Hasil Estimasi dengan menggunakan OLS.

Tabel 7. Pendapatan Perkapita di Sumatera Utara tahun 1990 – 2010. Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 1990 pendapatan perkapita Sumatera Utara adalah sebesar Rp. 504.561 dan terus mengalami pertumbuhan yang sangat drastis untuk tiap tahunnya. Pada tahun 1999-2000 terjadi peningkatan pendapatan perkapita Sumatera Utara dari Rp.2.024.927 menjadi Rp. 6.006.103 atau tumbuh sebesar 196,6 dari tahun sebelumnya. Perhitungan pendapatan perkapita tahun 1991-1999 dengan menggunakan harga konstan 1993. Dan pada tahun 2000 Pendapatan perkapita Sumatera Utara adalah Rp. 6.006.103 mengalami peningkatan menjadi Rp. 9.138.734 pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 8,5 dari tahun sebelumnya, peningkatan ini terlihat sangat baik dan perhitungan pendapatan perkapita untuk tahun 2000-2005 adalah dengan menggunakan harga konstan 2000.

5.4. Pembahasan.

5.4.1 Hasil Estimasi dengan menggunakan OLS.

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan pada permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara Tahun 1990 – 2010, dengan variabel yang digunakan adalah variabel harga kopi arabika, harga kopi robusta, harga teh, harga gula dan pendapatan perkapita masyarakat Sumatera Utara, dimana hasil regresi yang diperoleh melalui penelitian ini dengan menggunakan Model Regresi Linier Berganda Multiple Linear Regression, adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5µ Keterangan : Y = Permintaan Komoditi Kopi Kg a = Konstanta intersep b1-b5 = Koefisien variabel regresi X1 = Harga Kopi Arabika RpKg X2 = Harga Kopi Robusta RpKg X3 = Harga Komoditi Teh RpKg X4 = Harga Gula Kg X5 = Pendapatan Perkapita Sumatera Utara RpTahun µ = Random error Setelah dproses dengan menggunakan software SPSS Stasistical Product and Service Solution maka berikut data yang didapat: Variabel Bebas Koefisien Regresi Standar Error T- hitung Signifikan Constant 1,946E7 393207,188 48,495 nyata X1 = Harga Kopi Arabika 26,304 32,440 0,811 tdk nyata X2 = Harga Kopi Robusta 32,996 57,198 0,577 tdk nyata X3 = Harga Teh 23,077 91,170 0,253 tdk nyata X4 = Harga Gula 242,864 117060 2,075 nyata X5 = Pendapatan Perkapita 0,545 0,066 8,231 nyata R-Square=0,977 F-Hitung=125,840 0,000 a F-Tabel= 2,90 T-Tabel=1,730 Keterangan : = tidak nyata pada taraf kepercayaan 95 = nyata pada taraf kepercayaan 95 Tabel 8. Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Komoditi Kopi di Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Y = 1,946E7 + 26,304X1 + 32,996X2 + 23,077X3 + 242,864X4 + 0,545X5 + µ 0, 811 0,577 0,253 0, 253 8,231 Berdasarkan nilai R-Squared � 2 sebesar 0,977 berarti variabel-variabel; harga kopi arabika, harga kopi robusta, harga teh, harga gula dan pendapatan perkapita masyarakat Sumatera Utara mampu menjelaskan variasi permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara sebesar 97,7 . Sedangkan sisanya sebesar 2,3 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi ini. Secara serempak pengaruh variable terikat permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variable bebas harga kopi arabika, harga kopi robusta, harga gula, harga teh dan pendapatan per kapita Sumatera Utara adalah nyata pada taraf 95. Hal ini dapat ditunjukkan dari Uji F, yaitu F-Hitung = 125,840 F-Tabel = 2,90 dan Nilai Signifikansi 0,000.Dari persyaratan untuk melihat apakah persamaan dilakukan uji F dengan criteria penilaian adalah jika F- Hitung F-Tabel adalah signifikan, dan didapat F-Hitung = 125,840dan F-Tabel = 2,9 Lampiran2, sehingga persaman yang digunakan adalah Linear. Secara Parsial, variabel harga kopi arabika tidak berpengaruh terhadap Permintaan komoditi Kopi di Sumatera Utara. Hal ini diakibatkan oleh nilai t – hitung harga kopi arabika yang lebih kecil dibandingkan t – tabel. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tolak H 1 dan terima H 0. Secara Parsial, variabel harga kopi arabika tidak berpengaruh terhadap Permintaan komoditi Kopi di Sumatera Utara. Hal ini diakibatkan oleh nilai t – hitung harga kopi arabika yang lebih kecil dibandingkan t – tabel. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tolak H 1 dan terima H 0. Secara Parsial, variabel harga kopi robusta tidak berpengaruh terhadap Permintaan komoditi Kopi di Sumatera Utara. Hal ini diakibatkan oleh nilai t – Universitas Sumatera Utara hitung harga kopi robusta yang lebih kecil dibandingkan t – tabel. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tolak H 1 dan terima H Secara Parsial, variabel harga teh tidak berpengaruh terhadap Permintaan komoditi Kopi di Sumatera Utara. Hal ini diakibatkan oleh nilai t – hitung harga teh yang lebih kecil dibandingkan t – tabel. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tolak H 1 dan terima H 0. Secara Parsial, variabel harga gula berpengaruh terhadap Permintaan Komoditi Kopi di Sumatera Utara. Pengaruh tersebut nyata pada taraf kepercayaan 95. Nilai koefisien variabel Harga Gula sebesar 242,864 menunjukkan jika harga gula naik sebesar Rp. 1,- per Kilogram maka akan meningkatkan Konsumsi gula Masyarakat kota Medan sebesar 242,864 kg. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tolak H dan terima H 1. Secara Parsial, variabel pendapatan perkapita Sumatera Utara berpengaruh terhadap Permintaan Komoditi Kopi di Sumatera Utara. Pengaruh tersebut nyata pada taraf kepercayaan 95. Nilai koefisien variabel pendapatanperkapita Sumatera Utara sebesar 0,545 menunjukkan jika harga gula naik sebesar Rp. 1,- per Kilogram maka akan meningkatkan Permintaan Komoditi Kopi di Sumatera Utara sebesar 0,545 kg. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tolak H dan terima H 1. Universitas Sumatera Utara 5.4.2. Hasil Asumsi Regresi Linear Berganda 5.4.2.1. Uji Linearitas