Dasar Hukum Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Undang-Undang Pengertian-Pengertian dalam Perpajakan

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK

1. Dasar Hukum Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Undang-Undang

No. 17 Tahun 2000 tentang perubahan ke-3 Undang-Undang No.17 Tahun 1983 dan Undang-Undang No.7 Tahun 1991 tentang Pajak Penghasilan, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. Kep 545PJ2000 tanggal 29 Desember 2000 sebagaimana disempurnakan kembali melalui Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.15PJ2006 tanggal 23 Februari 2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi. Sebelum tahun 1983 sistem perpajakan yang berlaku adalah Official Assesment System yang memberi wewenang yang lebih banyak kepada fiskus. Setelah tahun 1983 Official Assesment System diubah menjadi Self Assesment System. Dalam sistem tersebut wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab unutk menghitung, memperhitungkan dan melaporkan sendiri besarnya jumlah pajak yang harus dibayar. Dalam pengertian Self Assessment termasuk pula pemberian kepercayaan dan tanggung jawab kepada para pemberi kerja untuk menghitung, memperhitungkan, memotong, membayar dan melaporkan sendiri banyak jumlah pajak yang harus dan disetor atas penghasilan Orang Pribadi sehubungan dengan pekerja, jasa dan kegiatan. Dengan berlakunya Self Assesment System tidak menutupi kemungkinan adanya Wajib Pajak yang melakukan penghindaran pajak atau bahkan penggelapan pajak. Maka untuk menghindari tejadinya hal di atas, Ketentuan Perpajakan diatur ditata lebih terperinci berupa pasal-pasal di dalam undang-undang.

2. Pengertian-Pengertian dalam Perpajakan

Berdasarkan Ketentuan Umum Perpajakan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 terdapat beberapa istilah yang sering digunakan dalam perpajakan diantarannya: 1. Pajak adalah sebagai kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2. Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. 3. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi atau badan berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. 4. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan Perundang- undangan Perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban Perpajakan, termasuk pemungut atau pemotong pajak tertentu. 5. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupuan yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firms, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, organisasi yang sejenis, lembaga , bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya. 6. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang doberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan ynag pergunakan sebagai tandai pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. 7. Masa Pajak adalah jangka waktu lamanya sama dengan 1satu bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan Mentri Keuangan paling lambat 3 bulan takwim. 8. Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim. 9. Pajak yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajakan. 10. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak termasuk wakil yang menjalankan hak dan kewajiban wajib pajak menurut peraturan perundang-undangan perpajakan. 11. Bendahara Pemerintah adalah bendaharawan pemerintah pusat, pemerintah daerah , instasi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga lainnya dan kedutaan besar Republik Indonesia diluar negeri yang membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerja, jasa atau kegiatan. 12. Pemberi Kerja adalah orang pribadi, badan ataupun kerjasama operasi yang merupakan induk, cabang, perwakilan atau unit perusahan, termasuk badan yang dikecualikan sebagai pemotong pajak sesuai ketentuan yang berlaku yang membayar atau yang teruatang gaji, upah, tunjangan, honorarium, dan pembayaran lain dengan nama apapun kepada karyawan sebagai imbalan sehubungan dengan pekejaan, jasa atau kegiatan yang dibutuhkan termasuk juga organisasi internasional. 13. Surat Pemberitahuan SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan ataupun pembayaran pajak, objek pajak, harta dan kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 14. Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untukm suatu masa pajak. 15. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah suatu tahunan pajak atau bagian tahun pajak. 16. Surat Setoran Pajak SSP adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas Negara melalui kantor pos dan atau bank badan usaha milik Negara dan daerah atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk untuk oleh menteri keuangan. 17. Surat Tagihan Pajak STP adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administarsi berupa bunga dan denda. 18. Kredit Pajak untuk penghasilan adalah pajak yang dibayar oleh wajib pajak dengan pokok pajak terutang dengan penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar, ditambah dengan pajak yang dipotong atau dipungut ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang diluar negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebian pajak, yang dikurangkan dari pajak yang terutang. 19. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan perudang-undangan perpajakan. 20. Upah Borongan adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar banyaknya satuan produk yang dihasilkan. 21. Honorarium atau Penghargaan Perlombaan adalah hadiah atau penghargaan yang diberikan melalui suatu perlombaan atau adu ketangkasan. 22. Magang adalah aktivitas memperoleh pengalaman dan atau keterampilan dan atau keahlian sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan. 23. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan berang dan jasa, yang tutup dengan menytusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap tahun pajak berakhir. 3.Subjek dan objek A. Subjek pajak Berdasarkan UU PPh pasal 2 yang menjadikan subjek pajak adalah : a. 1 Orang pribadi 2 Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak, b. Badan; c. Bentuk Usaha Tetap Subjek Pajak terdiri dari Subjek Pajak dalam negeri dan Subjek Pajak luar negeri 1. Yang dimaksud dengan Subjek Pajak Dalam negeri adalah : a. Orang Pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia; b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia; c. Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan, menggantikan yang berhak. 2. Yang dimaksud dengan Subjek Pajak luar negeri adalah : a. Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; b. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. 3. Bentuk Usaha Tetap Yang dimaksud dengan bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Atau badan yang tidak didirikan dann tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

B. Objek Pajak

Berdasarkan UU PPh pasal 4 yang menjadi objek pajak adalah Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau di peroleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk : a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperloleh gaji, upah, upah tunjangan, honorarium, konsumsi, bonus, gratifikasi, uang pensiun atau uang imbalan dalam bentuk lainnya; b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan; c. Laba usaha; d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta; e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya restitusi f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang; g. Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; h. Royalti; i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; j. Penerimaan atau perolehan pembiayaan berkala; k. Keuntungan karena pembebasan utang; l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; m. Selisih karena penilaian kembali aktiva; n. Premi asuransi; o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotannya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.

4. Pajak Penghasilan Pasal 21