Buah sawit Morfologi Tanaman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah sawit

Tanaman kelapa sawit Elaeis quinensis Jacq merupakan tumbuhan tropis golongan plasma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah jenis Dura, Psifera dan Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah, yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang tebal, jenis Psifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang tipis, sedangkan tenera yang merupakan hasil perulangan dura dengan Psifera menghasilkan buah bertempurung tipis dan inti yang besar. Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 grbutir yang duduk pada bulir. Setiap bulir terdiri dari 10-18 butir tergantung pada kesempurnaan penyerbukan. Buah sawit yang dipanen dalam bentuk tandan disebut dengan tandan buah sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit yang terdapat pada daging buah mesokarp dan minyak inti sawit yang terdapat pada kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat fisika-kimia. Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari setelah penyerbukan, dan berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah, minyak yang sudah jenuh. Jika dalam buah tidak ada lagi pembentukan minyak, maka yang terjadi ialah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Naibaho, 1998

2.2 Morfologi Tanaman

a. Akar Biji kelapa sawit berkeping tunggal, sehingga akarnya adalah serabut. Perakarannya sangat kuat. Akar yang tua tetap kuat dan tetap utuh tidak membusuk Universitas Sumatera Utara sekalipun telah mati. Sistem penyebaran akar tersebut terkonsentrasi pada tanah lapisan atas. Karena sistem perakarannya kuat tadi maka jarang ditemukan tanaman yang roboh atau tumbang. b. Batang Batang kelapa sawit tumbuh lurus ke atas, diameternya dapat mencapai 40-60 cm. pada tanaman yang masih muda, batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun yang tumbuh rapat mengelilinginya. Pertumbuhan meninggi batang baru jelas terlihat sesudah tanaman berumur 4 tahun. Rata-rata pertumbuhan tinggi batang adalah 25-40 cm per tahun. Namun demikian, hal ini tergantung selain pada jenis, kesuburan lahan serta iklim setempat. c. Daun Daun tanaman kelapa sawit bersirip genap, bertulang sejajar, panjangnya dapat mencapai 3-5 meter. Daun mempunyai pelepah yang pada bagian kiri maupun kanannya tumbuh anak-anak daun. Tanaman kelapa sawit yang sudah dewasa mempunyai anak daun yang jumlahnya dapat mencapai 100-160 pasang. Pada bagian pangkal pelepah daun tumbuh duri dan bulu-bulu kasar dan halus. Duduknya pelepah daun pada batang tersusun teratur, melingkari batang membentuk konfigurasi spiral. Daun kelapa sawit tumbuh pada batang, sifatnya bergerombol, roset. Daun yang telah tua berubah warnanya menjadi kuning dan pucat sebelum rontok meninggalkan bekas pada batang. Pertambahan jumlah daun pada kanopi tanaman lebih cepat dibandingkan dengan jumlah daun yang gugur. Oleh karenanya tampak daun kelapa sawit tumbuh bergerombol dibagian atas tanaman. Universitas Sumatera Utara d. Bunga Tanaman kelapa sawit bersifat monoecious atau berumah satu. Monoecious bermakna bahwa bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman. Namun demikian, bunga jantan terpisah dengan tandan bunga betinanya. Bunga kelapa sawit atau yang juga disebut tandan muncul pada ketiak daun. Rumus bunga betina adalah : K3, C3, A0, G3 sedangkan rumus bunga jantannya adalah K3, C3, A6, G0. Dimana : K adalah kalikskelopak sepal ; C corolla petal ; A androecioum bunga jantan dan G adalah gynoecioum bunga betina. e. Buah Buah kelapa sawit terbentuk sesudah terjadi penyerbukan pollination dan pembuahan fertilization. Bakal buah ovary tumbuh berkembang menjadi buah sedangkan bakal biji ovule tumbuh menjadi biji. Syamsulbahri, 1996 Buah kelapa sawit memiliki bagian – bagian sebagai berikut : 1. Eksokarp atau kulit luar yang keras dan licin. Ketika buah masih muda, warnanya hitam atau ungu tua atau hijau. Semakin tua, warnanya berubah menjadi orange merah atau kuning orange. 2. Mesokarp atau Sabut Diantara jaringan – jaringanya ada sel pengisi seperti spons atau karet busa yang sangat banyak mengandung minyak CPO, jika buah sudah masak. 3. Endokarp atau Tempurung Ketika buah masih muda endokarp memiliki tekstur lunak dan berwarna putih. Ketika buah sudah tua, endokarp berubah menjadi keras dan berwarna hitam. Ketebalan endokarp tergantung pada varietasnya. Contoh varietas dura memiliki endokarp sangat tebal, sedangkan varietas pisifera sangat tipis, bahkan tanpa endokarp. Universitas Sumatera Utara 4. Kernel atau Biji atau Inti Inti dapat disamakan dengan daging buah dalam kelapa sayur, tetapi bentuknya lebih padat dan tidak berisi air buah. Kernel mengandung minyak PKO sebesar 3 dari berat tandan, berwarna jernih dan bermutu sangat tinggi. Sastrosayono, 2003. f. Biji Bagian biji kelapa sawit penting artinya bagi eksistensi generasi berikutnya. Bagian biji kelapa sawit terdiri atas kulit biji, tali pusat dan inti biji atau isi biji. Kulit biji yang berasal dari selaput bakal biji integument sangat keras seperti batu. Bagian ini berfungsi untuk melindungi biji bagian dalam yang lunak. Tali pusat merupakan bagian biji yang menghubungkannya dengan papan biji. Inti biji merupakan bagian yang penting untuk alih generasi. Bagian inti biji terdiri atas lembaga atau embrio dan cadangan makanan endosperm. Syamsulbahri, 1996

2.3 Teknologi pengolahan kelapa sawit

Dokumen yang terkait

Analisa Kehilangan Minyak ( Oil Losses ) Pada Fiber Dari Hasil Pengepresan Screw Press Dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. Multimas Nabati Asahan

73 305 50

Analisis Penentuan Rendemen Minyak Sawit dari Derajat kematangan Buah Mentah, Buah Setengah Matang dan Buah Matang pada PTPN IV Unit Usaha Adolina Perbaungan

68 396 42

Analisa Kehilangan Minyak Berdasarkan Perbedaan Tekanan Pada Ampas Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PKS Rambutan PTPN III Tebing Tinggi

10 57 49

Analisa Mutu Produk Minyak Sawit Berdasarkan Metode Kaizen di PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan

21 129 152

Upaya Memperkecil Kehilangan Minyak (Losses) Dengan Pengaturan Tekanan Screw Press Pada Ampas Press Pada Stasiun Pressing Di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan Tebing Tinggi

47 187 40

Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Dari Unit Perebusan Yang Terdapat Pada Air Kondensat Dan Air Kolam Fat Fit Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di Ptpn Iii Pks Rambutan Tebing Tinggi

5 39 38

Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Air Kondensat Unit Perebusan Di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi

4 70 38

Analisis Kadar Kandungan Minyak Pada Cangkang, Inti Sawit dan Bungkil IntiSawit Dengan Metode ekstraksi Sokletasi Di PT. SMART Tbk

7 58 52

ekstraksi minyak biji alpukat dengan metode sokletasi

3 22 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Analisa Kehilangan Minyak ( Oil Losses ) Pada Fiber Dari Hasil Pengepresan Screw Press Dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. Multimas Nabati Asahan

2 0 23