Kepergian Pangeran Siddharta Pangeran Siddharta Meninggalkan Istana

26 Kelas IV SD

2. Kepergian Pangeran Siddharta

Pangeran pergi menuju istana-Nya yang megah, indah, dan nyaman, kemudian berbaring di depan istana-Nya. Saat Beliau berbaring, semua pelayan perempuan serta para gadis penari yang memiliki kecantikan bagaikan bidadari dan memiliki kulit yang bersih yang memiliki kemampuan menyanyi, menari, dan bermain musik, berkumpul di sekeliling- Nya dengan lima jenis alat musik di tangan mereka dan mulai bermain musik, menari serta menyanyi, untuk menghiburnya. Tetapi, karena letih, Ia tidak lagi dapat menikmati hiburan berupa nyanyian, tarian, dan musik. Beliau jatuh tertidur pada saat itu juga. Pada saat bangun dari tidur-Nya, Beliau melihat para gadis penari yang tertidur. Beberapa menimpa alat musiknya di bawah tubuhnya. Air liur mengalir keluar dari mulutnya dan mengotori pipi serta tubuhnya. Beberapa menggemeretakkan giginya. Beberapa mendengkur. Beberapa mengoceh dalam tidurnya. Beberapa dengan mulut terbuka. Beberapa tidur tanpa mengenakan pakaian yang layak. Beberapa tertidur dengan rambut kusut berantakan. Semuanya terlihat seperti mayat yang menjijikkan di kuburan. Menyaksikan perubahan yang menjijikkan dalam diri para gadis penari, Pangeran merenungkan dan menyadari bahaya dari kelahiran, usia tua, sakit, dan kematian. Pangeran Siddharta kemudian mengungkapkan perasaan-Nya dengan mengucapkan: “Oh, betapa menyulitkan” “Oh, betapa menekan” Kejadian tersebut menyebabkan Pangeran Siddharta berkeinginan kuat untuk melepaskan keduniawian dan menjadi petapa. Beliau berpikir, “Sekarang adalah waktunya bagi-Ku bahkan hari ini juga untuk pergi meninggalkan kehidupan rumah tangga.” Sumber : www.dhammaweb.net 27 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Malam itu juga Pangeran Siddharta keluar dari istana pada pertengahan malam itu. Senin malam purnama di bulan Asadha. Pangeran segera tiba di pintu gerbang utama kota. Beliau berangkat meninggalkan istana dengan menunggangi kuda istana, Kanthaka, bersama kusirnya, Channa yang memegang ekor Kuda Kanthaka. Adapun para dewa meletakkan tangan mereka di bawah kaki kuda itu pada setiap derapnya sehingga suara derapannya tidak terdengar oleh siapa pun. Kegiatan 1 Ayo diskusikan bersama temanmu untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut ini 1. Apa saja delapan anugerah yang diminta Pangeran Siddharta? 2. Mengapa Pangeran Siddharta meminta delapan anugerah? 3. Apa yang menyebabkan Pangeran Siddharta makin mantap untuk meninggalkan istana? 4. Pesan moral apa yang dapat kamu petik dari cerita di atas? Pantomimkan cerita Pangeran Siddharta meminta delapan anugerah, dan adegan meninggalkan istana bersama Channa dan Kanthaka. Sumber : www.dhammaweb.net 28 Kelas IV SD

B. Menjadi Petapa