2.4. Time Series
Time series adalah suatu himpunan pengamatan yang dibangun secara berurutan dalam waktu. Waktu atau periode yang dibutuhkan untuk melakukan
suatu peramalan itu biasanya disebut lead time yang bervariasi pada tiap persoalan.
Berdasarkan himpunan pengamatan yang tersedia maka time series dikatakan kontinu jika himpunan pengamatan tersebut adalah kontinu dan
dikatakan diskrit bila himpunan pengamatan tersebut juga diskrit.
2.5. Penelitian Sebelumnya.
Edison 1971, melakukan penelitian mengenai permintaan atau konsumsi kopi di Indonesia, dia membedakan permintaan kopi biji dan permintaan bubuk
kopi. Sasaran penelitiannya adalah permintaan bubuk kopi secara Nasional dan regional. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 52,3 sampel dari 10
propinsi, tidak meminum kopi dengan alasan kesehatan dan tingkat kemurnian kopi yang dikonsumsi responden sangat bervariasi. Tidak terdapat konsumsi kopi
murni, dan selanjutnya dikatakan bahwa rata-rata kemurnian kopi yang dikonsumsi adalah 64 untuk daerah perkotaan dan 73 untuk daerah pedesaan
Ilyas, 1991. Venkatram dan Deodhar, 1999, melakukan penelitian mengenai
permintaan kopi di pasar domestik India. Konsumsi kopi diwilayah itu adalah 80 gr kapita tahun 1960- 1961 dan menurun menjadi 60 gr kapita tahun 1996-1997.
Sementara itu konsumsi teh sebagai barang substitusi kopi mengalami peningkatan dari 296 gr kapita menjadi 657 gr kapita untuk tahun 1997 – 1998.
Universitas Sumatera Utara
Adapun variabel yang diamati dalam penelitian tersebut adalah produksi kopi itu sendiri, harga kopi, pendapatan perkapita dan harga teh. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh kesimpulan bahwa harga kopi memiliki hubungan yang negatif terhadap permintaan kopi, pendapatan perkapita memiliki hubungan yang
positif terhadap permintaan kopi. Dan ternyata harga teh memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan kopi di wilayah itu artinya adanya peningkatan harga
disebabkan oleh jumlah permintaan yang semakin meningkat. Dan selanjutnya beliau mengatakan permintaan kopi in-elastis dalam jangka panjang dan memiliki
nilai in-elastisitas yang sangat tinggi dalam jangka pendek, tetapi elastisitas harga terhadap permintaan kopi adalah rendah.
Hutabarat 2004, melakukan penelitian mengenai Kondisi pasar dunia dan dampaknya terhadap kinerja industri perkopian Nasional. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa perkembangan industri dan ekonomi kopi nasional tidak terlepas dari prilaku dan perkembangan pasar kopi dunia. Berdasarkan penelitian
tersebut ditemukan bahwa elastisitas permintaan kopi terhadap pendapatan negara pengimpor Jepang, Jerman dan Belanda menunjukkan nilai positif dan sangat
elastis. Selanjutnya dikemukakan bahwa elastisitas permintaan pengimpor kopi terhadap perubahan nilai tukar US dolar bernilai positif untuk Jepang dan
Amerika, artinya jika rupiah semakin terkoreksi terdepresiasi terhadap US dollar, maka kopi Indonesia relatif lebih murah sehingga volume kopi yang di
impor oleh negara pengimpor akan meningkat. Dureval 2005, melakuan penelitian dengan maksud untuk mengevaluasi
keuntungan potensial dari pertumbuhan produksi kopi yang dilihat dari harga yang di inginkan oleh konsumen. Variabel yang diteliti adalah; harga kopi relatif,
Universitas Sumatera Utara
pendapatan masyarakat dan faktor lain yang mempengaruhi permintaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga kopi berhubungan negatif dengan
permintaan kopi itu sendiri sementara pendapatan masyarakat memiliki hubungan yang positif dengan permintaan kopi secara signifikan.
Deodhar dan Pandey 2006, melakukan penelitian untuk mengetahui keadaan tingkat persaingan dalam pasar domestik dalam konteks pasar kopi
instan. Beliau menyampaikan bahwa perdagangan bebas ternyata memberikan kontribusi dalam persaingan dipasar domestik yang memungkinkan terjadinya
persaingan sempurna perfect competition. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan perkapita masyarakat memiliki hubungan yang positif terhadap
permintaan kopi di pasaran dalam kondisi pasar persaingan sempurna, dan harga memiliki hubungan yang negatif terhadap pola konsumsi kopi instan diwilayah
dimana penelitian itu dilakukan. Wahyudian, dkk 2003, melakukan penelitian tentang Analisis faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumsi kopi di Jakarta. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa konsumen berusia muda 18-25 tahun berpeluang
mengkonsumsi kopi lebih besar daripada konsumen yang berusia 45 tahun. Peningkatan rasio anggota rumah tangga yang mengkonsumsi kopi terhadap total
rumah tangga sebagai pengaruh lingkungan konsumen semakin mendorong peluang seseorang untuk mengkonsumsi kopi. Penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa permintaan kopi masyarakat Jakarta mengalami peningkatan dengan tingkat perubahan yang sedang, hal ini disebabkan karena rata-rata konsumsi kopi
perkapita masyarakat Jakarta antara 0,75 – 1,13 kg kapita tahun, lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
daripada konsumsi masyarakat Indonesia secara umum yaitu sebesar 0,64 Kg kapita tahun.
2.6. Kerangka Pemikiran.