Penegasan Istilah Metode Penelitian

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang kami susun, maka dapat ditarik dari tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui tentang : 1. Pelaksanaan pendidikan nilai di SMP Muhammadiyah dan MTs. NU Kota Salatiga. 2. Penekanan pendidikan nilai dalam pembelajaran keislamanan di SMP Muhammadiyah dan MTs. NU Kota Salatiga. 3. Model yang spesifik dalam pendidikan nilai pada pembelajaran keislaman di SMP Muhammadiyah dan MTs. NU Kota Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

Dari aspek kegunaan penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik dari segi teoritik maupun praktis. Dari segi teoritik diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memperoleh pemahaman tentang prinsip pelaksanaan sistem pendidikan sebagai usaha perbaikan dan pengembangan pendidikan pada umumnya, pada khususnya dapat menambah khazanah pengetahuan dalam dunia pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan. Sedangkan dari segi praktis, apabila ternyata ada problematika yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah dan MTs. NU Kota Salatiga, maka diperlukan suatu solusi yang mampu menjawab problematika yang bersangkutan.

E. Penegasan Istilah

Dalam penulisan karya ilmiah ini perlu diberikan sebuah kerangka penelitian sebagai batasan sejauhmana cakupan yang akan menjadi pokok penelitian. Untuk lebih mudah dalam memahami judul di atas, penulis akan mencoba menjelaskan berapa istilah yang dimaksudkan dalam judul tersebut, yaitu: 1. Pendidikan nilai Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik mendidik, yaitu memelihara dan memberi latihan ajaran, pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran Depdikbud, 1994: 232. Sedangkan pendidikan nilai atau pendidikan budi pekerti menurut ‘Athiyah al-Abrasy sebagaimana dikutip Abudin Nata, merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan Islam Nata, 1997: 49. 2. Pembelajaran Agama Islam Pembejaran agama Islam dapat juga diartikan sebagai pendidikan agama Islam. Beberapa pakar pendidikan Islam memberikan rumusan pendidikan Islam, diantaranya Sedangkan Endang Syaifuddin Anshari memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai proses bimbingan pimpinan, tuntunan, usulan oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam Anshari, 1976: 85. Hasan Langgulung mendefinisikan pendidikan Islam adalah proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat Langgulung, 1980: 94.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Karakter riset kualitatif mempunyai latar alami, karena yang merupakan alat pentingnya adalah sumber data yang langsung dan perisetnya. Riset kualitatif ini bersifat deskriptif, dan dalam menganalisis data dilakukan secara induktif Hadi, 1999: 42. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya Moleong, 2003: 3. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati Moleong, 2003: 3. Menurut S. Nasution, penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test Nasution, 2003: 18. Penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hypothesis testing sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substantif dan teori-teori yang diangkat dari dasar grounded theory. 2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, posisi peneliti adalah sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Kemampuan peneliti sebagai instrumen dapat dilakukan dengan cara selalu pergi kepada situasi baru untuk memperoleh pengalaman, kemudian berusaha mencatat apa saja yang terjadi, mewawancarai beberapa orang kemudian mencatat hasil wawancara tersebut Moleong,2001: 124-125. Kedudukan peneliti di sini sebagai pemeran serta sebagai pengamat. Kedudukan seperti ini menurut Moleong dibatasi sebagai pengamat yang tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta tetapi melakukan fungsi pengamatan. Ia menjadi sebagai anggota pura-pura jadi tidak melebur dalam arti sesungguhnya. Peranan demikian masih membatasi para subyek menyerahkan dan memberikan informasi terutama yang bersifat rahasia Moleong,2001: 125 3. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama SMP Muhammadiyah dan Madrasah Tsanawiyah MTs NU Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. SMP Muhammadiyah berlokasi di Jl.Cempaka 5-7 Kota Salatiga. Sedangkan MTS. NU berada di Jalan Kartini 1 Kota Salatiga. Pemilihan SMP Muhammadiyah dan MTs. NU ini dakarenakan background kelembagaannya adalah Islam, dimana pembelajaran keagamaan secara umum lebih banyak alokasi waktunya dibandingkan dengan sekolah lainnya yang murni sekolah umum tanpa embel-embel agama yang disandangnya. Tentunya dengan alokasi jam pelajaran agama Islam lebih banyak, apakah sinergi dengan peningkatan moral siswa- siswanya. Dengan berbekal hipotesis ini peneliti berharap dapat menemukan titik temu antara pembelajaran agama Islam ditunjang dengan alokasi waktu pelajaran agama Islam dengan peningkatan moral siswa di kedua sekolah tersebut. 4. Sumber Data Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah komponen sekolah meliputi: kepala sekolah, waka kurikulum, dan guru yang mengampu PAI atau guru Aqidah Akhlak dari kelas VII-IX. Untuk menentukan subyek penelitian untuk dijadikan informan menurut Molleong ada beberapa kriteria yaitu: Ia harus jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, tidak termasuk salah satu kelompok yang bertentangan dalam latar penelitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang suatu hal atau peristiwa yang terjadi Moleong, 2003: 90. 5. Prosedur pengumpulan Data a. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian Pohan, 2007: 71. Guba Lincoln sebagaimana dikutip Dr. Lexy J. Moleong, MA, observasi mempunyai manfaat yang besar. Hal ini didasarkan pada: pertama, teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman langsung. Kedua, teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, pengamatan dapat juga dijadikan rujukan dalam mengecek tingkat kepercayaan terhadap data yang ada. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat Moleong, 2003: 125-126. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan pengamatan langsung direct observation, dimana peran peneliti sebagai pengamat, tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta tetapi masih melakukan fungsi pengamatan Moleong, 2003: 127. Pengamatan dilakukan terhadap guru mata pelajaran PAI SMP Muhammadiyah atau guru mata pelajaran Aqidah Akhlaq MTS NU dan kepada siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dan kondisi siswa selama pembelajran berlangsung dan bagaimana kehidupan keseharian sswa selama di lingkungan sekolah. b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik wawancara mampu menggali pengetahuan, pendapat, dan pendirian seseorang tentang suatu hal Pohan, 2007: 57. Wawancara menurut Koentjaraningrat adalah cara yang digunakan seseorang untuk tujuan atau tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden dengan cara bercakap-cakap dengan orang itu Koentjaraningrat, 1981: 137. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam dept interview. Wawancara mendalam dilakukan pada para pengelola madrasahsekolah, yaitu kepala sekolah, guru mata pelajaran PAI, serta dari TU. Teknik wawancaranya adalah wawancara tak-berstruktur yaitu wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan Moleong, 2003: 138. Tujuannya wawancara ini ialah untuk memperoleh keterangan yang terinci dan mendalam mengenai perspektif yang ada dalam hati serta pikiran orang lain karena hal ini tidak bisa didapat dengan cara observasi. Pada mulanya belum dipersiapkan pertanyaan yang spesifik, karena belum dapat diramalkan keterangan yang akan diberikan oleh responden, belum jelas ke arah mana pembicaraan akan berkembang. Tujuannya ialah memperoleh keterangan yang terinci dan mendalam mengenai pandangan responden. Wawancara dilakukan penulis terhadap kepala sekolah SMP Muhammadiyah dan Kepala MTs. NU, Guru PAI SMP Muhammadiyah dan guru Aqidah AKhlaq MTs. NU Salatiga. Adapun materi wawancara adalah mengenai pelaksanaan pembelajaran PAI di sekolah, target pembelajaran yang diharapkan serta untuk mengetahui metode pembelajaran serta kendala yang dihadapi selama pembelajaran. 6. Analisis Data Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka langkah berikutnya adalah mereduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah-langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat coding. Tahap terakhir dalam analisa data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data Moleong, 2003: 190. 7. Pengecekan Keabsahan Data Yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi: 1 mendemonstrasikan nilai yang benar; 2 menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, 3 memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dan prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya. Moleong, 2008: 320-321 Dalam memperoleh keabsahan data, maka ada beberapa teknik pemeriksaan yang peneliti lakukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria kredibilitas. Kriteria kredibilitas menurut Moleong terdiri dari: a perpanjangan keikut-sertaan; 2 ketekunan pengamatan; 3 triangulasi; 4 pengecekan sejawat; 5 kecukupan referensial; 6 kajian kasus negatif; dan 7 pengecekan anggota. Moleong, 2001: 175 Untuk menetapkan keabsahan data, penulis lakukan dengan teknik pemeriksaan. Teknik pemeriksaan didasarkan atas kriteria tertentu yaitu: 1 derajat kepercayaan credibility, 2 keteralihan transferability, 3 kebergantungan dependability, dan 4 kepastian confirmability. Moleong, 2008: 324 8. Tahap-tahap Penelitian a. Tahap pra-lapangan Kegiatan pra lapangan yang dilakukan dalam penelitian mengacu pada Moleong 2008: 127-133 adalah sebagai berikut: 1 Menyusun rancangan penelitian 2 Memilih lapangan penelitian 3 Mengajukan ijin operasional untuk penelitian dari Ketua STAIN Salatiga kepada pihak SMP Muhammadiyah dan MTs. NU Kota Salatiga. 4 Menjajaki dan menilai lapangan 5 Memilih informan yang dalam hal ini peneliti fokuskan adalah kepala sekolah, waka kurikulum, guru PAI atau Aqidah Akhlak, serta TU. 6 Menyiapkan perlengkapan penelitian. b. Tahap pekerjaan lapangan Dalam tahap pekerjaan lapangan ini yaitu dengan: 1 Melakukan survey awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian. 2 Memilih sejumlah responden yaitu kepala sekolah, waka kurikulum, guru PAI atau Aqidah Akhlak, sebagai informan dengan jalan melakukan wawancara. 3 Melakukan observasi lapangan sebagai langkah pengumpulan data. c. Tahap analisis data Dalam tahap analisis data langkah-langkah yang dilakukan penulis adalah : 1 Mengumpulkan semua data–data yang sudah diperoleh untuk kemudian dilakukan pengolahan baik data dari informan maupun data administrasi. 2 Menyaji data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan memudahkan untuk melakukan pengolahaan. 3 Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau menyimpang, setelah mulai muncul adanya kelemahan data sebagai akibat proses reduksi. 4 Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian. 5 Melakukan evaluasi dari data yang sudah diolah. 6 Menyusun laporan akhir untuk dilaporkan. 7 Menyusun dokumentasi dari masing–masing lembaga. d. Interpratasi data Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan Moleong, 2008: 149. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan.

G. Sistematika Penulisan