Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku

2.3.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku

Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut juga determinan perilaku, yang dapat dibedakan menjadi dua yakni : a. Determinan atau factor internal, yakni karakteristik individu yang bersangkutan yang bersifat bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dll. b. Determinan atau factor eksternal yakni lingkungan baik lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, politik. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Menurut Bloom 1908 dalam Notoatmodjo 2007 perilaku manusia dapat dibagi ke dalam 3 faktor yakni faktor kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan menurut WHO alasan seseorang berperilaku tertentu adalah karena pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap objek. Gambar 2.1 Determinan Perilaku Manusia Bloom 1908 Menurut Smet 1994 keyakinan awam tentang kesehatan dan kesakitan akan memengaruhi perilaku mencari bantuan. Kondisi kesakitan dan perilaku seseorang dalam mencari bantuan medis adalah sangat kompleks dan individual tetapi Pengalaman Keyakinan Fasilitas Sosial Budaya Pengetahuan Persepsi Sikap Keinginan Kehendak Motivasi Niat PERILAKU Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh kepercayaan, norma dan budaya yang ada di lingkungannya. Perilaku kesakitan, perilaku peran orang sakit dan perilaku pasien merupakan rangkaian perilaku berurutan seperti terlihat dalam gambar berikut : Gambar 2.2 Konsep Kesakitan dan Perilaku Mencari Bantuan Smet 1994 Salan 1988 dalam Smet 1994 dengan menggunakan model Foster Anderson, menyebutkan 5 tahap dalam proses menuju pemanfaatan medis yaitu: a. Keputusan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. b. Keputusan bahwa seorang sakit dan membutuhkan perawatan professional. c. Keputusan untuk mencari perawatan medis professional. d. Keputusan untuk mengalihkan pengawasan kepada dokter dan menerima serta mengikuti pengobatan yang ditetapkan. e. Keputusan untuk mengakhiri peran pasien. Sedangkan Sucham 1984 dalam Notoadmodjo 2007 mengungkapkan 5 tingkatan perilaku individu dalam mencari pertolongan yaitu: Illness Representation Defining oneself as ill cultural TREATMENT SEEKING Folk Heating Profesional Treatment ADHERENCE ILLNESS BEHAVIOR SICK ROLE BEHAVIOR PATIENT BEHAVIOR Lay Treatment Universitas Sumatera Utara a. Tingkat pengalaman gejala-gejala b. Tingkat asumsi peranan sakit c. Tingkat peranan berhubungan dengan pelayanan kesehatan d. Tingkat ketergantungan pasien e. Tingkat penyembuhan Selanjutnya Zola dalam Smet 1994 menguraikan tentang pertimbangan lain yang mendorong orang memutuskan pergi ke pelayanan medis, yakni adanya sejumlah faktor non fisiologis, seperti adanya perawatan medis, kemampuan pasien untuk membayar, serta kegagalan dan kesuksesan perawatan. Ciri-ciri demografis seperti jenis kelamin, ras, umur, status ekonomi dan pendidikan, juga menjadi variabel penting dalam perilaku mencari bantuan. Menurut Green dalam Notoadmodjo 2007 faktor keputusan pasien untuk tetap memanfaatkan jasa pelayanan medis yang ditawarkan rumah sakit tidak terlepas dari faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu. Adapun faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku dapat dibedakan dalam tiga jenis yaitu : a Faktor Predisposisi Predisposing factors Faktor ini merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan persepsi yang berkenaan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak. Universitas Sumatera Utara b Faktor Pemungkin Enabling factors Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk dalam faktor pemungkin adalah ketrampilan, sumber daya pribadi dan komunitas. Seperti tersedianya pelayanan kesehatan, keterjangkauan, kebijakan, peraturan dan perundangan. c Faktor Penguat Reinforcing factors Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu saja tergantung pada tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, penguat berasal dari perawat, dokter, pasien lain dan keluarga. Apakah penguat positif ataukah negatif bergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berkaitan, yang sebagian diantaranya lebih kuat daripada yang lain dalam mempengaruhi perilaku. Berdasarkan perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, pasien akan memutuskan menggunakan pelayanan kesehatan. Untuk menjelaskan tentang proses pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat atau pasien oleh Anderson 1974 dalam Notoadmodjo 2007 dikemukakan bahwa keputusan seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan tergantung pada: a Karakteristik Predisposisi Predisposing characteristic Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Karakteristik predisposisi dapat dibagi ke dalam 3 kelompok yakni: Universitas Sumatera Utara a. Ciri-ciri Demografi : umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota keluarga b. Struktur Sosial : jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras, agama, kesukuan. c. Kepercayaan Kesehatan : keyakinan, sikap, pengetahuan terhadap pelayanan kesehatan, dokter dan penyakitnya.