Melastoma affine L. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mekanisme Toleransi Terhadap Aluminium Al

2000. Seringkali beberapa tipe MT ditemui pada tanaman yang sama dan memiliki kesamaan kinerja seperti yang ditemui pada Arabidopsis, dimana Hernandez et al. 1998 menemukan bahwa terdapat overlapping antara MT1 dan MT2 dalam pola ekspresinya. Pada arabidopsis, MT ditemukan terekspresi walaupun tidak ada cekaman Cu. Saat tidak ada cekaman, MT1 terekspresi pada jaringan trikoma dan vaskular daun, akar, bunga, dan benih. Sedangkan saat dikenai cekaman Cu, MT1 diekspresikan pada jaringan mesofil daun dan tunas. MT2 ditemukan pada trikoma Arabidopsis, baik yang dikenai cekaman maupun yang tidak dikenai cekaman Cu. Kemampuan MT untuk melakukan kompartemensasi Cd pada vakuola ditunjukkan oleh hasil penelitian Vogeli-Lange 1990. Pada vakuola daun tembakau Nicotiana rustica, Cd terikat pada protein yang memiliki gugus γ- Glu-Cys 3 Gly dan γ-Glu-Cys 4 Gly, yang kemudian dikenali sebagai MT tipe 3. Selain berfungsi untuk detoksifikasi logam berat, berbagai fungsi seluler MT adalah untuk pengaturan homeostasis logam esensial, perlindungan terhadap radiasi dan kerusakan oksidatif, dan kontrol seluler dalam poliferasi dan apoptosis Klaassen 1998.

2.3 Melastoma affine L.

M. affine L. merupakan salah satu spesies dari famili Melastomataceae yang mampu mengakumulasi Al Jansen et al. 2002, setelah Rubiaceae Jansen et al . 2003. Menurut Li et al 2000, M. affine L. dapat hidup pada tanah dengan pH dibawah 4 dan mampu mengakumulasi Al sebanyak 9099 – 12810 mgkg daun dan 3499 – 3633 mgkg akar. Tanaman diklasifikasikan sebagai akumulator bila mengakumulasi Al sedikitnya 1000 mgkg daun Jansen et al. 2002. Penelitian Watanabe et al 2001 menunjukkan bahwa selain tahan terhadap cekaman Al, pertumbuhan melastoma juga dipacu oleh Al pada konsentrasi yang rendah. Penelitian oleh Muhaemin 2008 menunjukkan bahwa perlakuan 3,2 mM Al pada pH 4 pada M. affine L. mempunyai pengaruh positif yang ditandai dengan pertambahan pertumbuhan akar sebesar 70,41 setelah 6 minggu perlakuan dan tidak ditemui kerusakan jaringan pada ujung akar. Cekaman Al pada tanaman toleran akan menginduksi sejumlah gen untuk menghindari pengaruh ion Al. Pada melastoma, gen-gen ini diduga tidak hanya berperan dalam mendetoksifikasi Al, tetapi juga menginduksi hormon pertumbuhan. Watanabe dan Osaki 2003 menyatakan bahwa Al mampu menembus jaringan endodermis dan masuk ke dalam pembuluh xilem dan ditimbun di dalam daun. Penelitian Mutiasari 2008 menunjukkan adanya akumulasi Al sebesar 8,81 mggr daun tua tanaman M. affine L. yang diberi cekaman 3,2 mM Al pada pH 4 selama 2 bulan. Akumulasi Al tersebut dapat ditemui pada jaringan mesofil daun Mutiasari 2008. Penelitian lain yang dilakukan oleh Watanabe dan Osaki 2002 menyatakan bahwa akumulasi Al terjadi terutama pada bagian vakuola daun. Selain itu juga terjadi akumulasi pada jaringan periderm sampai xilem pada akar dan pada jaringan korteks, xilem sekunder dan empulur batang Mutiasari 2008. Didalam jaringan melastoma, Al ditemukan dalam bentuk Al monomerik, Al- oksalat, Al-oksalat 2 , dan Al-oksalat 3 Watanabe et al. 1998. Karena kemampuan Melastoma untuk mengakumulasi Al dalam jumlah yang tinggi, maka melastoma dapat dijadikan sebagai tanaman model bagi ketahanan Al terutama bagi tanaman dikotil.

2.4 Real Time Polimerase Chain Reaction Real Time PCR