3
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
beberapa dibuat berlubang-lubang. Terdapat lukisan-lukisan api yang berkobar-kobar dan serta lukisan kolam dan danau. Pakaian dan
karpet yang sesuai untuk cuaca panas dan dingin mirip dengan dua istana lainnya, siap untuk digunakan. Beberapa pintu dan jendelanya
dibiarkan terbuka pada siang hari dan ditutup pada malam hari.
2. Lomba Keterampilan
Ketika Pangeran Siddharta tumbuh dewasa, Raja Suddhodana makin khawatir kalau ramalan petapa Asita dapat menjadi
kenyataan. Atas petunjuk para penasihat kerajaan, Raja Suddhodana berniat menikahkan Pangeran Siddharta.
Maka, diundanglah putri-putri dari seluruh negeri datang ke istana agar putranya dapat memilih salah satu dari
mereka menjadi istrinya.
Para raja, orang tua para putri yang diundang, menolak undangan itu. Mereka menolak karena Pangeran Siddharta
dianggap tidak memiliki kemampuan selayaknya seorang kesatria sehingga mereka khawatir putrinya tidak dapat
dilindungi oleh Pangeran Siddharta. Mendapat jawaban demikian, Raja Suddhodana merasa tersinggung. Raja
menemui Pangeran Siddharta untuk meminta Pangeran Siddharta menunjukkan kemampuannya sebagai seorang
kesatria. Kemudian, Raja Suddhodana memutuskan untuk mengadakan perlombaan ketangkasan seorang kesatria yang diikuti oleh
seluruh pangeran dari berbagai kerajaan. Lomba yang dipertandingkan ialah balapan kuda, menaklukkan kuda liar, bermain pedang, dan
memanah. Di balapan kuda, Pangeran Siddharta menunggangi kuda Kanthaka dan memenangi pertandingan. Demikian pula dengan kekuatan
cinta kasihnya, Pangeran Siddharta mampu memenangi pertandingan dalam lomba menaklukkan kuda liar. Di permainan pedang, Pangeran
Sumber : Life Of The Buddha
Sumber : Life Of The Buddha
4
Kelas IV SD
Siddharta memenangkan pertandingan. Pangeran juga memenangi lomba menebang pohon dengan sekali tebas.
Dalam pertandingan terakhir, tak seorang pangeran pun yang mampu mengangkat busur panah besar yang
disediakan oleh kerajaan. Pangeran Siddharta mampu mengangkat busur itu dengan tangan kirinya. Kemudian,
Dia memetik-metik tali busur itu dengan tangan kanan- Nya untuk menyesuaikan. Suara getaran yang ditimbulkan
oleh tali busur tersebut begitu kerasnya sehingga gemanya terdengar di seluruh wilayah Kerajaan Kapilavatthu.
Kegiatan 1
1. Ringkaslah cerita di atas bersama teman kelompokmu. 2. Perankan adegan Pangeran Siddharta dalam balapan kuda, menaklukkan
kuda liar, bermain pedang, dan memanah.
Sumber : Life Of The Buddha
Sumber : Life Of The Buddha
5
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
B. Masa Berumah Tangga Pangeran Siddharta
1. Perjumpaan Pangeran Siddharta dengan Putri Yasodhara
Demikianlah, Pangeran Siddharta memperlihatkan keahliannya dalam
berbagai perlombaan untuk menaklukkan rasa tidak percaya atas dirinya oleh para
kerabat kerajaan. Setelah peristiwa itu,
semua kerabat kerajaan bergembira dan berseru, “Belum pernah dalam Dinasti Sakya menyaksikan sebuah
keahlian seperti yang kita saksikan sekarang.” Mereka sangat gembira melihat keberanian dan kekuatan Pangeran yang tiada bandingnya.
Akibatnya, mereka tambah percaya terhadap kemampuan Pangeran. Para putri kerajaan pun dikirim untuk mengikuti pesta pemilihan calon
permaisuri bagi Pangeran Siddharta.
Di antara putri-putri yang hadir, putri yang paling terkemuka adalah Putri Yasodhara. Putri Yasodhara memiliki nama gadis Bhaddakaccānā.
Putri Yasodhara adalah putri Raja Suppabuddha yang merupakan cucu Raja Anjana dari Kerajaan Devadaha. Ibu Putri Yasodhara adalah Putri
Amitta. Putri diberi nama Yasodhara yang artinya memiliki reputasi baik dan pengikut yang banyak.
Putri Yasodhara memiliki tubuh yang indah tanpa cacat dengan kulit keemasan dan tampak bagaikan patung yang dibalut dengan emas
murni. Dia juga memiliki pesona yang tidak tertandingi dalam hal kecantikan dan tingkah laku.
Putri Yasodhara digambarkan seperti bidadari surga Devaccharā, yang cahaya tubuhnya dapat menerangi seluruh kamarnya. Dia juga
memiliki lima daya tarik kecantikan seorang wanita, yaitu memiliki kecantikan tulang, kulit, rambut, daging, dan awet muda. Dia bebas dari
enam cacat, yaitu terlalu hitam atau terlalu putih, terlalu gemuk atau
Sumber : Life Of The Buddha