Pajak Penghasilan Pasal 21 Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

4. Pajak Penghasilan Pasal 21

Pajak Penghasilan tergolong sebagai pajak yang subjektif yaitu pajak yang mempertimbangkan keadaan pribadi Wajib Pajak sebagai faktor utama dalam pengenaan pajak. Keadaan pribadi Wajib Pajak, yang tercermin pada banyaknya jumlah komponen penghasilan tidak kena pajak yang dimiliki atau ditanggung Wajib Pajak yang merupakan salah satu faktor pembeda dalam penentuan besarnya jumlah pajak penghasilan yang dipotong dan ditanggung dari tiap-tiap Wajib Pajak. Penghasilan pasal 21 merupakan yang dipungut danatau dipotong oleh pihak ketiga atau pemberi kerja atas penghasilan yang dibayarkan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan, berdasarkan ketentuan Pasal 21 UU No.7 Tahun 1983 tentang PPh sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No.17 tahun 2000, termasuk PPh yang bersifat final dan setoran akhir tahun`PP 11500. Sedangkan pengertian Pajak Penghasilan menurut Dimsky. K. Judiseno 1996:2 adalah suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Jadi pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Pajak Penghasilan yang dikenakan atau dipotong oleh pihak lain yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam negeri.

5. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan UU PPh Pasal 21 pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, wajib dilakukan oleh : 1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi atau badan, termasuk bentuk usaha tetap, badan atau organisasi internasional yang tidak dikecualikan sebagai pemotong pajak berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan, baik merupakan induk maupun cabang, perwakilan atau unit yang membayar gaji, upah , honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan pekerja atau jasa lain yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. 2. Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga lainnya dan kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain, sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan; 3. Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka pensiun; 4. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas; 5. Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan.

6. Penerima Penghasilan yang Dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21