Pengaruh Pengetahuan Istri terhadap Pemakaian AKDR Paska Aborsi

dan meningkatnya resiko kehamilan tidak diinginkan KTD. Pelayanan KB di Rumah Sakit sangat potensial memberikan sumbangan pencapaian target program KB nasional, dan menurunkan angka kematian ibu AKI. Berdasarkan hasil analisis multivariat, didapatkan hasil bahwa sikap istri dan dukungan suami berpengaruh terhadap pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase di RSUD. Deli Serdang dan RS. Grand Medistra Lubuk Pakam. Kekuatan pengaruh yang dapat dinilai dari nilai OR EXP {B} menunjukkan bahwa dukungan suami merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai OR 23,209, sehingga dapat disimpulkan bahwa istri yang mendapat dukungan dari suami kemungkinan 23 kali memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase dibandingkan istri yang tidak mendapat dukungan dari suaminya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Libbus Kridli, yang mengemukakan bahwa dukunganpendapat dari suami dan keluarga memengaruhi perilaku perempuan dalam populasi ini untuk menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsinya. WHO 2011, mengemukakan faktor yang mempengaruhi keluarga berencana postpartum dan paskaaborsi diantaranya sedikit pengetahuan tentang persepsi wanita mengenai diri dan pengalaman aborsinya.

5.2. Pengaruh Pengetahuan Istri terhadap Pemakaian AKDR Paska Aborsi

dengan Kuretase Berdasarkan distribusi tentang pengaruh pengetahuan istri dapat diuraikan bahwa, 56 istri berpengetahuan baik dan 43,3 dengan pengetahuan buruk. Hasil Universitas Sumatera Utara tabulasi silang menunjukkan bahwa 70,6 istri yang berpengetahuan baik memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase dan sejumlah 29,4 istri berpengetahuan baik tidak memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase. Sedangkan pada istri yang berpengetahuan buruk 23,1 memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase dan 76,9 tidak memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square didapatkan nilai p=0,027 0,05, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan istri yang menerima dan tidak menerima terhadap pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase. Berdasarkan pemaparan di atas, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara pengetahuan istri dengan pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase terbukti. Dengan kata lain pengetahuan istri dapat berhubungan dengan pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase. Hal ini sesuai dengan Wilopo, 2010 bahwa pengetahuan keluarga berencana KB dan kehidupan seksual yang rendah karena informasi serta pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang tidak memadai dan kurang berkualitas. Pada Hasil SDKI 2012 dikemukakan pengetahuan mengenai pembatasan kelahiran dan KB merupakan salah satu aspek penting ke arah pemahaman tentang berbagai alatcara kontrasepsi yang tersedia. Selanjutnya, pengetahuan tersebut akan berpengaruh kepada pemakaian alatcara kontrasepsi yang tepat dan efektif. Pengetahuan responden mengenai metode kontrasepsi diperoleh dengan cara menanyakan semua jenis alat atau cara yang pernah didengar untuk menunda atau Universitas Sumatera Utara menghindari terjadinya kehamilan dan kelahiran. Pengetahuan wanita kawin umur 15-49 tahun di Indonesia tentang IUD menurut karakteristik latar belakang yaitu sejumlah 82,3, namun hanya 3,9 ibu yang menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsinya. Hal ini sejalan dengan analisis lanjut SDKI 2007, yang menyatakan hasil analisis multivariat menggunakan analisis logistik regresi ganda menunjukkan terdapat 14 variabel yang signifikan dan diduga berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi MKJP antara lain: umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, tempat tinggal, jumlah anak lahir hidup, jumlah anak masih hidup, indeks kesejahteraan, status wanita, pengetahuan KB, mendapatkan informed choiced, dukungan pasangan dalam ber KB, mendapatkan informasi KB melalui media cetak, petugas, TOMATOGA, keluargateman. Variabel yang paling mempengaruhi pemakaian MKJP adalah umur dengan nilai OR=3,154, penerangan KB dari TOMATOGA OR=1,347, pekerjaan ibu OR=1,352, peranan media cetak OR=1,347 dan pengetahuan tentang kontrasepsi OR=1,341. Berdasarkan hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa terlihat signifikansi log likelihood 0,000 α 0,05 mengidentifikasi bahwa model adalah signifikan. Berdasarkan uji Wald terdapat dua variabel yang nilai p-Wald α 0,05 yaitu variabel sikap dan dukungan, sehingga variabel sikap dan dukungan masuk ke dalam model regresi logistik berganda sedangkan variabel pengetahuan memiliki nilai p-Wald α 0,05 sehingga variabel pengetahuan dikeluarkan dari model regresi logistik berganda. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan penelitian Feirreira di Brazil, yaitu dari semua perempuan yang terdaftar dalam penelitian ini, 97,4 menerima setidaknya satu metode kontrasepsi. Sebagian besar dari mereka 73,4 tidak memiliki riwayat aborsi sebelumnya. Empat puluh dari wanita yang telah menjalani aborsi sebelumnya, 47,5 dilaporkan menjalani aborsi yang tidak aman. Sedikit lebih dari separuh kehamilan 52 yang tidak diinginkan. Semua wanita memiliki pengetahuan tentang penggunaan kondom, kontrasepsi oral dan suntik. Metode yang paling dipilih adalah suntik, diikuti oleh kontrasepsi oral dan kondom. Hanya satu perempuan memilih alat kontrasepsi dalam rahim. Demikian pula pernyataan Proverawati dkk, 2010, yaitu kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi IUD. Dari beberapa temuan fakta memberikan implikasi program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan kontrasepsi terutama IUD juga menurun. Jika hanya sasaran para wanita saja. WHO 2011, mengemukakan faktor yang memengaruhi keluarga berencana postpartum dan paskaaborsi diantaranya adalah: sedikit pengetahuan tentang persepsi wanita mengenai diri dan pengalaman aborsinya. Pengetahuan mereka sedikit tentang praktik setelah aborsi, mereka mungkin tidak menyadari bahwa fertilitas dapat kembali cepat. Universitas Sumatera Utara

5.3. Pengaruh Sikap Istri terhadap Pemakaian AKDR Paska Aborsi dengan Kuretase

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Dukungan Suami Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang pada Wanita Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

4 85 131

Pengaruh Umur, Paritas, Efek Samping dan Dukungan Suami terhadap Kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2013

2 67 118

Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010

3 57 69

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 19

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 9

Case Processing Summary - HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016

0 1 16

B. Pengetahuan - Hubungan Karakteristik Ibu, Dukungan Suami, Budaya dan Kualitas Pelayanan KB dengan Pemakaian Kontrasepsi AKDR (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 46

Pengaruh Umur, Paritas, Efek Samping dan Dukungan Suami terhadap Kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2013

0 0 17

Pengaruh Umur, Paritas, Efek Samping dan Dukungan Suami terhadap Kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2013

0 0 38