Perkembangan Permintaan Kopi di Sumatera Utara.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perkembangan Permintaan Kopi di Sumatera Utara.

Secara umum kopi merupakan komoditas perkebunan komersial di Indonesia yang sebagian besar produksinya di ekspor ke pasar dunia. Saat ini Indonesia merupakan negara produsen terbesar ketiga di dunia, yang menguasai pangsa pasar sebesar 7,9 dan sekaligus merupakan negara pengekspor kopi terbesar keempat yang menguasai pangsa ekspor dunia sebesar 6.6 Hutabarat, B, 2004. Perkembangan kopi Indonesia pada umumnya menunjukkan perbaikan baik dari sisi produksi maupun lahan areal tanamannya. Pengelola perkebunan kopi terbesar di Indonesia adalah perkebunan rakyat PR dengan luas yang mencapai 94,2 dari total areal tanam kemudian diikuti oleh perkebunan negara dan swasta. Provinsi Sumatera Utara, selain dikenal karena keindahan alam dan budayanya juga dikenal sebagai daerah penghasil kopi arabika dan robusta terbaik di dunia, seperti: kopi Sidikalang yang berasal dari dataran tinggi Dairi dan kopi Mandailing yang berasal dari Mandailing Natal. Adanya produksi kopi ini yang telah memberikan kontribusi penting pada perekonomian masyarakat dan daerah. Baik melalui perdagangan kopi secara langsung, produk olahan dan sektor jasa. Keadaan ini tentunya didukung oleh letak geografis, suhu dan curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhannya sehingga luas kebun kopi cenderung bertambah. Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara sebagai salah satu sentra produksi kopi di Indonesia, dengan luas tanaman tahun 1985 adalah 45.468 ha dengan produksi sebesar 16.084 ton, terus mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dan tahun 2005 luas tanaman kopi di Sumatera Utara menjadi 77.720 ha dengan produksi 54.857 ton BPS, 2006. Tanaman kopi di Sumatera Utara pada umumnya dikelola oleh rakyat dengan luas lahan rata-rata relatif kecil dengan alokasi faktor produksi yang terbatas dengan demikian sangat mempengaruhi kualitas produksi komoditi itu sendiri. Pertumbuhan produksi kopi di Sumatera Utara mencapai 14 untuk setiap tahunnya yang dibarengi dengan pertumbuhan luas lahan sebesar 4,1 pertahunnya. Sumatera Utara setiap tahunnya adalah untuk memenuhi permintaan kopi di Sumatera Utara yang terdiri atas kebutuhan ekspor dan kebutuhan akan permintaan pasar domestik untuk konsumsi rumah tangga. Berikut tabel permintaan kopi di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara No Tahun Permintaan kopi Kg Pertumbuhan 1 1990 20.150.000 - 2 1991 20.150.650 0,003 3 1992 20.565.000 2,06 4 1993 21.650.250 5,28 5 1994 21.780.020 0,60 6 1995 21.980.400 0,92 7 1996 22.565.250 2,66 8 1997 22.540.750 0,11 9 1998 23.450.310 4,04 10 1999 23.750.025 1,28 11 2000 24.015.250 1,12 12 2001 24.125.425 0,46 13 2002 24.250.450 0,52 14 2003 25.100.250 3,50 15 2004 25.150.625 0,20 16 2005 25.625.125 1,89 17 2006 26.208.577 2,28 18 2007 26.601.150 1,50 19 2008 27.203.016 2,26 20 2009 27.614.350 1,51 21 2010 28.135.332 1,89 Sumber : Badan Pusat Statistika, Sumatera Utara 2011 Tabel 4. Permintaan Komoditi Kopi di Sumatera Utara tahun 1990-2010 Pada tabel 4.1 tersebut diatas dapat dilihat bahwa secara umum permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara terus mengalami peningkatan. Dapat kita lihat bahwa pada tahun 1990 permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara adalah sebesar 20.150.000 Kg, dan terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 1998 menjadi 23.450.310 Kg. Pada tahun 1999 mengalami peningkatan menjadi 23.750.025 Kg atau tumbuh sebesar 1.28 dan barangkali peningkatan permintaan ini erat kaitannya dengan krisis monoter yang terjadi pada saat itu, sehingga permintaan komoditi kopi meningkat dipasaran. Kemudian pada tahun 2005 permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara meningkat menjadi 25.625.125 Kg tumbuh 1,89 sementara pada tahun 2006 Universitas Sumatera Utara permintaan kopi di Sumatera Utara konstan yaitu pada angka 26.208.577 Kg. Dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 26.601.150 Kg, dan pada tahun 2009 menjadi 27.614.350 Kg. Dan pada tahun 2010 permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara kembali mengalami peningkatan menjadi 28.135.332 Kg atau tumbuh sebesar 1,89 dari tahun sebelumnya.

5.2. Perkembangan Harga Kopi Domestik, Harga Teh dan Harga Gula