam  pembuluh  darah  jumlahnya  sangat  sedikit. Secara  normal,  jumlah  retikulosit  yang  biasa  ditemukan  bersirkulasi  di  dalam
pembuluh darah berjumlah 0,5 sampai 1,5 dari jumlah sel darah merah Sloane 2004.  Tingginya  retikulosit  yang  dilepaskan  oleh  sumsum  tulang  yang
bersirkulasi  di  dalam  pembuluh  darah  mengindikasikan  suatu  keadaan  anemia, dimana  jumlah  sel  darah  merah  dewasa  yang  bersirkulasi  di  dalam  pembuluh
darah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Sel  darah  merah  yang  bersirkulasi  di  dalam  tubuh  dipengaruhi  oleh
beberapa  faktor,    diantaranya  perubahan  volume  plasma,  laju  destruksi  eritrosit, kontraksi  limpa,  sekresi  eritropoietin,  laju  produksi  sumsum  tulang,  oksigen
jaringan,  serta  hormon  dari  kelenjar  adrenal,  tiroid,  ovarium,  testis,  dan  hipofise anterior Guyton and Hall 2006. Kondisi terjadinya penurunan  jumlah sel darah
merah  dari  jumlah  normalnya  yang  bersirkulasi  di  dalam  darah  disebut  anemia. Anemia  merupakan  gejala  klinis  yang  muncul  sebagai  respon  sekunder  terhadap
adanya  penyakit.  Rendahnya  jumlah  sel  darah  merah  yang  bersirkulasi  bisa disebabkan  oleh  keluarnya  darah  dari  pembuluh  darah  yang  ditandai  dengan
berkurangnya  volume  darah,  adanya  infeksi  parasit,  dan  penurunan  produksi  sel darah merah.
Gambar 2  Bentuk sel darah merah manusia Sunariah 2008.
2.4. Hemoglobin