MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN USIA 5-6 TAHUN DI PAUD GLORIA KECAMATAN MEDAN SELAYANG TAHUN AJARAN 2015-2016.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN USIA 5-6 TAHUN

DI PAUD GLORIA KECAMATAN MEDAN SELAYANG TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

LISTAR SIAHAAN NIM.1123371038

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

LISTAR SIAHAAN NIM 1123371038 : MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN USIA 5-6 TAHUN DI PAUD GLORIA KECAMATAN MEDAN SELAYANG TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2016.

Masalah dalam penelitian ini yaitu kemampuan berbicara anak masih rendah karena kurangnya kesempatan anak usia 5-6 untuk bermain dan belajar aktif melalui metode bermain peran di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain peran.

Kemampuan berbicara anak adalah kemampuan anak untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain. Metode bermain peran merupakan jenis kegiatan bermain dan belajar aktif dimana anak memainkan peran dari tokoh yang dimainkannya untuk mengembangkan daya pikir dan melatih kemampuan anak dalam berbicara sesuai dengan tokoh diperankan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah anak usia 5-6 tahun (kelompok B) berjumlah 16 orang. Objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan bericara anak. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus persentase dan nilai rata-rata.

Hasil penelitian membuktikan adanya peningkatan kemampuan berbicara anak secara keseluruhan pada tiap siklusnya yaitu pada kondisi Pra Tindakan sebesar 52,78% (kurang), pada Siklus I meningkat menjadi 68,40% (cukup), dan pada Siklus II tercapai sebesar 85,76% (sangat baik) sehingga persentase kemampuan berbicara anak melalui metode

bermain peran sudah melebihi tingkat keberhasilan yang ditetapkan yaitu ≥85%. Disimpulkan bahwa metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul : “Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran Usia 5-6 Tahun Di Paud Gloria. Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015-2016”.

Disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun tata bahasanya. Oleh sebab itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan penyempurnaannya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian. Terima Kasih.

Medan, Maret 2016 Penulis

LISTAR SIAHAAN NIM : 1123371038


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kerangka Teori ... 9

2.1.1 Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun ... 9

2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Berbicara ... 9

2.1.1.2 Perkembangan Kemampuan Berbicara Anak . ... 9

2.1.1.3 Aspek Pengukuran Kemampuan Berbicara Anak. ... 10


(8)

2.1.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan

Berbicara Anak. ... 12

2.1.2 Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun Yang Mampu Berbicara 14 2.1.3 Metode Bermain Peran ... 15

2.1.3.1 Pengertian Metode Bermain Peran ... 15

2.1.3.2 Jenis-jenis Metode Bermain Peran ... 16

2.1.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran ... 19

2.1.4 Langkah-langkah Metode Bermain Peran ... 21

2.1.5 Manfaat Metode Bermain Peran Untuk Berbicara ... 22

2.2Kerangka Berpikir ... 23

2.3Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 25

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 26

3.4 Desain Penelitian ... 26

3.5 Prosedur Penelitian ... 28

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.7 Teknik Analisis Data ... 35

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

3.9 Tabel Jadwal Penelitian ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 39


(9)

4.1.2 Siklus I ... 40 4.1.1 Siklus II ... 54 4.2 Pembahasan ... 64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 70 5.2 Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA ... 72


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Lembar Observasi Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6... 33

3.2 Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Kegiatan Bermain Peran 33 3.3 Kriteria Penilaian ... 36

3.4 Jadwal Waktu Penelitian... 37

4.1 Kemampuan Berbicara Anak pada Tahap Pra Tindakan ... 38

4.2 Kemampuan Berbicara Anak pada Pertemuan-1 Siklus I ... 42

4.3 Kemampuan Berbicara Anak pada Pertemuan-2 Siklus I ... 46

4.4 Data Kumulatif Kemampuan Berbicara Anak Siklus I ... 48

4.5 Perbandingan Pra Tindakan dan Siklus I ... 49

4.6 Kemampuan Berbicara Anak pada Pertemuan-1 Siklus II ... 54

4.7 Kemampuan Berbicara Anak pada Pertemuan-2 Siklus II ... 57

4.8 Data Kumulatif Kemampuan Berbicara Anak Siklus II ... 59


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc.Taggart .. 21 4.1 Grafik Perbandingan Kemampuan Berbicara Anak pada Pra

Tindakan dan Siklus I ... 50 4.2 Grafik Perbandingan Kemampuan Berbicara Anak pada Pra

Tindakan, Siklus I dan Siklus II ... 62


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Nama Anak Usia 5-6 Tahun PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016.

Lampiran 2 : Lembar Observasi Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016

Lampiran 3 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Kegiatan Bermain Peran. Lampiran 4 : Daftar Absensi Anak

Lampiran 5 : Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Lampiran 6 : Hasil Observasi Kegiatan Guru Dalam Kegiatan Bermain Peran. Lampiran 7 : Foto Dokumentasi Kegiatan Bermain Peran

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari FIP UNIMED Medan


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuh-kembang merupakan proses yang berkelanjutan dan bergantung satu sama lain. Pertumbuhan sendiri berhubungan dengan perubahan yang terjadi pada fisik seorang individu, sedangkan perkembangan berhubungan dengan perubahan yang terjadi pada psikis seorang individu. Proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi dengan pesat pada masa usia dini. Berdasarkan hasil penelitian Direktorat PAUD tahun 2004 (Mutiah, 2010:3), diketahui bahwa sebanyak kurang-lebih 50% kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika ia berusia 4 tahun, kemudian terjadi peningkatan sebesar 30% berikutnya ketika berusia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.

Hal tersebut disebabkan karena anak usia dini berada pada masa keemasan yang merupakan masa yang paling berharga dan masa yang hanya terjadi satu kali seumur hidup pada setiap individu. Masa keemasan merupakan masa yang tepat bagi anak untuk mengenal berbagai macam pengetahuan yang terdapat di lingkungannya karena otak berkembang cepat pada masa keemasan. Sejalan dengan hal tersebut di atas, mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini amat penting.

Pendidikan Anak Usia Dini (early childhood education) merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang secara khusus memperhatikan, menelaah, dan


(14)

mengembangkan berbagai interaksi edukatif antara anak usia dini dengan pendidik untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan potensi anak secara optimal (Wiyani dan Banawi, 2012:46). Dengan kata lain seorang pendidik/guru PAUD berperan penting untuk mengembangkan potensi anak dengan menerapkan prinsip belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar agar anak menjadi aktif, senang dan tertarik. Selain itu, guru juga lebih banyak memberikan fasilitas, mengelola berbagai sumber, mengkondisikan kelas agar anak mau dan mampu belajar serta menata lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan, dan tersedianya tempat bermain bagi anak.

Kegiatan pembelajaran yang membuat anak menjadi aktif, senang dan tertarik akan mendukung upaya pencapaian Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini sebagaimana ditetapkan dalam Permendikbud No.137 Tahun 2014 yang mencakup 6 (enam) lingkup perkembangan anak yaitu : (1) Nilai Agama dan Moral, (2) Fisik-motorik, (3) Kognitif, (4) Bahasa, dan (5) Sosial-emosional dan (6) Seni.

Salah satu lingkup perkembangan yang perlu ditingkatkan pada anak usia dini yaitu lingkup perkembangan bahasa yang memerlukan beberapa kemampuan yaitu berbicara, menyimak, membaca, menulis, dan menggunakan bahasa isyarat. Kemampuan berbicara merupakan hal yang paling kodrati dilakukan oleh semua orang, termasuk anak-anak. Kemampuan berbicara selalu dibutuhkan setiap hari mulai kita bangun tidur hingga akan tidur kembali sebagai sarana untuk berkomunikasi. Oleh karena itu kemampuan berbicara perlu dikuasai oleh anak usia dini sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.


(15)

Kemampuan berbicara merupakan suatu proses untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Loban, Hunt, dan Cazda yang dikutip oleh Ellies (Mustakim, 2005:129) mengemukakan tentang karakteristik berbicara anak usia 5-6 tahun antara lain : suka berbicara dan umumnya berbicara kepada seseorang, tertarik menggunakan kata-kata baru dan luas, banyak bertanya, tata bahasa akurat dan beralasan, menggunakan bahasa yang sesuai, dapat mendefinisikan dengan bahasa yang sederhana, menggunakan bahasa dengan agresi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sangat aktif berbicara.

Lebih lanjut dijelaskan dalam Permendikbud No.137 Tahun 2014 bahwa standar perkembangan bahasa pada anak usia 5-6 tahun dalam aspek mengungkapkan bahasa atau berbicara diantaranya meliputi : kemampuan menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predkat-keterangan/SPK), dan memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain.

Fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan kemampuan berbicara anak usia dini sungguh berbeda dengan karaktertisik sebagaimana dipersyaratkan dalam standar pendidikan anak usia dini. Hal ini dikarenakan kemampuan berbicara pada anak usia dini kurang mendapat perhatian dalam proses belajar mengajar. Kebanyakan pengajar lebih memfokuskan pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung) sebagaimana yang biasanya dituntut oleh orang tua murid. Akibatnya perbendaharaan kata anak masih terbatas, dan anak kurang


(16)

mampu mengungkapkan gagasan atau ide ketika menjawab pertanyaan guru. Tidak jarang, anak juga merasa belum paham dengan apa yang dibicarakannya, serta berbicara tanpa disertai mimik muka yang tepat.

Berdasarkan data dari Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (BPPAUDNI) Regional I Sumatera Utara tahun 2014, terdapat 8,897, jumlah lembaga PAUD di Sumatera Utara dengan jumlah KB 5,093, SPS 1,389, TK 2,248, TPA 166. Dengan jumlah peserta didik pada lembaga PAUD di Sumatera Utara adalah 248,137 anak didik. Dari jumlah tersebut terdapat 12.406 anak didik atau 20% anak didik PAUD di Sumatera Utara mengalami masalah dalam perkembangan bahasa.

PAUD Gloria adalah salah satu dari 23 lembaga PAUD yang ada di Kecamatan Medan Selayang. Saat ini penyelenggaraan pembelajaran di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang masih memiliki kendala yaitu rendahnya kemampuan berbicara anak kelompok B (usia 5-6 tahun). Hal ini diketahui dari data hasil pra tindakan di mana dari keseluruhan jumlah anak sebanyak 16 orang, ternyata hanya ada sekitar 7 anak (43,75%) yang kemampuan berbicaranya dapat dikategorikan sudah berkembang dengan baik, sementaranya 9 anak lainnya (56,25%) masih mengalami masalah dalam perkembangan kemampuan berbicara. Anak dengan kemampuan berbicara yang masih rendah ini dapat dilihat saat anak diminta menerangkan sesuatu atau pun menceritakan pengamalannya sendiri, anak terlihat kurang berani dan tidak mampu mengekspresikan pikiran dan pengalaman yang dialami anak kepada guru atau saat anak di depan kelas dan di depan teman-temannya. Bahkan masih ada anak yang hanya cenderung mendengar dan pasif, jika ingin membuat anak berbicara guru harus memancingnya dengan


(17)

menanyakan sesuatu kepada siswa. Dalam proses pembelajaran lebih sering menggunakan metode bercakap-cakap, metode tanya jawab, serta metode bercerita, sementara metode bermain peran kurang diperhatikan dan jarang dilakukan itupun dengan tema yang kurang menarik. Kondisi demikian apabila terus dibiarkan akan berdampak buruk pada perkembangan kemampuan berbicara anak. Padahal metode bermain peran sangat tepat diterapkan untuk kemampuan berbicara pada anak usia 5-6 tahun.

Metode bermain peran terutama merupakan salah satu bentuk bermain aktif yang menyenangkan dan menarik bagi anak. Bermain aktif artinya anak terlibat secara langsung ketika bermain peran sehingga pembelajaran yang berlangsung akan menyenangkan dan tidak membosankan. Peran yang ditampilkan dengan menarik akan mendapatkan perhatian dari anak, sehingga anak dapat terfokus pada pembelajaran. Dengan kata lain kegiatan bermain peran adalah satu satu metode untuk merangsang minat dan melatih kemampuan berbicara anak.

Pentingnya penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini telah dibuktikan dari hasil penelitian Pane (2013). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Populasinya adalah seluruh anak PAUD di Kota Medan sebanyak . Penarikan sampel ditentukan dengan teknik cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 60 anak yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 30 orang. Dari hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa anak yang distimulasi atau dilatih bermain peran ternyata memiliki kemampuan berbicara yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak mendapat stimulasi atau latihan bermain peran.


(18)

Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran Usia 5-6 Tahun di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan berkaitan dengan pembelajaran bahasa di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang yaitu :

1. Sebagian besar anak kurang berani dan tidak mampu mengekspresikan pikiran dan pengalamannya di depan guru dan di depan teman-temannya.

2. Masih ada anak yang cenderung diam dan kurang komunikasi kepada teman atau pun gurunya.

3. Metode bermain peran kurang diperhatikan dan jarang dilakukan sebagai salah satu kegiatan bermain dan belajar aktif untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis memfokuskan pada masalah kemampuan berbicara anak yang masih rendah karena kurangnya kesempatan anak untuk bermain dan belajar aktif melalui metode bermain peran. Agar penelitian ini tidak menjadi meluas, maka metode bermain peran dalam penelitian ini penulis batasi pada jenis metode bermain peran makro.


(19)

1.4 Rumusan Masalah

Dengan ditetapkannya batasan masalah tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016 ?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain peran di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :

1.6.1 Manfaat teoritis :

Memberi sumbangan ilmiah di bidang ilmu pendidikan anak usia dini tentang peningkatan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun dalam pembelajaran bahasa.

1.6.2 Manfaat praktis : a. Bagi guru

Menambah wawasan guru dalam menerapkan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun.

b. Bagi siswa


(20)

berkomunikasi sekaligus menambah perbendaharaan kata melalui metode pemberlajaran bermain peran.

c. Bagi sekolah

Memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas anak didik terutama dalam pengembangan kemampuan anak untuk berbahasa dengan baik dan benar.

d. Bagi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS).

Memberikan sumbangan pemikiran dan inspirasi untuk meningkatkan kualitas program pembelajaran pendidikan luar sekolah bagi pengembangan profesi guru.


(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata kemampuan berbicara anak melalui metode bermain peran mengalami peningkatan sebesar 15,62% yaitu dari 52,78% pada tahap Pra Tindakan menjadi 68,40% pada Siklus I, namun hasil ini belum memenuhi target keberhasilan yang ditetapkan peneliti yaitu ≥85%.

2. Masalah yang ditemui pada Siklus I antara lain : beberapa anak masih merasa malu dan takut ditertawai oleh temannya, anak kurang menyenangi tokoh yang diperankannya, suasana kelas belum tertib, bimbingan dan motivasi kepada anak yang masih mengalami hambatan/kendala belum maksimal. 3. Pada Siklus II dilakukan upaya perbaikan dengan cara membujuk anak agar

tidak malu dan takut bermain peran, memilih jenis bermain peran yang lebih menarik dan yang disukai oleh anak-anak, mengkondusifkan suasana kelas serta memaksimalkan bimbingan dan motivasi kepada anak yang masih mengalami hambatan/kendala saat bermain peran.

4. Pada Siklus II, nilai rata-rata kemampuan berbicara anak ternyata meningkat secara signifikan dari Siklus I yaitu 68,40% menjadi 85,76%%. Hasil ini sudah memuaskan peneliti karena telah melampaui target yang ditetapkan yaitu ≥85%.


(22)

5. Keberhasilan ini membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini dapat diterima. Artinya metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016.

6. Metode pembelajaran melalui kegiatan bermain peran selain bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berbicara anak, juga memberi manfaat lain yaitu meningkatkan kemampuan anak dalam bersosialisasi, meningkatkan kemampuan anak dalam menganalisis permasalahan dan menumbuhkan sikap kepercayaan diri tinggi pada anak.

5.2Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, peneliti mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi guru PAUD hendaknya menerapkan metode bermain peran ini secara konsisten agar kemampuan anak dalam berbicara maupun dalam bertindak semakin terasah dan berkembang lebih baik.

2. Sekolah hendaknya selalu mendukung kegiatan guru dalam mengintensifkan setiap program pembelajaran melalui metode bermain peran.

3. Bagi orang tua/wali murid agar turut membiasakan bertanya jawab dengan anak agar kemampuan berbicara anak semakin berkembang dengan baik. 4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan, terlebih dahulu

harus mempersiapkan segala sesuatunya secara matang agar tidak ditemui kendala yang berarti saat menerapkan metode bermain peran.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abidin, Y. (2009). Bermain : Pengantar bagi Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT) dalam Dimensi PAUD. Bandung: Rizqi Press.

Aqib, Z. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru.Bandung: Yrama Widya. Ernawulan, dkk. 2008. Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Depdiknas, 2003. Metodik di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Depdiknas.

________, 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas.

Dhieni, Nurbiana, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Penerbitan Universitas Terbuka.

Hurlock, Elisabeth B. 2008. Perkembangan Anak. Cetakan Kelima (Penerjemah : Istiwidayanti, dkk.). Jakarta: Erlangga.

Gunarti, Winda, dkk. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.

Haryadi, Moh. 2009. Statistik Pendidikan. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya

Kurnia, Rita. 2009. Metodologi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Pekanbaru : Cendikia insani.

Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Depdiknas Dikjen Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Mustakim, Muh. Nur. 2005. Peranan Cerita Dalam Pembentukan Perkembangan

Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.


(24)

Rahayu, Minto, 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo. Suhartono. 2005. Pengembangan Ketrampilan Berbicara Anak Usia Dini. Jakarta:

Depdiknas.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini, Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta : Kencana Perdana Media Group.

Tedjasaputra, Mayke.S. (1995). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.

Wiraatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Wiyani, Novan Ardy dan Banawi. 2012. Format PAUD : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Sumber Internet:

Azizah, Nur dan Kurniawati, Yuli. 2013. Tingkat Keterampilan Berbicara Ditinjau dari Metode Bermain Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies, IJECES 2 (1) (2013), dalam http://journal unnes.ac.id/sju/index.php/ijeces. ISSN 2252-6374. Diakses 15 Agustus 2015.

Halida. 2011. Metode Bermain Peran dalam Mengotimalkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini (4-5 tahun). Jurnal [online].Vol 9. No.1 (2011). Dalam http://jurnal.untan.ac.id›Home› FKIP, Universitas Tanjung Pura, Pontianak. Diakses 10 Agustus 2015.

Kurnia, Ely. 2011. Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro terhadap Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak Usia Taman Kanak-kanak. Skripsi (Online). Dalam (http://repository. upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6228. Diakses 10 Agustus 2015. Pane, Eli Tohonan Tua . 2013. Pengaruh Metode Bermain Peran dan Konsep Diri

terhadap Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini di Kelompok Bermain Kota Medan. Jurnal Teknologi Pendidikan Unimed Medan (Online), Vol.7, No 1, April 2014, p-ISSN: 1979-6692; e-ISSN: 2407-7437. Dalam (http://digilib.unimed.ac.id/. Diakses 16 Agustus 2015.


(25)

Safrida Ana. 2014. Metode Pembelajaran Sosiodrama. (Online). Dalam

http://anasafrida.blogspot.com/2014/11/metode-pembelajaran-sosiodramabermain.htmL. Diakses 21 AGustus 2015.

Siska. Yulia. 2001. Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini. Jurnal (online) Edisi Khusus No.2, 2011 ISSN 1412-565X. Dalam http://jurnal.upi.edu/file/4-Yulia_Siska-edit.pdf. Diakses 11 Agustus 2015.


(1)

berkomunikasi sekaligus menambah perbendaharaan kata melalui metode pemberlajaran bermain peran.

c. Bagi sekolah

Memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas anak didik terutama dalam pengembangan kemampuan anak untuk berbahasa dengan baik dan benar.

d. Bagi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS).

Memberikan sumbangan pemikiran dan inspirasi untuk meningkatkan kualitas program pembelajaran pendidikan luar sekolah bagi pengembangan profesi guru.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata kemampuan berbicara anak melalui metode bermain peran mengalami peningkatan sebesar 15,62% yaitu dari 52,78% pada tahap Pra Tindakan menjadi 68,40% pada Siklus I, namun hasil ini belum memenuhi target keberhasilan yang ditetapkan peneliti yaitu ≥85%.

2. Masalah yang ditemui pada Siklus I antara lain : beberapa anak masih merasa malu dan takut ditertawai oleh temannya, anak kurang menyenangi tokoh yang diperankannya, suasana kelas belum tertib, bimbingan dan motivasi kepada anak yang masih mengalami hambatan/kendala belum maksimal. 3. Pada Siklus II dilakukan upaya perbaikan dengan cara membujuk anak agar

tidak malu dan takut bermain peran, memilih jenis bermain peran yang lebih menarik dan yang disukai oleh anak-anak, mengkondusifkan suasana kelas serta memaksimalkan bimbingan dan motivasi kepada anak yang masih mengalami hambatan/kendala saat bermain peran.

4. Pada Siklus II, nilai rata-rata kemampuan berbicara anak ternyata meningkat secara signifikan dari Siklus I yaitu 68,40% menjadi 85,76%%. Hasil ini sudah memuaskan peneliti karena telah melampaui target yang ditetapkan yaitu ≥85%.


(3)

5. Keberhasilan ini membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini dapat diterima. Artinya metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016.

6. Metode pembelajaran melalui kegiatan bermain peran selain bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berbicara anak, juga memberi manfaat lain yaitu meningkatkan kemampuan anak dalam bersosialisasi, meningkatkan kemampuan anak dalam menganalisis permasalahan dan menumbuhkan sikap kepercayaan diri tinggi pada anak.

5.2Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, peneliti mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi guru PAUD hendaknya menerapkan metode bermain peran ini secara konsisten agar kemampuan anak dalam berbicara maupun dalam bertindak semakin terasah dan berkembang lebih baik.

2. Sekolah hendaknya selalu mendukung kegiatan guru dalam mengintensifkan setiap program pembelajaran melalui metode bermain peran.

3. Bagi orang tua/wali murid agar turut membiasakan bertanya jawab dengan anak agar kemampuan berbicara anak semakin berkembang dengan baik. 4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan, terlebih dahulu

harus mempersiapkan segala sesuatunya secara matang agar tidak ditemui kendala yang berarti saat menerapkan metode bermain peran.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abidin, Y. (2009). Bermain : Pengantar bagi Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT) dalam Dimensi PAUD. Bandung: Rizqi Press.

Aqib, Z. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru.Bandung: Yrama Widya. Ernawulan, dkk. 2008. Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Depdiknas, 2003. Metodik di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Depdiknas.

________, 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas.

Dhieni, Nurbiana, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Penerbitan Universitas Terbuka.

Hurlock, Elisabeth B. 2008. Perkembangan Anak. Cetakan Kelima (Penerjemah : Istiwidayanti, dkk.). Jakarta: Erlangga.

Gunarti, Winda, dkk. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.

Haryadi, Moh. 2009. Statistik Pendidikan. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya

Kurnia, Rita. 2009. Metodologi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Pekanbaru : Cendikia insani.

Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Depdiknas Dikjen Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Mustakim, Muh. Nur. 2005. Peranan Cerita Dalam Pembentukan Perkembangan

Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.


(5)

Rahayu, Minto, 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo. Suhartono. 2005. Pengembangan Ketrampilan Berbicara Anak Usia Dini. Jakarta:

Depdiknas.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini, Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta : Kencana Perdana Media Group.

Tedjasaputra, Mayke.S. (1995). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.

Wiraatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Wiyani, Novan Ardy dan Banawi. 2012. Format PAUD : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Sumber Internet:

Azizah, Nur dan Kurniawati, Yuli. 2013. Tingkat Keterampilan Berbicara Ditinjau dari Metode Bermain Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies, IJECES 2 (1) (2013), dalam http://journal unnes.ac.id/sju/index.php/ijeces. ISSN 2252-6374. Diakses 15 Agustus 2015.

Halida. 2011. Metode Bermain Peran dalam Mengotimalkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini (4-5 tahun). Jurnal [online].Vol 9. No.1 (2011). Dalam http://jurnal.untan.ac.id›Home› FKIP, Universitas Tanjung Pura, Pontianak. Diakses 10 Agustus 2015.

Kurnia, Ely. 2011. Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro terhadap Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak Usia Taman Kanak-kanak. Skripsi (Online). Dalam (http://repository. upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6228. Diakses 10 Agustus 2015. Pane, Eli Tohonan Tua . 2013. Pengaruh Metode Bermain Peran dan Konsep Diri

terhadap Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini di Kelompok Bermain Kota Medan. Jurnal Teknologi Pendidikan Unimed Medan (Online), Vol.7, No 1, April 2014, p-ISSN: 1979-6692; e-ISSN: 2407-7437. Dalam (http://digilib.unimed.ac.id/. Diakses 16 Agustus 2015.


(6)

Safrida Ana. 2014. Metode Pembelajaran Sosiodrama. (Online). Dalam

http://anasafrida.blogspot.com/2014/11/metode-pembelajaran-sosiodramabermain.htmL. Diakses 21 AGustus 2015.

Siska. Yulia. 2001. Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini. Jurnal (online) Edisi Khusus No.2, 2011 ISSN 1412-565X. Dalam http://jurnal.upi.edu/file/4-Yulia_Siska-edit.pdf. Diakses 11 Agustus 2015.